Bab Tiga puluh empat

5.5K 202 19
                                    

Udah nunggu lama ya?
Maaf guys revisinya juga lama apalagi versi cetak sama WP beda banget jadi harus super ribet ngerjainnya
Oh iya yang ada saudara atau temen yang belum baca atau mau baca suruh cepetan sebelum di UNPUBLISH
Inget chapter ending cuma satu hari aja lho harus cepet kan bacanya
Klik bintangnya dulu buat dukung aku
Happy reading.....
Enjoy....

***

Sepulangnya yang lain, Seyla meminta Stevan untuk membawanya ke taman rumah sakit, sudah hampir dua jam lamanya Seyla tak cerewet, otaknya masih memikirkan tentang Kakaknya yang begitu tega melakukan hal ini padanya, Seyla pikir Seyna akan menjadi anggota keluarga terdekat Seyla tapi ternyata salah. Mungkin jika Nuella tak akan sebeban ini tapi masalahnya Seyna Kakak kandungnya sendiri bukan orang asing.

"Stev"

Stevan mengusap punggung tangan kanan Seyla sembari mendongakkan kepalanya "Ada apa?"

"Mommy bilang operasi Kak Ana sebentar lagi, tapi hari ini gue marah banget Stev, gue kesel banget kenapa Lo baru kasih tau gue sekarang?"ujarnya masih tersirat nada kemarahannya.

Bukannya tak ingin langsung mengatakan Stevan hanya ingin mencari waktu yang tepat, sebenarnya ini juga bukan waktu yang tepat tapi keadaan yang membuat Stevan harus mengatakan sekarang "Gue cuma gak mau tryout Lo terganggu gara-gara ini, sorry"

"Kenapa harus Kak Ana Stev?gue pikir Kak Ana orang yang paling baik buat gue, Kakak Ana selalu ada buat gue kenapa harus dia? Dan kenapa harus Lo yang disukai"tutur Seyla menundukkan kepalanya dalam-dalam, helaan nafas panjang itu Seyla lakukan berulang kali.

Seyla menatap Stevan lebih dalam membiarkan kedua manik matanya beradu serius "Lo mau gak sama Kak Ana?gue gak mau berantem sama saudara gue sendiri, Kak Ana suka sama Lo"cicit Seyla dengan nada rendangnya.

Stevan menggelengkan kepalanya kuat lalu mempererat cekalan tangannya dengan Seyla "Gue gak mau, lagian gue sukanya sama Lo bukan sama Kakak Lo, gue gak mau Lo pake acara mikir yang aneh-aneh, gue bakal tetep pertahanin hubungan ini, Lo cinta pertama gue, jangan kasih kesan buruk"

Seyla mengulurkan tangan kanannya lalu mengusap pelan rahang Stevan yang menegang "Iya, siapa suruh Lo tebar pesona, pada suka kan"

"Gue gak pernah tebar pesona emang udah ganteng dari sana"

Seyla terkekeh pelan namun menganggukkan kepalanya setuju "Bawa gue ke kamar Kak Ana ya, gue pengen ketemu dia sebentar"

Tatapan bingung itu Stevan layangkan "Mau ngapain?"

"Mau tanya langsung, ayo anterin gue"

Emosi yang sempat ditekan dalam-dalam itu kini kembali membumbung tinggi, rasa kesalnya itu semakin menjadi-jadi saat ini padahal Seyla tak ingin melakukan hal aneh tapi jika diingat-ingat kelakuan Kakaknya memang keterlaluan.

Sesampainya di ruang rawat Seyna, Seyla menghela nafas panjang lalu menoleh kebelakang pada Stevan yang masih membantunya itu "Lo tunggu diluar aja ya, ini masalah keluarga gue. Gue takut Lo malah gak nyaman"

"Lo yakin?"

Anggukan kepala beberapa kali itu Seyla lakukan "Iya gue yakin, dorongin masuk aja" pinta Seyla yang dituruti Stevan, kehadiran Seyla yang tak terduga itu membuat seisi ruangan itu kaget termasuk Seyna yang masih duduk dibrankarnya dengan ekspresi datar dan wajah pucat pasinya.

STELA ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang