Aku ingetin lagi ini aku revisi pelan-pelan jadi kalo dichapter ini belum selesai dan kalian baca nemu kejanggalan mohon maklum ya
Kalo ada kendal
Happy reading...***
Seyla memang tadinya ke kamar mandi hanya ingin memperbaiki rambutnya, tapi sekarang tujuannya sudah lain, melihat Seyna yang tertawa ceria seperti tadi membuat hati kecilnya sedikit terluka, bukan berarti Seyla tak ingin Seyna bahagia dirinya hanya mempertanyakan sikap orang tuanya yang sangat berbeda. Jelas saja Seyna sebahagia tadi dirinya suka tapi ada sedikit iri hati yang membuat
"Kak Ana aja diijinin pergi ke mall, Sey dulu ijin gak boleh dan berakhir pergi sendiri tanpa ijin Mommy Daddy, jujur Seyla juga pengen kayak Kak Ana, disayang diperhatiin"gumam Seyla merasa sangat iri dengan perlakuan yang diterima Seyna, bukan salah Kakaknya Seyla bahkan tak pernah menaruh kebencian pada sang Kakak hanya orang tuanya yang membuat Seyla semakin merasa tak berguna seperti ini.
Usapan kasar itu Seyla lakukan, sekalipun menangis tak mampu merubah apapun, hukuman Miko juga tak mungkin dicabut begitu saja. Dadanya yang begitu sesak itu Seyla pukul beberapa kali sebelum Seyla membasuh wajahnya dengan air.
Melanjutkan tujuan awal Seyla memperbaiki tata letak rambutnya dicermin, matanya yang sedikit sembab ditepuk-tepuk pelan lalu ia mengaplikasikan lip tint berwarna nude kebibirnya yang terlihat sedikit pucat.
Setelah selesai dengan urusannya Seyla menghela nafas panjang lalu menarik kedua ujung bibirnya membentuk senyuman yang memang setengah dipaksakan, kakinya yang putih bersih diayunkan meninggalkan toilet dan menghampiri sahabatnya yang sudah bergabung dengan Stevan dan teman-temannya, ada perasaan tak nyaman tapi Seyla tetep mengikuti sahabatnya yang ingin bergabung bersama.
"Lama lo Sey"tegur Zeevera.
Seyla tersenyum tipis "Sorry, tadi toiletnya antre"jawabnya berbohong, memang lebih baik berbohong demi kebaikan daripada memberitahu perasaannya
"Ayo kita ke zona bermain gimana?"saran Amanda yang terdengar begitu senang.
Seyla menarik tangan kiri Navriel "Gue gak bisa ikut kalian ya, El ayo pulang"ajak Seyla menarik-narik tangan Navriel sementara pemuda itu mengulas senyuman manis dan diakhiri anggukan setuju.
Amanda, Zeevera dan Nuella mengernyitkan dahinya bingung kemudian Amanda mendekati Seyla dengan tatapan curiganya.
"Kok ngajak Navriel?gue bisa anter Lo pulang kalo emang gak mau main, rumah kita kan searah Seyla ngapain ngajak Navriel, gue anter aja"sela Amanda sedikit cerewet.
Seyla tersenyum tipis lalu mengeratkan cekalannya ditangan Navriel "Gue tinggal di rumah Navriel"
"Hah?, sebentar ini aneh banget lho, kok bisa tinggal bareng Navriel? Lo gak lagi halu kan?rumah Lo kurang gede apa gimana sampai tinggal di rumah Navriel?harus bicara sih kita"Amanda memaksa cekalan tangan Seyla terlepas dari lengan Navriel lalu menariknya menjauh.
Seyla pasrah saat dirinya dipaksa duduk disalah satu kursi sementara ketiga sahabatnya menyorotkan pandangan penuh intimidasi, seakan-akan mereka tengah menghakimi Seyla.
"Sey sebenernya ada apa?Lo kenapa tinggal di rumah Navriel?atau Lo cuma pengen dianter Navriel atau kenapa?Lo beneran aneh lho kalo ada masalah cerita aja gak usah diam-diam kayak gitu"cercah Amanda tegas.
KAMU SEDANG MEMBACA
STELA ✓
Novela JuvenilCover by kdk_pingetania PROSES REVISI Part lengkap #Best Rank 7 in Romanc #Best Rank 15 in Pertemuan #Best Rank 12 in Pertemuan #Best Rank 6 in Kebencian 'Ketika sebuah rasa yang kecewa' Seyla Almahera Jovita Hazel yang lebih sering dipanggil Seyla...