46. Comeback 1

7 1 0
                                    

Tahun baru. Lembaran baru. Tapi tidak untuk sahabat baru. Tahun ini tahun yang berbahagia, berkumpul kembali dengan sahabatnya. Mengenang masa-masa yang begitu indah selama bertahun tahun tak jumpa.

Tidak terasa masa-masa yang lalu telah berakhir masa di mana. 3 tahun penuh makna jauh dengan orang yang dirinya sayangi, 3 tahun lamanya dihantui kerinduan.1 tahun yang penuh kebahagiaan tanpa henti menghampirinya. Mengenal sosok yang amat sederhana, membuatnya rasa risaunya hilang dan memberikan ketenangan. Masa lalu bersama Nadive.

Semua itu sudah dilaluinya. Kemandirian dalam hidup membuat hidupnya lebih berarti, seperti cinta yang memberikan warna dalam kehidupan. Membuat kita lebih semangat menjalani hari-hari yang tidak menyenangkan menjadi hari-hari yang indah.

Menatap pemandangan dari atas gedung 12 lantai, menikmati sepoyan angin kota yang sejuk. Pemandangan senja menjadi pelengkap. Selalu bersyukur dan berdoa, menurutnya dialah orang yang paling beruntung di dunia karena mendapatkan sahabat-sahabat yang menyayangi nya.

"Coba aja dari dulu lo kaya gini Di." Ucap Rio

"Iya betul, traktir terus kaya gini kan enak, makan-makanan yang mewah di atas gedung mantap." Ucap Panji melahap makanannya

"Enak aja lo. Yang ada Gua bangkrut!"

"Yaelah mulai deh itungan sama temennya." Ucap Rio

"Bodoamat!"

"Udah,udah apaan sih kalian ribut mulu baru juga kumpul lagi." Ucap Nita

"Iya sih, kasian kan si Nazwa baru pulang ke Indonesia udah di sambut sama keributan mulut emak-emak." Jelas Lifia.

"Siapa nih yang mulutnya kaya emak-emak?" Tanya Ardi menoleh ke arah Rio yang sibuk melahap makanan nya.

Rio yang sadar dirinya menjadi sorotan sahabat-sahabatnya. Menghentikan suapan makanan nya.

"Apa, apa?" Ucap Rio dingin.

Semua orang tertawa...

"Sabar ya Rio." Ucap Nazwa

"Iya Naz, gua mah selalu sabar." Ucap Rio mengelus dadanya dan memamerkan wajah sedih yang dibuat buatnya.

Semua orang tertawa membisingkan atap gedung 12 lantai.

"Udah, udah kalian tuh ya baru kumpul udah ngebully si Rio aja." ucap Lifia memotong suara yang membising.

"Asikk, Rio punya pahlawan kesiangan nih sekarang." ledek Panji

"Udah, kalian jadian aja napa. Kan tinggal lo berdua tuh yang jomblo di antara kita-kita. Iya gak?" jelas Ardi sambil merangkul bahu Nazwa.

"Nah betul tuh betul hahaha." Ucap Nazwa

"Enak aja gua jadi pahlawan sih Rio ih.." Ucap Lifia jijik

"Eh lagian ya gua juga gak mau punya pacar kaya lo." Ucap Rio menjauh dari Lifia

"Hahah, jangan deh jangan nanti kalo lo berdua pacaran bisa perang dunia ke 3 nih." Ledek Panji.

"Kenapa gitu?" Ucap Rio

"Soalnya lo berdua itu THE POWER OFF EMAK-EMAK." Ledek Panji

"Hahaha." semua orang tertawa

PLAK!! Rio menampar wajah Panji.

"Aduh." rengek Panji mengelus-elus pipinya

"Ada lalat tuh terbang, lo bau belum mandi." Ucap Rio tanpa merasa bersalah.

"Gua tau maksud lo Ri." jelas Panji

"Lagia tuh mulut gak bisa ngebedain apa? Gua cowo bego bukan emak-emak."

"Nah sue sisi perempuan Rio keluar." Ledek Ardi kepada Panji.

"Gua bercanda Rio."

"Bodoamat." jawab Rio.

"Maafin gualah."

Rio mengalihkan pandangannya.

"Tuh kan Rionya marah." Ucap Nazwa

"Iya sih kasian di bully mulu." Ucap Nita

"Bully? Udah kebal gua mah jangan kan bully pakly aja gua ladenin." Ucap Rio.

"Hahaha."

"Di lo mau tau gak?" Ucap Panji berbisik pada Ardi dengan nada suara masih terdengar oleh para sahabatnya.

"Apa apa?" mendekatkan wajahnya

"Biasanya kan emak-emak itu cerewet + suka marah-marah gak jelas kan."

Ardi menatap Panji, bingung dengan maksud ucapan Panji kepadanya. Panji memberikan kode kepada Ardi dengan menggedipkan sebelah matanya.

"Iya betul banget." Ucap Ardi.

Rio mendengar Ucapan Panji yang membicarakannya tersadar, ekspresinya semakin dingin.

"Bisik-bisik kok kedengeran." gurutu Rio

"Eh lo nguping ya?" Tanya Panji

"Suara lo gede, gimana gak kedengeran." Ucap Rio mengalingkan pandangannya.

"Gua pernah denger cerita, dulu yaa nih ada orang yang suka pundungan nah udah gitu dia gak mau maafin orang yang bikin dia kesal sampe akhirnya dia di serang sama penyakit yang bengkak gitu di."

"Oh iya gua tau, penyakit gondok kan? Kata orang dulu sih penyakit itu di derita sama orang yang suka pundungan." Ucap Ardi.

Wajah Rio berubah pucat, dengan ucapan Ardi dan Panji

"Apa lagi kalo si penderitannya gak mau maafin, terus marahnya semakin jadi. Penyakitnya bengkak nya semakin gede kan?" Jelas Panji menakuti Rio

"Ii,,,,iya." jawab Ardi.

Rio menelan ludah. " Gua gak mau punya penyakit itu." Ucap Rio memotong obrolan kedua sahabatnya.

"Iyaiya, gua maafin."

"Nah gitu dong, ini baru sahabat gua." jelas Panji merangkul bahu Rio.

"Gua gak bakal kena penyakit gondok kan?"

"Gak akan."

"Lo serius kan Pan."

"Serius."

Rio menghelai nafas. Tenang.
Semua sahabatnya tertawa melihat tingkah Rio yang konyol.

Beberapa menit kemudian datanglah pelayan memberikan makanan pesanan mereka. Mereka pun melanjutkan aktivitasnya, melahap kembali makanan dari gedung 12 lantai dengan hiasan lampu-lampu yang indah untuk menyambut malam hari.

.
.
.
.
.
.
.
.

Gimana puasanya lancar?
THR lancar? Pasti dong
Selamat hari raya idul fitri....
Mohon maaf apa bila ada kata-kata yang kurang berkenan di hati para pembaca saya minta maaf ya.👏

Crazy PeopleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang