25. Maafin Nazwa

14 6 0
                                    

Datanglah Rio dan Panji menghampiri Ardi yang sedang sibuk melempar bola basket kedalam net. Ardi masih saja menghiraukan kedua sahabatnya entah bagaimana menghilangkan rasa kegalauan nya itu. Salah satu untuk menghilangkan suasana yang kurang menyenangkan Ardi selalu melampiaskannya dengan bermain bola basket.

Ardi dan Rio segera mengambil posisi anak tangga yang tak jauh dari lapangan bola basket sebagai tempat mereka duduk.

"Di lo apain si nazwa?" tanya Panji.

"Gua gak apa-apain dia." ucap panji tanpa menoleh kepada Panji dan masih sibuk dengan bola basketnya.

"Kasian anak orang lo sakitin,padahalkan baru kemaren lo suka sama dia." ucap panji.

"Berisik lo panji bolong. Urusin noh idup lo!" ucap Rio.

"Kok yang jawab emak-emak pasar sih!" ucap panji.

"Berenti ngatain gua emak-emak geli gua dengernya!" ucap Rio.

Suasana yang sangat kacau ini di tambah dengan ocehan para kedua anak kembar tak seiras ini bagaikan upin ipin.

Sangat kesal dengan keduanya ardi pun langsung melemparkan bola basket ke arah anak tangga yang di duduki Panji dan Rio.

Brugg.... Sasarannya tepat mengenai panji dan rio.

Panji dan Rio hanya bisa membisu dengan sikap Ardi.

"Makin pusing kepala gua,makin kacau suasana hati gua gara-gara lo berdua." ucap Ardi dengan nada tinggi.

"Uuuu yang lagi galau mah beda, abangnya para buaya kok marah-marah wkwwkw." ledek Rio dengan kata-kata mutiaranya.

Ardi menyipitkan kedua matanya dan memajukan beberapa senti bibirnya hingga ekspresi yang sangat menyeramkannya berubah dengan sempurna.

"Abang yang Cool ini lagi ngambek nih. Woi woi woi!! gua lagi buka member siapa aja yang mau meluluhkan hati bang Ardi bisa hubungin gua." ucap rio dengan tangan yang berada di mulutnya dan menoleh kekanan kekiri.

Ardi yang tahu sifat jelek rio ia pun tak ingin memperpanjang urusan dengan Rio yang tak kunjung selesai,lebih baik ia berurusan dengan binatang buas dari pada harus mendengarkan ocehan Rio yang seperti ibu-ibu. Ardi segera meninggalkan Rio dan Panji yang masih mematung di tempat. Baru saja ia melangkah beberapa langkah,langkahnya pun terhenti saat mendengar suara.

"Ardi.... Ardi...." ucap seseorang yang berlari hingga nafasnya terbata-bata

Spontan Panji dan Rio melihat kepada sumber suara,berbeda dengan ardi yang masih mematung di tempat.

Niatnya untuk mengetahui siapakah yang menghampirinya ia urungkan karena memiliki ego yang tinggi ardi hanya bisa mendengar hentakan langkah kaki dengan nafas yang hampir habis yang mendekatinya semakin terdengar di telinganya.
Dalam diamnya ardi merasakan seseorang itu iyalah nazwa wanita cantik yang selama ini ia idamkan.

"Ardi maafin Nazwa." ucap nazwa.

Disaat situasi tak menyenangkan seorang wanita berparas cantik dengan lesung pipinya, dan senyuman manis yang hanya bisa meluluhkan hati seorang Ardi yang seperti batu itu.

Ardi hanya tersenyum kecil saat mendengar ucapan nazwa yang baru saja membuatnya lebih tenang.

Perlahan tapi pasti Ardi membalikkan tubuhnya dengan tatapan tajam kepada nazwa.

"Ardi mau kan maafin nazwa?" ucap nazwa sambil menundukkan kepalanya dari pandangan Ardi.

Ardi menghampiri nazwa yang tak jauh darinya.

"Hanya orang lemah yang gak mau minta maaf duluan!" ucap Ardi kepada nazwa.

Nazwa membalas tatapan tajam kepadanya.

"Dan aku orang yang paling lemah,lemah buat mengucapkan kata AKU MINTA MAAF. Dan kamu orang yang paling berani buat minta maaf." ucap ardi sambil mengelus-elus pipi nazwa.

Detak jantung yang mulai berdetak kencang begitu terasa. Nazwa menghelai nafas ia saat merasakan hal yang membuatnya begitu kenal dengan sikap seoarang cowo.

Panji dan Rio sangat terkejut saat mendengar ucapan Ardi yang begitu tak asing di telinga mereka. Menurut mereka seorang Ardi yang memiliki humor yang sangat rendah kini berbeda dengan apa yang mereka lihat kali ini. Seorang Ardi yang memiliki wibawa tinggi terhadap seorang wanita.

*******


Crazy PeopleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang