32. Good bye 2

9 6 0
                                    

"Jaga diri kamu baik-baik ya." ucap rayna aambil memeluk putrinya

"Pasti bun."

Setelah beberapa menit berpelukan nazwa melepaskan pelukannya kepada rayna dan menatap adik bungsu nya reno.

"Titip bunda ya reno."

Reno hanya menganggukkan kepalanya dengan derasnya air mata karena harus berpisah dengan kakak kesayangannya.

"Jangan bandel, ikuti kata-kata bunda ya."

"Iya kak." sambil memeluk nazwa.

"Sudah siap? " ucap Mr anwar

"Sudah yah."

Nazwa pun segera masuk ke dalam mobil sambil melambaikan tangannya kepada bunda dan adiknya.

Semakin lama semakin menjauh,hanya itu yang bisa Rayna lakukan,melihat putri satu-satunya yang harus pergi ke luar negeri demi melanjutkan pendidikannya.

Menatap pemandangan kota kelahiran di balik jendela mobil,hanya itu yang bisa ia lakukan, sedih rasanya harus meninggalkan anggota keluarga dan harus hidup sendirian di luar negeri.

******

Dreeett... Dretttt.... Drett....

Alarm ponsel yang tak kunjung berhenti sejak subuh pagi sengaja ia pasang untuk hari ini. Namun tidak sama sekali membuatnya terbangun tak lama kemudian datang seorang perempuan separuh baya mengetuk pintu kamarnya yang masih tertutup rapat.

Tokk...tokk... Ardii kamu belum bangun yaa?? Udah siang ayo berangkat sekolah.... Ardi....

Suara itu berhasil membangunkan Ardi dari tidurnya,namun hanya membuka mata dan menarik selimut kembali.

"Iya mah." sambil menarik selimut hingga menutup seluruh badannya.

Tak lama kemudian ardi sadar bahwa ia sudah merencanakan sesuatu,lalu bergegas bangun dan menatap sekejap layar ponselnya yang sudah menunjukkan pukul 05.30

"Sialan gua kesiangan." ucap Ardi dengan tergesah-gesah.

"Gua lupa kalo hari ini hari,paling menyedihkan bagi gua, harus berpisah dengan nazwa." ucap ardi sambil menyisirkan rambutnya depan cermin walaupun hari ini ia  hanya membasuh muka.

Hari ini Ardi berangkat untuk menemui nazwa dengan pakaian seragamnya,walaupun ia tahu tidak akan pergi ke sekolah melainkan ke bandara.

Sungguh heran kali ini. Ardi sangat peduli dengan perempuan yang benar-benar ia cintai, Ardi yang biasa menggunakan motor dengan santai dan selalu menuruti peraturan lalu lintas, kini Ardi menggunakan kecepatan di atas rata-rata demi  bertemu dengan nazwa. Ia tidak sama sekali memikirkan apa dampak yang akan terjadi padanya,salah satu yang ada dipikirannya ialah bisakah dirinya bertemu kembali dengannya atau tidak?

Setelah sampai di bandara, ardi  berlari untuk mencari seorang perempuan dan tidak memperdulikan orang-orang disekitarnya.

"Nazwa harap ada salah satu dari mereka menjumpai Nazwa untuk saat ini." gumam nazwa dengan menatap ponsel yang terdapat foto-foto kebersamaannya dengan teman-temannya sambil duduk tenang.

"Nazwa.....nazwaa....." panggil seseorang.

Nazwa langsung mencari sumber suara yang memanggil namanya, namun keramaian membuatnya tidak mengetahui siapakah seseorang yang memanggilnya.

Tak lama kemudian ada seorang pria yang menghampirinya  menggunakan pakaian seragam asal sekolah purnama,ya siapa lagi pria itu kalo bukan Ardi.

"Syukurlah masih bisa bertemu sama lo." ucap Ardi dengan nafas yang terbata-bata.

Nazwa menatap Ardi dengan bahagia.

Ardi membalas tatapan bahagia nazwa padanya dan tersenyum kecil,senyuman nya menyembunyikan banyak sekali pertanyaan,entah rasa sedih karena harus berpisah atau rasa bahagia karena ia bisa bertemu dengan nya di hari perpisahannya.

Ardi menggenggam erat kedua tangan nazwa. Hemm... Blm saja ia mengeluarkan kata-kata, ardi sudah peka dan berkata.

"Gua bakal setia nungguin lo pulang."

Senyuman nya semakin melebar dan menatap bahagia seseorang di hadapannya.

"Baik-baik disana, jangan lupa belajar ya biar cita-cita lo tercapai."

"Hemm pasti."

Saat akan meninggalkan Ardi nazwa pun kembali menatap Ardi yang masih mematung di belakangnya, kembali memeluknya dengan erat.

"Sampaikan salam nazwa pada lifia ya."

"Iya naz."

"Gua, bakal rindu lo Naz." ucap Lifia yang entah sejak kapan ia ada di hadapan mereka berdua.

"Lifia." panggil Nazwa melirih ke arah Lifia, senyum nya kini melebar. Berlari dan memeluk erat.

"Maafin Nazwa ya."

"Maafin gua juga ya, selama ini gua belum bisa jadi sahabat baik lo. Dan jaga diri lo baik-baik ya."

"Iya. Pasti kok." jawab Nazwa melepasakan pelukannya.

"lo disana, jangan lupain gua ya." jelas lifia.

Nazwa menggagukkan kepalanya dan memeluk kembali lifia
Beberapa menit mereka berpelukan.

"Kamu harus tau kalo aku akan mencintaimu sampai kapan pun, karena kamu adalah cinta pertamaku,walaupun kamu sudah dengan yang lain."  ucap ardi tepat di telinga nazwa.

Menghelai nafas dalam-dalam.

Suara bel bandara pun berbunyi ini menandakan pesawat akan segera lepas landas.

Melihat dari kejauhan dan melambaikan tangan berkali-kali di balik jendela kaca yang menjadi pembatas. Hanya itu yang bisa mereka lakukan saat ini.

Kepada perpisahan, terima kasih karena telah mengajarkanku bagaimana caranya mengikhlaskan.

~nesyarahma.






Bagaimana dengan nazwa?

Apakah mereka akan bertemu atau tidak?

Bacar terus crazy people ya

Crazy PeopleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang