"Woy" jerit Fakhri dari motornya.
"Aww" Olif terhenti dari jalannya karena cipratan air dari motor yang yang melewati genangan tepat disampingnya.
"Yahh,baju gue. Gimana gue mau sekolah kalo gini" Olif mengusap bajunya yang basah karena cipratan.
"Dah ayok bolos aja sama gue. Kita ke mall beli baju" Fakhri terhenti disamping Olif.
"Eh gua minta maaf ya,gara-gara gua baju lo jadi basah haha"
Fakhri sengaja melewati genangan agar bisa berjalan berdua dengan Olif. Karena ia masih merasa penasaran dengan Olif,ia masih befikir kalau Olif adalah Veve.
"Oh,tadi itu lo?" tanya Olif kesal.
"Hehe... Dah buruan naek!" Fakhri menyuruh Olif naik kemotornya.
"Lah lo muter dong yak?kok bisa munculnya dari belakang gue sih?" tanya Olif bingung.
"Bacod lo ya. Buruan keburu gua berubah pikiran nihh" Fakhri mengegas motornya seraya ingin menjalankan dan meninggalkan Olif.
"Gak ah gue mau sekolah aja" Olif berjalan meninggalkan Fakhri.
"Percuma lo kesekolah bakal diusir juga" jerit fakhri.
Olif berhenti dari jalannya dan kembali menghampiri fakhri. Karena ia juga berfikir. Tidak mungkin untuk kesekolah dengan keadaan pakaian yang basah.
"Mana jaket gua kemaren?" tanya fakhri sesampainya Olif disampingnya.
"Hmm...Inn...Innii..." jwab Olif gugup karena ia tak membawa jaketny.
"Ini apa?" tanya fakhri.
"Bel...Belum kering" Olif menunduk takut.
"Alesan aja lo. Bilang aja kalo lo jual tuh jaket gua. Lo tau tuh harga jaket gua mahal. Makanya gak lo balikin" bentak fakhri yang tak Olif sadari,itu hanyalah candaan.
"Sial" batin Olif kesal.
"Songong amat sih lo! Sombong taugak! Lo gak tau ya kalo diatas langit masih ada langit? Gausah ninggi! Tar lo jatoh sakit! Gua memang bukan orang kaya! Tapi sorry ya! Gua juga gak butuh jaket lo!" Olif kembali membentak dengan nada amat kesal.
"Eh eh. Serem:v
Gua becandaan ih. Gausah galak-galak kali. Cantiknya nambah noh. Lo mau gitu gua jadi cinta sama lo?" ledek fakhri seraya tertawa dengan bentakan Olif dengan suara yang melengking."Apaan sih ni anak" Batin Olif kesal dengan sikap fakhri.
"Dah sini naek" suruh fakhri.
Olif menaiki motor fakhri dan mereka pergi keMall. Tak ada pembicaraan dan pembahasan apapun dijalan. Dn akhirnya merekapun sampai.
"Loh gua lagi naek motor berdua ya" ledek fakhri seraya turun dari motor.
Ya,fakhri meledek karena dijalan tak ada pembahasan apapun. Mereka hanya diam seperti sedang seorang diri.
"Lo bisa naek eskalator ga?" tanya fakhri.
"Eh anjir pertanyaannya" Olif tak menjawab sama sekali. Ia hanya memandangi fakhri dengan raut wajah kesal.
"Gua gabisa naek eskalator. Jadi kita naek lift aja. Tapi karena liftnya jauh. Jadi kita naek eskalator aja" fakhri berjalan menuju eskalator.
"Sesuka lo deh" jawab Olif seraya mengikuti fakhri dari belakang.
Mereka berjalan menuju clothing store untuk membeli baju. Beli baju bukan cuma numpang lewat:v
"Pilih noh" fakhri menyuruh Olif untuk memilih baju karena baju yang ia pakai basah.
"Ini aja deh" Olif memilih sepasang baju yang digantung.
"Yaudah ambil sesuka lu. Terus bayar ke kasir" suruh fakhri.
Olif diam saja karena ia tak mampu untuk mengambil bajunya. Ia sedang mencari ide,bagaimana untuk mengambilnya. Karena,ia adalah wanita pendek.
"Kenapa lo diem aja?" fakhri melihat Olif yang hanya terdiam melihat baju yang menggantug.
"Kalo gak sampe itu minta tolong dasar pendek" ejek fakhri tetapi ia tak megambilkan bajunya.
Olif hanya terdiam melihat Fakhri yang sedang melihat-lihat baju yang ada disana.
"Gue kira dia ngomong gitu mau ngambilin. Eh ternyata cuma ngomong doang" Olif bergedik kesal dan memikirkan apa yang harus ia lakukan untuk mengambilnya.
"Woy ambil. Buruan sana ke kasir keburu rame lo ngantri" fakhri melihat Olif yang terdiam dan menyuruh Olif untuk mengambilny lagi.
"Ambilin" Olif berbicara dengan nada yang membuat fakhri merasa muak.
"Ganjen amat sih lo" fakhri mengalihkan pandangannya dan mencari pelayan toko.
"Mas,tolong ambilin baju itu" fakhri memanggil pelayan dan menyuruh pelayan untuk menolongnya seraya menunjuk pakaian yang akan ia beli.
"Lah,gue kira lo yang bakal ngambilin"
"Lo gak liat noh tinggi banget. Masnya aja ngambil make naek kekorsi dulu" fakhri meninggalkan Olif seraya menuju ke kasir.
"Berapa mba?" tanya Olif.
"150k" jawab penjaga kasir.
"Hmm kak?mas?bang? Gue harus manggil lo dengan panggilan apasih?" Olif berusaha untuk memanggil fakhri yang fokus dengan gadgetnya.
"Hah?lo manggil gua?kan kemaren gua udah bilang. Panggil 'yang'" fakhri menggoda Olif seraya mematikan handphonenya.
"Seriusan loh" Olif merasa sangat kesal dengan fakhri.
"Ya lo bayarlah. Kan lo yang beli" fakhri menjawab dengan santai.
"Lah?" Olif merasa amat sangat bingung. Karena ia fikir yang akan membayar adalah fakhri.
"Bayar buruan. Terus salin abistuh kita makan. Gua laper" fakhri meninggalkan Olif sendiri didepan kasir.
"Buruan salin. Gua tunggu sini" jerit fakhri didepan pintu clothing store.
Olif kembali tanpa membawa dan mengganti pakaiannya.
"Lah?mana?" tanya fakhri bingung melihat Olif.
"Guakan gak punya duit" jawab Olif seraya menunduk.
"Lo ngapain kesini kalo gak punya duit?" tanya fakhri seraya tertawa.
Olif sangat merasa kesal,tetapi kali ini ia hanya terdiam.
"Haha,nggadeh jangan marah gua cuma becanda. Lo salin sana,gua yang bayar" fakhri berjalan kembali kekasir dan membayar baju yang telah Olif pilih.
Fakhri is makhluk langka:v
Dabest cowo yang begini:v
Voment,Krisar. Oke. Tq:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Sebuah Cinta
RomanceAku menyukainya,tetapi ia hanya memberi harapan kepadaku dan tanpa aku tau,ia menjalin hubungan dengan wanita lain. Aku tak benci. Hanya saja,aku kecewa. Setelah kami lama berpisah,akhirnya kami dipertemukan kembali. Aku sudah tidak mengenal siapa d...