Bab Tiga puluh

6.1K 226 10
                                        

Chapter ini panjang banget ya?
Maaf guys aku revisinya lama banget mana engap juga bacanya kalian gitu juga gak?
Ini part terpanjang sejauh ini guys semoga kalian kuat gak muntah ditengah jalan ya
WAJIB BACA SAMPAI AKHIR ADA KEJUTAN BANYAK PART TERPANJANG!!!!!!
Klik bintangnya dulu sebelum lanjut
Happy reading....
Enjoyyyy......

***

Seyla tersenyum kikuk merasa ada kejanggalan besar, kepalanya juga berfikir keras menerka apa yang hendak Stevan ucapkan, padahal Stevan ngomong sudah sering tapi kali ini Seyla benar-benar merasa ada sesuatu yang serius sepertinya, apa memang benar?

Senyuman canggung itu Seyla perlihatkan "Mau ngomong apa?"

"Emm Lo mau gak ya, kalo belajarnya di cafe Tante gue aja?gak jauh dari sini kok"tutur Stevan yang membuat tubuh Seyla mematung, Seyla pikir Stevan akan mengatakan sesuatu yang serius mungkin atau hal lain begitu tapi dugaannya salah.

"Lo cuma mau ngomong itu?"perjelas Seyla bermaksud memastikan jika Stevan memang hanya menanyakan hal tersebut.

Anggukan kepala itu dilakukan Stevan beberapa kali "Iya Lo keberatan?"

"Enggak sama sekali, yaudah kita ke cafe Tante Lo itu"meskipun Seyla sedikit kurang puas dengan ucapan Stevan yang dipikirnya serius tapi Seyla tetap menyetujui omongan pemuda itu, kali ini dirinya hanya perlu fokus belajar bukan memikirkan hal yang aneh-aneh.

Menatap Seyla sebentar lalu Stevan mengangguk dan melajukan mobilnya meninggalkan pekarangan taman yang sudah sepi, jarak cafe milik Tantenya memang tak jauh dari taman hanya sekitar dua ratus meter saja dan jika dilalui dengan mobil memang tak memakan waktu begitu lama.

Hoodie yang berada di jok belakang itu Stevan ambil lalu diserahkan pada Seyla "Pake biar lebih anget"ujarnya, sebenarnya bukan itu tujuan utama Stevan meminta Seyla menggunakan Hoodienya tapi karena melihat segerombolan laki-laki yang mengobrol dicafe milik Tantenya, Stevan hanya tak menginginkan sesuatu yang tak diinginkan akan terjadi.

"Thanks"kesalahan Seyla sebenarnya memakai pakaian sependek ini, tapi jujur saja Seyla sebenarnya tau maksud Stevan tersebut dan cukup bisa untuk diacungi jempol atas tindakannya itu.

Stevan yang cukup tau tingkah-tingkah Seyla yang kurang nyaman itu mengulurkan tangannya kemudian menggenggam tangan Seyla erat lalu melanjutkan langkahnya lagi, awalnya Seyla memang menolak dengan tindakannya itu tapi sepertinya Seyla cukup tau maksud dari kelakuan Stevan.

Menuruti ucapan Stevan untuk duduk dimeja paling pojok Seyla berjalan patuh menuju meja tersebut sementara Stevan memesan makanan, cafe yang tak begitu besar itu Seyla lihat-lihat kemudian ia membuka buku fisika dan beberapa buku pelajaran lainnya, tak mungkin kan Seyla hanya minta bantuan mengerjakan ulangan kemarin dirinya sudah menyiapkan diri untuk meningkatkan kapasitas otaknya sebelum nantinya berperang dengan tryout.

"Gimana?"tanya Stevan saat pemuda itu sudah kembali ke mejanya.

Dengan ekspresi tak berdosa Seyla membuka buku fiksiknya lalu memperlihatkan sepuluh soal ulangan yang sudah disalinnya "Bantuin ngerjain ulangan fisika, gue gak paham sama sekali ini susah banget bantuin gue ya, Lo bisa kan fisika?"

"Bisa" Seyla bersorak pelan saat mendengar jawaban Stevan lalu mulai meminta pemuda itu menjelaskan lebih detail cara dan juga pengerjaan yang paling cepat dan bisa dipahaminya.

Selembar kertas itu Stevan coret-coret menjelaskan sepelan dan sedetail mungkin agar Seyla lebih paham dengan pembahasannya yang sedikit berbeda dari guru-guru "Gimana?lebih gampang pake cara gue kan?"

STELA ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang