20. Masa lalu

22 6 2
                                    

"Nazwa....."

"Ada yang manggil nama lo naz." ucap lifia.

Nazwa membalikkan tubuhnya  melirih pandangan ke kanan dan ke kiri untuk mencari sumber suara yang memanggil namanya tadi. Ternyata suara itu,adalah seorang laki-laki yang ia kenal. Siapa lagi kalo bukan ARDI SAPUTRA, laki-laki yang sedang berusaha mengambil hatinya.

Ardi mempercepat langkahnya.

"Ada apa ardi?" tanya nazwa.

"Gu..gua..mau ngomong sesuatu sama lo." ucap ardi terbata-bata karena lelah mengejar nazwa dari lantai atas menuju lorong sekolah.

"Eh ada titisan buaya disini!" ucap lifia.

"Eh ada emak lampir juga disini." ucap ardi.

"Kalian saling kenal?" tanya nazwa.

"Kenal." ucap lifia dan ardi bersamaan.

"Diem lo!" ucap ardi kepada lifia.

Suasana menjadi hening,hanya hembusan angin di antara mereka bertiga.

Ardi berniat akan pergi,ia sama sekali tidak ingin berlama-lama dekat dengan mantan terINDAH eh maaf maksud gua,mantan terRESE baginya. Siapa lagi kalo bukan lifia,mantan ter rese dan tergalak yang pernah ia kenal.

"Emm...nazwa gua balik duluan yaa,lain kali aja gua ngomongnya." ucap ardi

Ardi pun langsung berlari dan pergi meninggalkan kedua gadis itu.

"Iih dasar titisan buaya!" ucap lifia.

"Ayo kita pulang,nanti keburu sore." ajak lifia.

Mereka berdua pun melanjutkan perjalanan pulang ke rumah.

"Lifia,nazwa mau nanya boleh?" tanya nazwa.

"Apa?"

"Lifia kenal ardi dari mana?,sejak kapan?,bagaimana awal pertemuan kalian?" tanya nazwa.

"Hahah,buat apa sih lo nanya-nanya si ardi ke gua?." ucap lifia dengan kesal.

"Lifia! Nazwa seriusan. Jawabnya serius dong." ucap nazwa.

"Harus banget nih gua jawab?" tanya lifia dengan wajah kesalnya.

Nazwa menghentikan langkahnya dan menatap tajam wajah lifia.

"Harus!" ucap nazwa dengan memajukkan beberapa cm bibir bagian bawah.

Lifia hanya bisa menghelai nafas beberapa kali.

"Gua kenal dia pas kelas 10." jawab singkat lifia.

Setelah menjawab pertanyaan nazwa lifia pun melanjutkan langkahnya.

"Terus?" tanya nazwa

Nazwa pun segera melanjutkan langkahnya dan mengejar langkah lifia yang sudah berada di depannya.

"Gue kenal dia pas lagi jam istirahat,waktu dia lagi maen basket. Awalnya ketemu dia sih,menurut gua dia ganteng,cool,care,pokonyaa banyak cewe yang suka sama dia." jelas lifia.

"Pas gua lagi liatin dia maen bola,dia gak sengaja ngelempar bola basket kena kepala gua,udah gitu gua pingsan dia bawa gua ke UKS, anaknya baik sih. Tapi dasar cowo buaya,awal ketemu aja udah bikin apes!. Dari kejadian itu gua makin suka sama ardi,dan ada salah satu teman dia yang mulutnya udah kaya EMAK-EMAK  DI PASAR NGOCEH TERUS KERJAANNYA. Dan gua juga  sampai bingung kenapa temannya yang somplak itu bisa tahu gua suka sama dia. Dan lebih parahnya lagi dia ngasih tau ke ardi secara langsung kalo gua suka sama ardi. Tapi sejak itu lah ardi tau,dan langsung nembak gua jadi pacarnya." jelas lifia.

"Apa? Jadi lifia mantan ardi??" tanya nazwa.

"Iya." jawab lifia.

"Sejak kapan lifia bisa putus? Kenapa lifia gak curhat sama nazwa?" tanya nazwa.

"Gua putus pas lo masuk ke sekolah PURNAMA!." jelas lifia.

Nazwa menatap kembali lifia.

"Lifia putus gara-gara nazwa?" tanya nazwa.

Lifia hanya tersenyum saat mendengar ucapan nazwa.

"Kenapa? Lifia putus beneran gara-gara nazwa ya?" tanya nazwa.

"Udahlah gak usah di bahas lagi naz." ucap lifia.

"Pokonya lo jauhin si ardi naz,gua gak mau lo jadi korban si ardi. Gua gak mau lo jatuh cinta sama orang yang salah." jelas lifia.

Mendengar ucapan lifia kepadanya,nazwa menundungkan kepalanya dan menatap bayangan hitap yang setia setiap saat.

"Gua pacaran sama ardi cuma 14 hari. Dari situ gua nyesel banget pernah pacaran sama seorang ardi,ardi punya banyak mantan naz!" ucap lifia.

"Apa banyak mantan?" ucap nazwa dengan kaget.

"Setelah gua putusin ardi,tanpa menghitung hari dia langsung punya cewe baru. Namanya lisa. Tapi gua denger sih dia udah putus lagi sama yang baru. Mungkin ini karma dari banyak cewe buat si ardi. Dia diselingkuhin sama si lisa,pacarnya sendiri." Jelas lifia.

Lifia mendekatkan wajahnya ke depan wajah nazwa.

"Jangan sampai lo jadi sasarannya kali ini." ucap lifia.

Nazwa mengganggukkan kepalanya.

"Gua harap sih,lo gak akan pernah suka sama dia!" ucap lifia.

"Iya lifia,nazwa mana mungkin suka sama ardi. Lifia tau kan nazwa ini di larang keras banget sama ayah bunda buat deket sama cowo." jelas nazwa.

Crazy people.

Makin seruuu dehh...

Jangan lupa vote dan koment

Terima kasih.

Crazy PeopleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang