Bab Tiga puluh dua

5.4K 204 7
                                    

Ngaret lagi updatenya gak tau kenapa chapter akhir-akhir panjang banget mungkin karena udah mau tamat terus konflik keluar panjang jadinya
Aku yakin hanya typo komentar aja kalo nemu aku malah seneng lho
Jangan lupa nabung ya guys kayaknya aku berubah pikiran, NANTI PART SELANJUTNYA GAK AKU UPLOAD GUYS, BAKAL AKU SELESAIIN VERSI WP SAMA CETAK DULU KALO UDAH BAKAL AKU UPLOAD TAPI MUNGKIN CUMA BEBERAPA HARI DAN UNTUK ENDINGNYA BAKAL AKU UPLOAD DALAM SEHARI, JADI KALIAN YANG KETINGGALAN YA BYE-BYE ENDING
IKUTIN AKUN KU WP BAKAL AKU UMUMIN KALO UDAH READY AKU UPLOAD PART SELANJUTNYA SAMPAI ENDING OKE?JANGAN LUPA FOLLOW YAA
Kasih bintang dulu ya
Happy reading.....
Enjoy.....

***

Bahagia pasti ada waktunya, tinggal sabar jalanin apa adanya aja, tuhan itu ada gak lagi tidur

🍁🍁🍁

Aaaaaaaaaaaaaaaaa

Suara teriakan seseorang yang Stevan kenal dan juga benturan cukup keras itu membuat Stevan bangkit dari tempatnya dan berlari kencang menghampiri Seyla ke toilet, tapi begitu dirinya melihat jalan, tubuhnya seketika melemas tak bertenaga, aroma darah segar itu bisa Stevan cium. Jantungnya yang terpacu dengan cepat itu semakin membuat Stevan saat melihat tubuh Seyla terkulai lemas ditengah jalan.

Stevan meletakkan kepala Seyla dipahanya tak peduli dengan darah yang mengotori sragam sekolahnya, tangannya menepuk-nepuk pipi Seyla yang bercampur darah berharap gadis itu bisa membuka mata dan tak membuat Stevan sekhawatir ini. Stevan menolehkan kepalanya bermaksud meminta bantuan tapi nihil tak ada satu orangpun, memang mobil sialan yang kabur tak bertanggungjawab.

"Kalo kayak gini gue gak ijinin Lo ke toilet"gumam Stevan sedih lalu menggendong Seyla menuju mobilnya lalu berlari kearah buku-buku dan juga peralatannya mengambilnya kasar kemudian memasukkan kedalam mobilnya asal-asalan, tubuhnya yang masih gemetaran itu berusaha menjalankan mobilnya dengan tenang menuju rumah sakit.

Stevan menggenggam erat tangan Seyla yang sudah mulai memucat "Ke rumah sakit Sey, yang kuat"ujarnya sesekali menatap kekasihnya yang sudah berlumuran darah, Stevan jika tau akan terjadi hal seperti ini tadi tak menuruti Seyla untuk belajar ke danau tak akan mengijinkan Seyla ke toilet sendirian mungkin kejadian seperti ini tak akan terjadi, ditambah lagi terjadi di danau sepi sialnya Stevan tak dapat mengingat plat mobil sialan itu.

Sesampainya di rumah sakit Stevan langsung meminta pertolongan dan membawa Seyla untuk cepat ditangani, perasaan cemas takut dan sebagainya itu bercampur aduk apalagi melihat tubuh kekasihnya yang sudah bersimpah darah seperti ini.

"Mas tunggu diluar ya, pasien akan kami tangani"

"Kasih yang terbaik buat pacar saya Dok" setelah mendapat anggukan Stevan menghempaskan bokongnya dikursi besi, tangannya meremas-remas cemas lalu mengeluarkan ponselnya yang disimpan di saku celananya mencari kontak Navriel untuk dihubungi, karena hanya ada kontak pemuda itu yang bisa Stevan andalkan untuk memberitahu orang tua Seyla.

"El"

"...."

"Rumah sakit sekarang"

"...."

"Seyla kecelakaan"

"...."

"...."

"Gue share loc"

Rasanya semua otot, urat dan yang lainnya melemas, Stevan menyandarkan kepalanya kearah punggung kursi, rasa bersalah itu seketika mendominasi tubuh Stevan sifat ambisius, tawa bahkan kecerewetan gadis itu masih bisa Stevan dengarkan beberapa menit yang lalu sekarang empunya sudah tak sadarkan diri.

STELA ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang