Aku mau bilang ini aku revisi pelan-pelan ya kalo ada perubahan ditengah jalan maafin ya baca kalo udah selesai Revisi juga boleh terserah
Kalo ada kesalahan spasi aku juga bingung udah dibenerin gitu lagi soalnya
Jangan lupa nabung juga ya
Happy reading....***
"Kalo jalan pake kaki jangan hati ngerti?"
Seyla merasakan degupan jantungnya begitu cepat, saat itu juga Seyla menegakkan tubuhnya yang sempat dicekal Stevan, seperti hukuman disaat Seyla tak ingin berurusan dengan pemuda itu semuanya justru mendukung situasi apapun untuk mendekatkannya.
Seyla yang entah kesambet apa hingga mendaratkan tamparan lumayan keras kepipi Stevan, jujur saja Seyla sedikit bingung dengan kelakuannya tadi tapi tangannya gatal dan ingin menghadiahi tamparan untuk Stevan.
Merasa bersalah namun juga puas Seyla menormalkan kembali ekspresinya "Sorry gue refleks tadi, gue obati"tutur Seyla, sebenernya apa yang sedang dipikirkan otak Seyla pun empunya tak tau ia seolah melakukan tindakan yang sebenernya tak ingin dilakukannya meskipun hal itu sedikit memuaskannya.
"Gak" Stevan masih dengan tatapan permusuhan, seingatnya ia tak melakukan kesalahan justru dihadiahi tamparan keras dipipinya masih dengan tampang kesal Stevan melenggang sengaja menabrak bahu Seyla.
Seyla menghela nafas panjang mencoba bersabar tak ingin mempermasalahkan kedinginan seorang Stevan, mungkin manusia satu itu sudah ditakdirkan jadi manusia irit bicara "Gue ambilin minum dulu"ijin Seyla lalu meninggalkan ruang tamu.
Variz menyilangkan tangannya didepan dada dengan ekspresi kesalnya yang diperlihatkan pada Stevan"Stev harusnya tadi yang nyelametin Bebeb Seysey itu gue kan bisa meluk-meluk gitu bukan Lo, kan gue jadi badmood"celetuk Variz dengan nada dibuat-buatnya.
Stevan menolehkan kepalanya kearah Variz lalu melemparkan tatapan tajam bak pisau "Mau tampar?" tanya Stevan.
Variz menyengir takut "Namparnya ke Lo tapi pas sesi meluk-meluk gue"ceplos Variz seperti manusia tak berdosa.
"Mau?" ucap Stevan sembari mengangkat tangannya bersiap menghadiahi tamparan pada Variz.
Variz memperlihatkan deretan giginya "Bercanda, gitu banget tapi beneran juga boleh"
Plakk
"Aduhhh, kan bercanda"
"Mampus"seloroh Reynan puas.
"Kayak anak kecil Lo pada, udah diem gue ke atas dulu"
Sementara itu Seyla kini sibuk membuatkan minuman untuk Navriel dan temannya, sepanjang aksinya Seyla terus menggerutu tak henti-henti perkara Stevan barusan. Rasa kesalnya yang tadinya masih normal mendapatkan perlakuan dingin Stevan semakin membuat Seyla kesal, tamparan tadi sepertinya memang sangat pas.
"Non Sey, mau ngapain tumben ambil gelas banyak?" Seyla mengelus dadanya yang sempat terkejut dengan kehadiran Bi Tutik untung gelas yang sudah ditatanya diatas nampan tak jatuh.
Seyla tersenyum tipis "Itu Bi, buatin minum temennya El"
"Eh, kalo begitu biar Bibi yang buatin Non, Non Seyla baru pulangkan?ini biar Bibi yang beresin"
Seyla menggeleng keras "Biar Seyla aja, tadi Seyla pulang main Bi bukan pulang dari sekolah udah Bi Tutik urus yang lain aja ini biar Seyla yang beresin"ujar Seyla keuhkeuh.
"Yaudah, tapi Non Seyla bisa?"
"Bisa cuma buat minum kan?ada sirup gak?atau mau teh aja?"tanya Seyla.
KAMU SEDANG MEMBACA
STELA ✓
Teen FictionCover by kdk_pingetania PROSES REVISI Part lengkap #Best Rank 7 in Romanc #Best Rank 15 in Pertemuan #Best Rank 12 in Pertemuan #Best Rank 6 in Kebencian 'Ketika sebuah rasa yang kecewa' Seyla Almahera Jovita Hazel yang lebih sering dipanggil Seyla...