Bab Dua puluh tiga

6.2K 225 4
                                    

Aku mau ingetin lagi kalo ini direvisi pelan-pelan gak bisa langsung gitu
Selesai langsung aku upload tenang aja ya
Mau ingetin juga jangan lupa nabung ya guys biar bisa peluk Stela 1
Happy reading...

Bukan lagi tentang kecewa tapi tentang ikhlas menerima kenyataan

♨♨♨

Seyla yang asik bermain dengan pikirannya sendiri itu terlonjak kaget begitu rambutnya dibelai dari belakang, kedua sudut bibir itu ditarik Seyla saat mengetahui Lina lah pelakunya. Seyla membenarkan duduknya memposisikan dirinya lebih nyaman menghadap Lina, sejak semalam Lina memperlakukan Seyla dua kali lipat lebih perhatian dari biasanya semenjak tau badannya yang tak begitu sehat.

"Ada apa Bun?"

"Bunda cuma mau ngajak makan ayo makan bareng"

Seyla menganggukkan kepalanya beberapa kali"Iya Bun, tapi Seyla mau ke apotek dulu beli salep buat luka bakarnya Rangga, harusnya Seyla lebih tegas semalam mungkin gak bekal kejadian kayak gini"

Lina mengusap lengan Seyla sembari memberikan senyuman tipis "Gak papa lagian emang kecelakaan semalam, yaudah kalo mau ke apotek dulu, hati-hati ya tapi"

"Iya, Seyla cuma sebentar kok gak lama"Seyla mencium punggung tangan Lina lalu meninggalkan kamarnya, kejadian yang semalam tak diharapakan tapi tetap terjadi mau gimana lagi, tidak dituruti Seyla yang bingung, dituruti kejadiannya jadi kayak gini walaupun lukanya memang kecil yang namanya anak-anak pasti menangis kan.

Seyla menghentikan langkahnya saat namanya diserukan dari arah belakang, dirinya berjongkok begitu mendapati anak panti dengan rambut sebahu berlari-lari kearahnya.

"Lho kenapa Lisa, kok lari-lari nanti jatuh lho"

"Kak Hera mau kemana?Lislis boleh ikut?" tanya Lisa mengembungkan kedua pipinya serta memamerkan puppy eyes imutnya.

"Kakak mau ke apotik beli obat dulu,emang Lisa mau ikut?" sontak anggukan cepat dari gadis kecil tersebut membuat Seyla tertawa pelan lalu menyetujui.

"Yaudah kalo mau ikut, sini Kak Hera gendong"

"Lislis jalan sendiri aja udah gede"

"Yaudah, ayo kita berangkat sekarang"ajak Seyla seraya menuntun Lisa menunggu kendaraan.

Seyla menaiki taksi untuk mengantarkannya ke apotek sebenarnya apotek tak terlalu jauh mungkin hanya sekitar 2 kilo meter tapi rasanya sekarang jarak segitu memang sangat jauh padahal jika diingat-ingat Seyla bisa pergi dari rumah sakit ke panti dengan jarak 3 kilo dan dilewatinya dengan jalan kaki juga tak memakai kendaraan apapun, tapi yasudahlah moodnya kali ini memang kurang bagus.

Seyla menuntun Lisa kearah apotek begitu mereka turun dari taksi, Seyla mengangkat gadis kecil tersebut untuk duduk dikursi serta mengintruksi gadis itu untuk berdiam tak banyak bergerak "Mbak saya minta salep buat luka bakar ada?"

"Ada Mbak"

"Yaudah itu satu ya"ujar Seyla yang langsung dipatuhi penjualnya, Seyla mengusap lembut rambut Lisa gemas sendiri, wajah tanpa beban dan senyuman cerah itu tak bisa dipungkiri mampu membuat Seyla merasa lebih nyaman.

Kantung plastik berisi salep itu Seyla terima lalu dirinya menuntun Lisa kembali sebelum atensi bocah kecil itu ditujukan pada pedagang bando tak jauh dari tempatnya berdiri.

STELA ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang