Day One

63 4 0
                                    

"Hallo" sapa Fakhri disebuah telefon.

"Hallo" jawab Olif "siapa?" lanjut Olif bertanya.

"Tukang bersih toilet mba" jawab Fakhri menahan tawa.

"Tukang bersih toilet?" ulang Olif untuk memastikan.

"Iya,ini mau kapan ya dibersihinnya?" tanya Fakhri masih dengan tawanya yang ia tahan.

"Tapi saya gak merasa order tukang bersih toilet mas" jawab Olif sedikit gugup dan bingung.

"Mesen mba" jawab Fakhri dengan sedikit serius dan tersenyum.

"Maa..." jerit Olif dari kamarnya kepada mamanya yang berada diruang tamu.

"Iyaa Olif" jawab mama juga menjerit agar Olif mendengar.

"Mama nelfon tukang bersih toilet?" tanya Olif masih dengan menjerit agar mama mendengarnya.

"Nggak"

"Serius maa..."

"Nggak" jawab mama yang sudah berada tepat dipintu kamar Olif.

"Tap--" ucap Olif terhenti.

*tett tett tett (suara telefon terputus)

"Di kerjain nii ma" sambung Olif saat mengecheck ponselnya yang sudah terputus dengan telefon.

"Makin banyak aja ya orang aneh di dunia ini" jawab mama tertawa lalu pergi meninggalkan Olif di kamarnya.

Keesokan harinya. Seperti biasa,Fakhri pasti menjemput Olif di pertigaan untuk pergi berangkat ke sekolah.

"Hallo bidadariku" sapa Fakhri yang melihat Olif sampai dihadapannya.

"Pagii" jawab Olif lalu naik keatas motor.

"Aku mau cerita" mereka membuka pembicaraan bersama-sama.

"Loh kok barengan" jawab Olif "kamu duluan deh" sambungnya.

"Kamu aja" jawab Fakhri.

"Kamu" jawab Olif lagi dengan sedikit tawaan.

"Memang ya cewe ini" jawab Fakhri "yaudah aku duluan" lanjutnya.

"Gakdeh aku aja yang duluan" jawab Olif.

"Semlm ada yang telfon aku,dia jawab katanya dia tukang bersih toilet. Padahal aku sama mama gak merasa pesan tukang bersihin toilet" Olif bercerita kepada Fakhri,dan Fakhri menahan tawa.

"Terus-terus?" tanya Fakhri bertanya agar Olif tidak curiga.

"Iyaa,terus kata mama makin banyak aja ya orang aneh di dunia ini" lanjutnya lalu mereka tertawa. "Terus kamu mau cerita apa?" tanya Olif.

"Iya,semlm aku mau nelfon kamu. Tapi gak jadi" lanjuf Olif.

"Ohya?" jawab Olif kaget. "Berarti kamu dong yang nelfon aku semlm itu ya?" lanjit Olif.

"Lah,kan yang nelfon kamu tukang bersih toilet" jawab Fakhri dengan tawaan kecil.

"Kamu pura-pura jadi tukang bersih toilet" jawab Olif kesal.

"Giniloh,kan aku smlm mau nelfon kamu. Eh gak jadi, tau kenapa?" tanya Fakhri.

"Nggak"

"Ya gak taulah orang aku belum kasih tau" jawab Fakhri lalu ia tertawa.

"Ih ngeselin"

"Iya,aku gak jadi nelfon kamu. Tapi" jawabnya sedikit mikir.

"Tapi apa?" tanya Olif semakin kesal.

"Tapi lupa mau ngomong apa" jawab Fakhri lalu ia tertawa lagi.

"Tuhkan" Jawab Olif kali ini benar-benar kesal.

"Iyaiya aku yang nelfon" jawab Fakhri menyerah lalu ia berhenti tertawa.

"Pulang sekolah jalan-jalan ya?" ajak Fakhri.

"Kemana?" tanya Olif yang sudah mulai tersenyum.

"Hatimu"

"Kan kamu memang udah ada di hati aku"

"Haha bisaaja" jawab Fakhri lalu mereka tertawa. "Kamu udah ada di hati aku belum?"tanya Fakhri dan itu membuat Olif terdiam.

"Gaktau" jawab Olif "udah belum?" jawab Olif kembali bertanya.

"Tanya dong sama hati aku" jawab Fakhri dengan senyumnya.

"Hai hatinya Fakhri,Olif udah ada di hatinya Fakhri belum?" tanya Olif dengan matanya yang tertuju ke arah dada Fakhri.

"Belum" jawab Fakhri seolah hatinya yang menjawab.

"Hm" geram Olif merasa kesal.

"Terus yang ada di hatinya kamu siapa" lanjut Olif seraya melipat kedua tangannya dan merasa sangat kesal.

"Yang ada di hatinya aku ya cuma kamu,bukan Olif." jawab Fakhri.

"Terus aku itu siapa?" tanya Olif masih kesal.

"Kamu ya pacar aku"

"Namaku?"

"Olifia Fakri" jawab Fakhri yang membuat Olif menahan tawanya. "Udah,kalo mau ketawa ya ketawa. Gak usah di tahan-tahan" lanjut Fakhri lalu mereka tertawa.

Setelah mereka sampai di sekolah. Mereka belajar seperti biasa. Dan ya,seperti biasany juga,Fakhri pasti menjemput Olif untuk pulang bersama.

"Makan dulu ya" ajak Fakhri disaat mereka berjalan menuju parkiran.

"Eh,aku kok gak liat Bella lagi ya" ucap Olif memulai pembicaraan.

"Di dropout" jawab Fakhri seraya menyalakan motornya.

"Ohya?" tanya Olif tak percaya.

"Bersyukur" jawab Fakhri lalu mereka mengucapkan "alhamdulillah".

"Apa hal yang kamu gak suka dan kamu bakal marah?" tanya Fakhri tiba-tiba saat dipertengahan perjalanan. Olif terdiam.

"Yang berhubungan dengan aku" lanjut Fkahri bertujuan agar Olif tak bingung untuk menjawab.




Aku tak suka jika kamu mengulangi masa lalu yang membuatku kecewa. Dan aku akan marah jika kamu melakukan hal yang mungkin wanita lainpun akan marah jika pasangannya melakukan hal itu. Dan pada dasarnya. Wanita marah karena...

Takdir Sebuah CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang