"Excuseme (permisi)" ucap Mark setelah melihat seorang nyonya ingin masuk kedalam rumah yang mereka cari dari tadi.
"Ya?What happened (Ya?ada apa?)" tanya tante Lisa melihat kedatangan mereka.
Ya ternyata nyonya itu adalah tante Lisa,tantenya Olif.
"Oh sorry my lady is looking for Olif, is it true to live here? (oh maaf nyonya saya mencari Olif,apa benar tinggal disini?)" tanya Mark.
"Olif?" tanya kembali tante Lisa untuk memastikan.
"Ya" jawab Mark singkat.
Rima hanya terdiam berdiri dibelakang Mark.
"Olifia?" tanya tante Lisa lagi.
"Hm,maybe yes (hm,mungkin ya)" jawab Mark bingung karena mereka hanya tau nama Olif,bukan Olifia.
"Maybe? (Mungkin?)" ucap tante Lisa seraya mengerutkan wajahnya karena bingung,mereka mencari Olif tetapi menjawab kemungkinan namanya Olifia.
"Wait (tunggu)" ucap tante Lisa lalu meninggalkan mereka didepan.
"Hm,do you want to come in?(hm,apa kalian ingin masuk?)" tanya tante Lisa kemudian mengeluarkan kepalanya dari balik pintu sebelum beberapa lama menutup pintu rumahnya.
"Please come in(silahkan masuk)" lanjut tante Lisa mengizinkan mereka masuk sebelum mereka menjawab.
"Please,sit (silahkan duduk)" tante Lisa pergi meninggalkan mereka di ruang tamu dengan disediakan berbagai macam makanan yang memang dipersiapkan untuk siapapun yang ingin memakannya.
"Hey!" jerit tante Lisa tepat ditangga dasar arah ke lantai rumah selanjutnya (lantai dua seraya melambaikan tangannya agar terlihat Mark dan Rima.
Mark dan Rima melihat,lalu berjalan menghampiri tante Lisa untuk ikut dengannya ke atas,kekamar Olif. Seperti biasa,Mark selalu jalan duluan,Rima mengikuti dari belakang.
"Oh,bay the way what is your name? (oh,ngomong-ngomong,siapa nama kalian?)" tanya tante Lisa kepada Mark dan Rima seraya berjalan menyusuri anak tangga.
"My name is Mark,and She names is Rima (namaku adalah Mark,dan nama dia adalah Rima)" jawab Mark sambil tersenyum.
"Here,just go in(disini,kalian masuk aja)" tante Lisa lalu meninggalkan mereka didepan pintu yang tertuliskan "Private Room 'Oliefia'".
"Gue dulu aja yang masuk,kalo baca tulisannya sih,gak memungkinkan untuk lo masuk duluan" ucap Rima yang tadinya berada dibalik tubuh Mark kemudia maju ke depan tepat didepan pintu kamar Olif. Yap,tepat di depan Mark berdiri juga ya.
Mark tak menjawab,ia hanya diam melihat jiji Rima yang cengar cengir setelah berkata seperti itu.
*kreekkk (suara gagang pintu).
"Tunggu sini dulu,jangan masuk" ucap Rima lalu ia masuk tanpa Mark.
"Veve?" Rima kaget bukan main setelah melihat Olif terbujur di tempat tidur.
Dengan wajah yang amat pujat,Olif menjawab.
"Tolong Rim,jangan panggil aku Veve lagi" Katanya dengan nada sedikit kurang jelas.
"Oh,sorry (oh,maaf)" jawab Rima lalu mengelus kepalanya.
"Loh" Rima terkejut karena rambutnya rontok,tak sedikit,cukup banyak.
"Taruh plastik situ Rim udah aku sediain" Olif menunjuk kearah meja yang berada disebelahnya,terdapat kresek plastik berwarna hitam,dan isinya adalah rambut ntahlah rambut siapa,tapi memang tak sedikit.
Rima terdiam melihat rambut sebanyak itu.
"Itu aku kumpulin dari hari sebelumnya Rim,rambut aku memang sering rontok,sekarang ya tinggal segini" ucap Olif setelah melihat Rima terdiam melihat rambutnya yang berada di kresek.
Tak dapat dipercaya memang,ntahlah berapa kali usapan kepala lagi akan habis rambutnya.
"Kamu tau aku kaya ginikan Rim" Olif bertanya kepada Rima yang hanya terdiam melihat Olif,ntah apa yang Rima fikirkan.
"Rima,dulu aku adalah Veve yang sering pingsan,Veve yang malu-maluin Rim"
Rima hanya terdiam.
"Aku berterima kasih banget Rim sama Fakhri yang udah nutupin aurat aku,aku berterima kasih karena dia,aku gak malu karena rambutku" lanjutnya.
*toktoktok 'suara pintu
"Rim,aku kesini sama Mark" ucap Rima setelah mendengar ketukan pintu.
"Oh my God,Rim---
Mau di gantung begimana juga kalian gakan penasarakan_-
Oks langsung di next aje ah.
Translate of google translate
+Vote+Vote
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Sebuah Cinta
RomanceAku menyukainya,tetapi ia hanya memberi harapan kepadaku dan tanpa aku tau,ia menjalin hubungan dengan wanita lain. Aku tak benci. Hanya saja,aku kecewa. Setelah kami lama berpisah,akhirnya kami dipertemukan kembali. Aku sudah tidak mengenal siapa d...