Bab Tiga puluh tujuh

5.5K 195 13
                                    

Aku gak mau ingetin lagi harus inget sendiri ya
Kalo kalian masih liat typo langsung bilang aja ya
Harap tenang sebelum lanjut baca gak boleh emosian
Klik bintangnya dulu
Happy reading.....
Enjoy....

Langit tak selamanya akan turun hujan, ada kalanya matahari lebih menang dan bikin kehidupan yang baru. Mungkin pergi memang terasa begitu sulit tapi bukan sedih berkepanjangan solusinya

🍂🍂🍂

"Begini Pak, Bu, operasi malam hari ini berjalan dengan lancar----"

Mia dan Miko spontan menghela nafas lega setelah mendengarkan ucapan dokter tersebut.

"Tapi---"

"Tapi kenapa Dok?"cetus Mia cepat begitu indranya berhasil menangkap ekspresi wajah yang berubah dari sang dokter.

"Tapi Seyna tidak bisa bertahan"

"Haaaaaa"teriak Mia histeris yang berhasil membangunkan Seyla yang tertidur belum lama itu "Gak mungkin, dokter lagi bercanda kan? Seyna baik-baik saja kan?dokter saya bisa bayar berapapun asalkan Seyna sembuh, dokter jangan bercanda, katanya oprasinya lancar, Daddy Seyna"

"Dokter jangan bercanda Dok, anak saya sehat kan? oprasinya berjalan lancar itu artinya anak saya baik-baik saja kan?"sela Miko yang kini sudah memeluk Mia yang masih menangis histeris, Miko sendiri masih sangat terkejut berat kakinya terasa begitu lemas tak bertenaga sama sekali.

Dokter tersebut mengusap bahu Miko lembut "Operasinya memang berjalan dengan lancar tapi nyawa Seyna tidak bisa diselamatkan, yang sabar ya Pak"

"Daddy, Mommy, Kak Ana kenapa?" Celetuk Seyla yang masih kebingungan setelah terbangun akibat teriakan keras Mia, otaknya perlahan mulai mencerna kata demi kata yang orang tuanya bicarakan dengan dokter.

Mia mengurai pelukannya dengan Miko lalu berhambur kedalam pelukan putri kecilnya, dadanya masih terasa sangat sesak dan otaknya sekarang terasa sangat penuh sampai-sampai Mia tak bisa berpikir apapun "Jangan tinggalin Mommy ya sayang"

Seyla menggelengkan kepalanya cepat, dirinya yang semula masih dengan keadaan nyawa belum terkumpul semua itu kini menangis histeris begitu tau maksud ucapan orang tuanya dan juga dokter "Kak Ana gak boleh pergi Mommy, Sey udah maafin Kak Ana tapi kenapa ninggalin Seyla kayak gini, Seyla mau ketemu sama Kak Ana"tutur Seyla dalam dekapan Mia, ngantuknya yang begitu berat itu harus dikagetkan dengan berita yang sama sekali tak Seyla harapan, ketakutan yang Seyla rasakan benar-benar terjadi, dan omongan Stevan tadi salah semuanya tak baik-baik saja.

Miko mengusap wajahnya yang ikutan basah, tangannya terulur mengusap istri dan anaknya yang masih sesenggukan sebelum akhirnya Miko kembali menatap dokter "Tolong dimandikan sekarang Dok jenasahnya, mau langsung saya bawa pulang"

"Baik"

Miko menarik Mia untuk berdiri lalu mengusap wajah istrinya yang basah "Udah kita ikhlasin Seyna pelan-pelan, kamu gak perlu khawatir dia kesakitan sekarang. Mas urus semuanya dulu kamu jagain Seyla ya"pesan Miko yang mendapat anggukan kecil dari Mia, ini bukan sebuah keinginan yang Mia inginkan disaat dirinya berhayal setidaknya memiliki satu kesempatan untuk menghabiskan waktu bersama dalam suasana yang jauh lebih hangat tapi malam ini semuanya musnah.

"Iya, Mas kabarin Bi Inem sama Mama Papa kalo Seyna.... meninggal"

Miko kembali memeluk istrinya lalu mengusap air mata itu "Iya Mas nanti kabarin, kamu jagain Seyla dulu ya"

STELA ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang