Bab Dua puluh dua

6.1K 232 16
                                    

Aku usahain cepet upload kalo ngaret yaudah ya guys
Soalnya aku juga ngetik cerita lain jadi emang gak cuma revisi lelah banget sebenernya upload satu ngerasa kurang sibuk giliran ada kerjaan lain ngerasa paling sibuk maklum ya🥲
Kalo ada kesalahan spasi maaf
Klik bintangnya dulu
Happy reading...

***

"Hobi ngilang ya sekarang"

"Stev"

Seyla mengatupkan mulutnya lalu mengunyah pelan sosis bakar tersebut, tatapannya seperti orang kebingungan dan Seyla sebenernya memang bingung karena Stevan tiba-tiba dihadapannya, bagaimana pemuda itu bisa bertemu dengannya? padahal ini tempat yang luas. Masih dengan keterkejutannya Seyla menyengir lebar mencoba menyairkan suasana.

"Mau sosis?"pertanyaan bodoh itu tiba-tiba keluar dari mulut Seyla serta tangannya yang masih memegang satu tusuk sosis diarahkan pada Stevan.

Stevan menelan selivanya berusaha sabar menghadapi Seyla, setelah uring-uringan bingung mencari kemana gadis itu ternyata sedang asik menikmati sosis bakar memang luar biasa sekali "Ngapain kabur?"

Seyla menghabiskan kunyahannya lalu tersenyum tipis dan berjalan pelan berniat meninggalkan Stevan tanpa harus ditanyai macam-macam tapi baru langkah kedua pergelangan tangannya ditarik Stevan membuat manik matanya kembali beradu cukup lama.

"Ngapain kabur?"

Seyla menyentaknya tangannya dari genggaman tangan Stevan lalu menetralkan nafasnya agar tak terlihat mencurigakan "Gak papa, gue pengen jalan-jalan"

"Gak ada orang jalan-jalan sejauh ini, Lo beneran jalan dari rumah sakit?ini hampir 3 kilo Lo beneran jalan kaki?"omel Stevan yang entah kenapa terdengar sedikit khawatir.

Seyla menoleh kebelakang baru sadar jika ia memang berjalan sejauh itu "Iya, biar sehat. Gue sekarang udah sehat gak perlu rumah sakit"

"Tapi gak perlu kabur juga kan bisa?"

Seyla menunjuk plakat lumayan besar "Gue mau ke panti, Lo sekarang pulang dan gak perlu urusin gue lagi, btw makasih mau gue repotin nanti masalah tugas kelompok Lo kabarin gue lagi aja" jawab Seyla lalu berjalan menuju panti yang biasa dikunjunginya, sebenernya tindakannya tadi benar apa salah? menurut Seyla sudah benar dirinya hanya ingin menghilangkan memori yang tak ingin diingatnya saja.

Stevan menghela nafas panjang lalu berjalan cepat menyusul Seyla kemudian memboyong gadis itu untuk masuk kedalam mobilnya.

"Gue gak mau pulang, turunin gue. Stev gue lagi gak enak moodnya jangan bikin gue marah sama Lo, rese banget sih"Seyla menarik sragam Stevan yang dibalut jaket dengan keras berusaha melepaskan diri dari gendongan pria itu tapi apa boleh buat tenaga Seyla tak sekuat itu untuk lepas apalagi dikondisi tubuhnya yang kurang fit.

Stevan mendudukkan Seyla dibangku depan lalu memasangkan sabuk pengaman "Ke panti asuhan"ujar Stevan kemudian menutup pintu kencang dan berjalan menuju kursi kemudinya lalu melajukan mobilnya kearah panti yang tak jauh dari tempatnya itu.

Seyla menghela nafas lega lalu menolehkan tatapannya kearah Stevan "Gue bisa sendiri deket ngapain naik mobil?Lo juga ngapain ikut ke panti, bakal gak seru disana bukan circle Lo banget"

Stevan tak langsung menjawab ucapan Seyla dan milih memarkirkan mobilnya dihalaman yang tak begitu luas namun juga tak begitu sempit "Pengen ngikutin Lo"

"Oh sekarang Lo jadi tukang nguntit, terserah Lo saran gue sih balik ke rumah" setelah ucapan itu Seyla turun dari mobil Stevan lalu merentangkan tangan menyambut anak-anak panti yang terlihat sangat senang.

STELA ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang