47. Comeback 2

8 1 0
                                    

Malam indah, rembulan tampak cerah di langit. Keramaian kota dimalam hari menjadi pelengkap. Kendaraan berlalu lalang, klakson kendaraan mulai membisingkan kota. Malam hari pekerja kantor kembali ke rumahnya masing-masing untuk berkumpul bersama keluarga tercinta untuk merayakan malam tahun baru.

Panji terlihat mahir dalam memetik gitar di sisi gedung 12 lantai, suara nan merdu 2 gadis menjadikan irama gitar semakin indah. Inilah hobi mereka disaat menghabiskan waktu malam Tahun baru bersama para sahabat. Setelah sekian lama canda tawa mereka hilang.

Di sisilain Nazwa dan Ardi lebih memilih menghabiskan waktunya berdua, duduk di ayunan kayu + hiasan lampu tumbler berwarna kuning layaknya kunang-kunang menghiasi pemandangan atas gedung 12 lantai yang Ardi sewa dan disiapkan beberapa minggu lalu khusus untuk Nazwa. Senyuman nya meluluhkan hati. Tak perlu diucapkan, hatinya begitu bahagia saat melihat wajah ceria Nazwa kembali untuknya.
Menatap indahnya rembulan lesung pipinya memancarkan kebahagiaan untuknya dan Ardi. Walaupun dipikiran Nazwa masih selalu terlintas dengan sosok Nadive.

"Akhirnya gua bisa liat lo senyum dan ketawa kaya gini lagi kaya dulu Naz." Ucap Ardi.

"Gombal gombal." Ucap Nazwa mengiyakan ucapan Ardi padanya.

Ardi tertawa melihat tingkah Nazwa yang menggemaskan.

Mengayunkan ayunan kayu perlahan dengan kaki. Hening tak ada obrolan. Bergurau singkat. Tertawa dan kembali hening....

"Ardi, Rio tumben gak gabung sama Panji?"

Menoleh ke arah Rio "iya ya. Tumben tuh anak so sibuk sama ponselnya."

"Nazwa ngerasa Rio sama Lifia itu saling jatuh cinta."

"Kok lo bisa tau?"

"Menurut Nazwa tingkah laku mereka berbeda dari sebelumnya."

"Akhirnya Rio normal juga. Oh iya gua punya ide gimana kita deketin Rio sama Lifia."

"Gimana caranya?"

Ardi membisikkan sesuatu kepada Nazwa merencanakan sesuatu konyol.
Mengiyakan ucapan Ardi.

"Rio." panggil Ardi.

"Apa sih?"

"Kesini!"

"Punya kaki? Siapa yang butuh?"

Menoleh ke arah Nazwa "Naz si Rio orangnya keras kepala gimana dong?"

"Yaudah biar Nazwa aja yang bilang."

"Oke."

"Rio. Nazwa boleh minta tolong?"

"Minta tolong apa?" ucap Rio masih saja fokus dengan ponselnya.

"Rio bisa kesini sebentar?"

"Disana ada Ardi kan?"

Menoleh ke arah Ardi. " ada. Tapi Nazwa mau Rio yang bantuin Nazwa."

"Gua sibuk."

"Nazwa mohon Ri."

"Yaudah iya." jawab Rio menghampiri Nazwa dan Ardi.

"Yes, berhasil di."

"Hebat juga nih Naz."

"Ada apa Naz?" Rio semakin fokus dengan ponselnya.

"Nazwa minta tolong ya, kasih minuman dingin ini ke Lifia."

"Kenapa harus gua?" masih fokus dengan game nya tidak sama sekali menatap Nazwa

"I... Ini Nazwa mau kebawah dulu sama Ardi mau ada yang harus di beli."

"Nah iya. Jadi lo kasih ke Lifia ya nih minuman nya."

Crazy PeopleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang