Mom

106 7 4
                                    

Setelah mereka pergi ke cafe. Mereka akhirnya memutuskan untuk langsung pulang kerumah masing-masing.

"Tapikan ini belum jam pulang sekolah?alasan apa kalo nanti gua di tanya sama mamah pas sampe rumah" kata Olif sebelum mereka bergegas keluar cafe.

"Ya bilang aja abis jalan sama gua" jawabnya

"Oh,oke." Olif menuruti fakhri seperti sedang terhipnotis.

Setelah membayar semua yang mereka pesan dicafe. Mereka langsung berjalan kearah pintu keluar,berjalan menuju motor yang terparkir didepan cafe.

"Lu naek ojek ajaya?gua ada urusan soalnya. Gabisa nganter lu pulang" ucap fakhri seraya menatap Olif.

"Loh?tapikan lu yang bawa gua kesini" jawabnya bingung sekaligus kaget.

"Yaudah ayuk naek" ajak fakhri seraya menaiki motornya,keluar dari parkiran,dan menjauhi cafe.

Mereka menyusuri jalan yang mereka lewati sebelumnya,melewati mall yang sebelumnya mereka kunjungi juga. Lalu berhenti di sebuah trotoar.

"Disinikan" fakhri menghentikan laju motornya tepat dipinggir trotoar tempat fakhri mengajak Olif membolos sekolah.

Olif hanya terdiam,tak menyangka bahwa fakhri akan mengantarnya kembali ketempat awal fakhri mengajaknya pergi.

"Guakan ngajak lu bolos disini,ya gua nganter balik lu kesini lagilah"

"Lu pulang naek ojek online aja,gua pesenin. Gua bayarin juga. Gua bener-bener gak bisa ngenter lu pulang. Ntar deh kapan kapan gua anter lu pulang sampe rumah. Sampe kamar lu deh sekalian" sambungnya.

"Apa mau sekalian baju lu gua yang gantiin biar sepaket?" jawabnya menahan tawa.

"Gila lo. Dah ah,gua pulang jalan aja. Deket ko" Olif turun dari motornya. Dan berjalan meninggalkan fakhri.

"Kok gak ada yang manggil sii" batinnya berharap fakhri akan memanggilnya,dan mengubah fikirannya untuk menghantarkan ia pulang kerumah.

"Fuck" ia menengok kearah belakangnya. Dan ia dapati,bahwa fakhri tak lagi ada disana.

Ia berjalan dengan wajah yang amat kesal. Rumahnya memang tak jauh. Tak butuh waktu lama,akhirnya ia sampai.

"Nggak deh,seharusnya gua makasih banget karna dia udh baik. Bukan malah marah" batinnya seraya membuka pintu rumahnya.

"Assalamualaikum" ucapnya memasuki rumah lalu bergegas kekamar.

"Wa'alaikumsallam, tumben udah pulang" Mamah berdiri tepat dipintu kamar Olif, dan melihat Olif yang sedang berbaring diranjang kamarnya.

"Darimana?kok make baju kaya gitu?mamah gak pernah liat pula. Baju siapa?" tanya mamah kaget lalu menghampiri Olif.

Olif bergegas untuk bangkit dari baringnya. Dan duduk seraya menunduk krna mamahnya yang mendekatinya dan meraba baju yang ia kenakan.

"Bahannya bagus,pasti baju mahal. Dapet darimana?" tanya mamah yang berdiri tepat didepan Olif.

"Ii...itu..." jawabnya gugup.

"Siapa?"

"Gak kenal,tapi katanya nama dia wayang"
"Hahaha" mamah hanya tertawa,krna tak pernah mendapati nama yang seperti itu.

"Iya mah beneran dia bilang kaya gitu. Tadi aku suruh anter sampe rumah dia gkmau,malah nurunin aku di trotoar terus malah nyuruh aku lanjut naek ojek online" lanjutnya.

"Terus kamu mau?" tanya mamah.

"Sebenernya mau,tapi maunya dia yang anter bukan ojek"

"Terus"

"Dianya gak mau"

"Hahaha"

"Bukannya gakmau si,tapi gak bisa.
Padahal ya mah,aku udah pura-pura ninggalin dia biar dia samperin terus dia bilang yaudah pulangnya dia aja yang anter. Eh belum juga jauh ninggalinnya pas nengok,dianya udah ngilang"

"Hahaha" mamah hanya tertawa mendengar anaknya yang bertakdir miris.

"Tapi ya mah,dia itu baik banget,humoris juga walaupun aku pura-pura muak sama dia"

"Baiknya gimana?" tanya mamah.

"Iya,pas kemaren keujanan. Dia minjemin jaketnya ke ak--" Olif terhenti dari ceritanya karena mengingat sesuatu.

"Ohiya,mah jaket yang kemaren aku titip ke mamah untuk dicuci mana?" tanyanya teringat dengan jaket milik fakhri.

"Ohiya,tadi pagi pas adikmu mau kesekolah hujan. Mamah bingung jaketnya dia taro dimana. Jadi yaudah mamah pakein aja jaket kamu itu" jawabnya lalu pergi kedapur,meninggalkan Olif sendiri dikamar.

"Apaa mah" Olif kaget bukan main. Ia bergegas pergi kedapur untuk menghampiri mamah.

"Iya,gapapa di pinjem adeknya gini" jawab mamah santai.

"Iya mah gapapa kalo itu punya aku" jawabnya merasa kesal seraya menahan tangis.

"Emang punya siapa?" tanya mamah.

"Punya si wayang itu"

"Hahahah" mamah hanya tertawa.

"Ish kok malah ketawa sih mah"

"Gapapa,dah makan dulu. Gampang jaketmah adek kamu masih kecil. Gak bau badan kaya kamu"





Mama.... Seorang mamah itu selalu buat kita senyum ya dengan semua perkataannya:)

Takdir Sebuah CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang