Playing now || Be there for you - NCT Dream
Sekali-kali spam komentar guys aku kena spam vote pengen komentar juga biar seneng gitu
Sebelum baca part ini minum dulu siapin cemilan biar ada temennya bawa tisu juga boleh kalo butuh
Dengerin lagunya pas baca ini biar lebih dapet rasanya ya
Jangan lupa nabung
Happy reading......
Enjoy.......When distance can change everything, and lies can erase our story. Always happy :(
🦛🦛🦛
Pemuda dengan lengan penuh tato itu menghela nafas panjang kemudian menyodorkan satu gelas vodka kearah pelanggannya, jujur saja dirinya sudah enggan memberi setelah melihat kondisi orang didepannya ini "Lo salah Stev kalo larinya ke club' kayak gini, gak seharusnya Lo siksa diri Lo kayak gini, udah seminggu Lo bolak balik kesini, gue masih baik dengan ngingetin Lo sebelum semuanya terlambat"tegurnya hati-hati.
Satu gelas vodka itu Stevan teguk kasar, tubuhnya yang sudah tak sepenuhnya sadar itu melirik bartender didepannya dengan malas "Gue baik-baik aja Bang, disini gue gak stress"jawab Stevan lirih, kepalanya terasa begitu berat begitupula dengan matanya yang mulai enggan terbuka, Stevan tak ingin mabuk berat hanya ingin menghilangkan beban pikirannya tapi rasanya berhenti minum saat ini bukan keputusan yang baik, memori buruk itu masih memenuhi pikiran Stevan, sangat jelas bahkan tak pergi sama sekali.
Beni sang bartender tersebut menggelengkan kepalanya heran "Bukan sini tempatnya kalo buat ngilangin stress, kalo Lo emang gak mau sama ucapan bokap Lo tolak aja, gak perlu ngelakuin hal konyol seperti ini Stev"
Stevan menyunggingkan senyuman tipisnya, terdengar sangat mudah bukan ucapan tersebut? semenjak acara party dirumahnya itu Stevan memang dipaksa bertunangan, jika bisa menolak Stevan akan menolaknya malam itu juga tapi masalahnya tidak sesimpel itu, keputusannya menjadi titik bertahan keluarganya "Sama sekali gak simpel Bang"
"Kenapa? harusnya Lo bisa lakuin itu, jangan mau kalo dipaksa"
"Keputusan gue jadi harapan keluarga gue buat hidup Bang, sama sekali gak simpel"jawab Stevan menyodorkan gelas vodkanya meminta bartender itu menuangkannya lagi.
Beni menghela nafas berat "Gak ada solusi lain selain bertunangan?"tanyanya yang dibalas gelengan kepala oleh Stevan.
Meskipun Beni tak tau sejelas apa masalah Stevan tapi menurutnya masalah Stevan memang sangat berat, pelanggannya yang ditemui selama seminggu ini membuat Beni ikut prihatin "Itu foto cewek Lo?"
Stevan melirik layar ponselnya lalu tersenyum tipis melihat wajah Seyla disana.
"Hm, cewek gue, tapi gue udah sakitin dia"Stevan kembali tersenyum getir melihat foto Seyla itu, Stevan ingin berbagi cerita, mengusap kepalanya atau sekedar mendengarkan kecerewetan Seyla, tapi tidak bisa dilakukan Stevan.
"Lo jangan sampai kebanyakan minum"peringat Beni lagi setelah satu gelas vodkanya diteguk Stevan kasar.
Dretttt dretttt
Stevan melirik layar ponselnya saat nama Ayahnya itu tertera jelas disana, tanpa pikir panjang Stevan langsung memutus sepihak sambungan telefon tersebut kemudian bangkit dari duduknya.
"Thanks Bang, gue balik"
"Bisa pulang?"
Stevan hanya mengangguk lemah kemudian meraih jaket hitamnya meninggalkan club' dengan langkah sempoyongan, sesekali Stevan juga harus memukul kepalanya yang terus terlintas moments singkat dengan Seyla, sebelumnya Stevan tak pernah membayangkan hal ini terjadi disaat dirinya baru pertama kali merasa nyaman dengan seseorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
STELA ✓
Teen FictionCover by kdk_pingetania PROSES REVISI Part lengkap #Best Rank 7 in Romanc #Best Rank 15 in Pertemuan #Best Rank 12 in Pertemuan #Best Rank 6 in Kebencian 'Ketika sebuah rasa yang kecewa' Seyla Almahera Jovita Hazel yang lebih sering dipanggil Seyla...