Cafe

237 44 9
                                    

"Mba ice coffee yang moccanya dua sama snack kentangnya dua juga yaa nanti sekalian billnya juga ya mba" pesan aisha.

Setelah menunggu beberapa menit.
Akhirnya pesanan sampai dan billpun ditepatkan di bawah salah satu cup ice coffee pesanan mereka

"Hah?44.000" batin veve melihat harga yang sekilas terlihat

"Banyak banget sii sha?" tanya veve

"Ihhh apaan sii ve ngga ahh inikan untuk kita juga" jawab aisha sambil membayar pesanannya tadi lalu pergi ke table

"Bukan lohhh sha ituu barang yang kamu beli banyak banget" jawab veve sambil duduk dan melihat jilbab yang tadi aisha beli.

"Ohhh jilbabnya? Hehe iyaa bosen sih make yang ituitu terus lagian jugakan nanti mau samaan sama umi juga jadinya sekalian aja beli banyak" jawab aisha sambil membereskan belanjaannya

"Yaa nggasih ini juga makanannya banyak banget. Mahal lagi" batin veve yang merasa tak enak hati

"Duduk sana aja yuk di pojok yang gak terlalu rame. Soalnya disini rame banget,berisik ngebuat gak nyaman" ajak aisha lalu pergi kearah table dipojok cafe

"Hhe iyaa basing kamu" jawab veve lalu mengikuti arah jalan aisha menuju table diujung

"Enak yaaaa. Pengen banget tau aku jadi kamu atau jadi anaknya umi kamu kakak atau adik kamu" keluh veve dan duduk di kursi yang mereka tuju

"Lohhh kamukan sahabat aku. Aku anggap keluarga aku juga kamu juga segalanya di hidup aku:)" jawab aisha sambil memegang tangan veve dengan penuh kasih sayang.

"Ohiya mau cerita apa?" sambung aisha

"Maluu sha:("

"Loh baru kali ini aku denger kamu bilang malu. Kita deket udh berapa lamaasih?"

"Ihhh aisha:("

"Yaa makanya cerita. Kayak sma siapa ajasih harus malu segala. Lagian juga aku baru kali ini denger kamu bilang malu"

"Iyaaiyaa nih ceritaa. Jadi ginii. Kamu taukan keadaan keluarga aku kayak mana?aku pengen banget kaya kamu. Pengan punya keluarga kaya kamu juga. Faham banget tentang agama berhijab semua pula" cerita vevee

"Hah?berhijab semua?abi aku cowo?yakali berhijab" ucap aisha memotong cerita veve dengan sedikit tawaan kecilnya

"Ihhh tumben sih bego banget. Yaa abi kamumah nggaklah" jelas veve

"Kata kamu?" aisha mengelak jawaban veve

"Yaa intinya. Aku pengen banget make hijab"

"Oh gtu. Gampang ko"

"Maksud kamu?" tanya veve

"Daahh makan duluuu"

Dipertengahan makan. Aisha terkejut melihat wajah veve yang terlihat pucat. Tidak banyak biacara veve hanya melanjutkan makannya merasa tidak ada yang terjadi sama sekali. Beberapa menit kemudian

"Vee... Vevee... Vee..." panggil aisha berkali-kali tanpa respon apapun dari veve

Ya akhirnya veve tidak sadarkan diri.
Mungkin ini adalah efek kecelakaan kemarin. Ia merasa baik-baik saja padahal ia kenapa-napa. Ya beginilah perempuan tersenyum dibalik kesedihan:v

"Vee...pleasee...sadarrr..." bisik aisha tepat di telinga veve. Dengan tangisan kecilnya ia berharap agar veve sadar

"Vee tolongg...aku bingung harus bilang apa sama orang tua kamuu... Nanti malah aku yang disalahin dan gaboleh berteman lagi sama kamuu..." tangis aisha

"Vee... Disini lagi sepi banget...aku harus ke kasir dulu buat minta pertolongan... Kalo kamu sadar tolong jangan kemana-mana aku pergi sebentar buat manggil orang yang bisa bantu" lagi-lagi aisha berbisik tepat di telingan veve

"Oke jangan nangis. Jangan panik. Veve gpp. Aku harus cari pertolongan" batin aisha mengusap air matanya dan pergi kearah pelayan

Setelah beberapa menit. Akhirnya veve tersadar dan ia sangat merasakan pusing yang luar biasa. Awalnya mereka ingin pulang naik angkutan kota dan jalan-jalan sebentar ketaman. Sebelum sekolah dimulai yaa segerin otak itu perlu:)

"Yasudah kita langsung pulang aja yaa vee aku khawatir banget. Aku telfon abi buat jemput. Pokoknya kita langsung pulang gak kemana-mana lagi. Sampai rumah,jangan lupa minum obat dan istirahat" suruh aisha yang sangat khawatir

Abi,aisha dan veve tidak langsung pulang kerumah. Tetapi mereka pergi dulu ke apotek untuk membeli obat sakit kepala karena veve tidak tahan dengan sakit dikepalanya. Ya,veve tidak mau kerumah sakit karena ia takut. Ia mengancam tidak akan bermain lagi dengan aisha kalau permintaannya tidak dituruti "ia tidak mau ke rumah sakit"

Setelah ke apotek,abi mengantarkan veve pulang kerumahnya. Di sepanjang jalan,veve tertidur sangat pulas setelah minum obat yang mereka beli di apotek tadi. Veve tertidur bukan karena obatnya. Tetapi,karena sakitnya tidak bisa lagi ditahan. Dari cafe ke arah rumah itu lama waktu yang ditempuh sekitar 1jam. Setelah sampai tepat dipertigaan. Aisha membangunkan veve dan bersyukur veve sudah merasa lebih baik.

-SKIP-

Singkat yaa?yaiyaudh biarin ceritanya doang ko yang singkat yang penting hubungan kamu sama dia gak sesingkat cerita yang aku buat:)

Takdir Sebuah CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang