Bab Tiga

9.4K 392 34
                                    

Aku revisi pelan-pelan ya kalo ditengah chapter kok beda nah itu aku revisi gak bisa sekaligus karena aku kerja jadi cuma ngambil waktu luang gitu
Maklum ya guys semoga kalian suka ya
Happy reading..
Enjoy......

Sometimes those who are always rude will feel strange if they are repaired

🐼🐼🐼

Dering keras jam weker yang mengalun memenuhi ruangan ditambah samar-samar sinar matahari yang menerobos melalui fentilasi udara itu akhirnya mampu membangunkan Seyla, kepalanya yang terasa sedikit berat itu disangganya sebentar sebelum akhirnya Seyla mengusap wajahnya kasar lalu menegakkan duduknya, otot-otot kakinya yang terasa kaku juga Seyla regangkan sebelum akhirnya kedua bola matanya menangkap jam weker.

"Hah kok kesiangan, padahal semalem gak masang alarm jam segini" kagetnya begitu mengetahui dirinya bangun kesiangan, bukan hal baru Seyla bangun siang bahkan sehari-hari Seyla juga bangun siang tapi masalahnya semalam sebelum tidur Seyla sudah mengatur alarm jam wekernya, apa benda itu sudah berdering sejak pagi? Seyla tak tau biasanya sengantuk-ngantuknya Seyla ia tak mungkin tak mendengar alarm jam wekernya.

Dengan gerakan cepat sedikit terburu-buru Seyla membersihkan tubuhnya, sepanjang mandi otaknya terus berputar mengingat apakah alarmnya tadi sempat berbunyi, dengan balutan handuk Seyla mengayunkan kakinya menuju lemari yang terletak di pojok ruangan dan kali ini Seyla dibuat kaget dengan isi lemarinya, pertanyaannya dimana baju-bajunya? Kenapa lemarinya nyaris kosong?masih dengan keterkejutannya Seyla mengambil pakaian santai bergegas memakainya lalu meninggalkan kamar, mungkin pembantunya tau dimana baju-bajunya.

"Bi" teriak Seyla menggema cukup keras.

Dari arah dapur Bi Inem, wanita paru baya itu berlari menghampiri Seyla "Iya Non"

"Bi, kemana ya baju-bajunya Seyla?gak ada, masa cuma sedikit banget gak mungkin kan ilang tiba-tiba, hari ini aneh banget lho alarm jam weker juga mencurigakan Bibi gak ubah alarm jam weker Sey kan?"selidik Seyla dengan gelombang di dahinya.

Bi Inem yang sedikit gelagapan hanya berani menundukkan kepala tak berani beradu pandang dengan Seyla "Itu... Non bajunya....ada..."

"Udah Daddy masukin koper"

Seyla membalikkan badannya ketika suara bass berwibawa itu didengar, dari arah tangga Miko berjalan santai dengan kunci mobil ditangannya.

Kerutan dahi kebingungan itu terlihat jelas diwajah Seyla "Kenapa di masukin koper Dad?emang mau pergi?"tanyanya, jujur saja Seyla lumayan curiga tapi ia juga tak bisa menyimpulkan kecurigaannya perihal apa.

"Iya kita pergi sekarang, cepetan ambil keperluan kamu kita berangkat sekarang"tegas Miko lalu berjalan kearah depan.

Masih dengan kecurigaannya dan terus berfikir positif Seyla kembali masuk ke kamarnya memasukkan alat makeup sederhana, peralatan mandi dan beberapa peralatan lainnya lantas semua itu dimasukkan kedalam tas kecil.

"Tapi aneh"ujar Seyla merenung sebentar lalu mengedikkan bahunya tak ingin terlalu memikirkan semuanya, mungkin ini hanya perasaanya saja yang terlalu over bisa jadi memang Miko ingin mengajaknya pergi mencari suasana baru.

Dengan senyuman merekah Seyla berlari kecil menyusul Miko yang sudah masuk kedalam mobil, untuk sesaat Seyla menatap rumahnya kembali masih merasakan kejanggalan.

"Daddy, kita pergi cuma berdua, liburankah?" tanyanya ketika mobil Miko mulai berjalan meninggalkan pekarangan rumah, aneh jika hanya liburan berdua tapi kopernya sebanyak itu tak mungkin Mia dan Seyna tak ikut serta.

Miko tak menoleh sedikitpun dirinya masih fokus kearah jalanan"Iya, Mommy kerja, Seyna kuliah"jawabnya tegas.

Sebenarnya sedikit kurang puas dengan jawaban Miko, harusnya jika liburan semuanya akan ambil libur dan pergi bersama bukan?tapi kali ini aneh dan Seyla benar-benar curiga apalagi koper dua besar berisi pakaiannya.

STELA ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang