Setelah mereka pergi ke clothing store,akhirnya merekapun pergi mencari makan disekitaran mall. Ya,bodohnya mereka. Waktu masih pagi,tetapi mereka malah mencari makan dipagi itu.
"Gak ada yang buka" kata Olif seraya berjalan dengan tatapan mengarah ketempat makan yang masih tutup.
"Tukang jualnya belum bangun,belum mandi,belum sarapan. Kalo mau layanin orang ya harus layanin diri sendiri dulu" jawab fakhri.
"Tapi kenapa clothing store udh buka?" tanya Olif.
"Ya karena yang kerja disitu udah bangun,udah mandi,udah sarapan,udah ngelayanin dirinya. Makanya dia udah ngelayanin orang lain" jawabnya dengan tawaan kecil.
Olif hanya terdiam. Dan Olif tak sadar bahwa mereka berjalan mengarah pintu keluar. Ya,mereka pergi meninggalkan mall.
"Lo laper gak sih?" tanya fakhri seraya berjalan kearah parkiran.
"Hmm...nggako. Kenapa?lo laper?" Olif kembali bertanya dan sebenarnya ia juga sedang menahan lapar.
"Gua laper makanya gua keluar aja dari mall dan mending kita cari makan yang gak bayar,gratis,udah gitu dapet banyak" jawab fakhri serya naik ke motornya.
"Emang ada?" tanya Olif bingung dan tak percaya.
"Adalah. Ayok naek"
Olif hanya menuruti fakhri. Tetapi ia masih bingung dan tak percaya dengan fakhri. Tak lama, fakhri menghentikan motornya,seraya ia terdiam.
"Loh kok lo malah diemsih?bayar noh parkirnya" Olif menepuk pundak fakhri seraya menyuruhnya untuk membayar parkir.
"Gak faham juga ya lo?ya elolah yang bayar" jawab fakhri dengan tawaan meledek.
"Ya bilang bego kalo gua yang bayar" Olif bergedik kesal.
Akhirnya mereka keluar dari sekitaran mall. Seraya pergi menjauh dari mall.
Dijalan,mereka hanya berputar-putar, mengulangi jalan yang sama beberapa kali, seperti tak punya tujuan mereka harus kemana."Ntar deh,kok kita lewat sini mulusih" tanya olif bingung.
"Iya" jawabnya singkat.
"Katanya mau cari makan yang kata lo tadi gratis,gak bayar terus dapet banyak?" olif bertanya dengan serius.
"Iya,ini sebernya kita lagi makan" jawabnya.
"Makan apaan?" tanya olif bingung.
"Makan angin" fakhri menjawabnya dengan santai.
"Ihhhh. Gak lucu" kesal olif seraya mencubit pinggang fakhri.
"Aww" keluh fakhri dengan tawanya seraya mengusap pinggang yang tadi tercubit Olif.
"Udah ah jangan muter-muter mulu. Ntr kalo sakit gimana" tanya Olif sedikit merasa khawatir.
"Ya ini udah sakit" jawabnya.
"Sakit?" tanya Olif kaget.
"Iya,emang lo gak tau" jawabnya.
"Sakit apa?" tanyanya lagi.
"Sakit tadi lo cubit" jawabnya seraya tertawa.
"Ih,sakit beneran loh krna makan angin"
"Kok sakit?ya kenyanglah. Kitakan makan" jawabnya santai.
"Serius loh,kalo kita masuk angin karna makan angin gimana?" tanya Olif serius.
"Gampang" jawabnya.
"Gimana?"
"Kita muntahin lagi aja anginnya" ia tertawa lagi.
"Iiihh gak lucu" jawab Olif merasa sangat kesal.
"Ehhh eehh gua liat bidadari" fakhri mengarahkan spion motornya ke arah olif.
"Mau ngapain lagi dia. Mustahilkan kalo ada bidadari beneran" Batin olif tak menggubris fakhri sedikitpun.
"Ehh beneran" katanya lagi.
"Manasih?" akhirnya olif merasa amat penasaran.
"Ini" Fakhri menunjukkan ke arah spion yang mengarahkan tepat ke wajah olif.
"Apaansih" jawabnya seraya mengalihkan pandangan.
"Gak ada ya?" tanyanya.
"Gk" Jawab Olif singkat.
"Ada ko" jawabnya lagi mengarah ke spion.
"Apaansih"
"Ituloh. Lo gak liat emangnya?" tanyanya.
"Cuma ada gua dispion yang lo tunjuk" jawab Olif kesal.
"Oh itu lo ya. Gua kira bidadari dari mana gitu" jawabnya dengan tawa.
"Sok lucu lo" Olif sangat merasa kesal.
Olif masih merasa tak ingin kenal dengan yang namanya cinta. Akibat kesakit hatiannya waktu SMP. Saat ia masih bernama Veve,masih mengenal Fakhri dan Rima. Ya,ia juga tak menyadari sedikitpun dengan perubahan fakhri sekarang. Menjadi remaja yang humoris jauh beda dengan fakhri yang dulu ia kenal. Tetapi,Olif tak menggubris sedikitpun. Ia tak peduli,sehumoris apa pria ini. Seperti,Olif merasa tak suka dan tak nyaman dengan leluconnya.
"Ngapain lo turun" tanya fakhri yang menyadari bahwa Olif turun dari boncengannya.
Olif hanya terdiam,ia merasa sangat bingung kaliini. Karena setelah perjalanan yang melelahkan. Menyusuri jalan yang sama berkali-kali. Akhirnya Fakhri terhenti didepan sebuah cafe.
"Kita mau kecafekan?" tanya Olif seraya menunjuk kearah cafe.
"Gua cuma berenti doang" jawab fakhri seraya tertawa.
"Wht?gua kira lo berenti nyuruh gua turun karna kesusahan buat parkirin motornya" Olif merasa sangat kaget dan malu.
"Tapi kalo lo mau kesana ya ayok" ajak fakhri seraya memarkirkan motornya.
"Ehh... Nggak" cegah Olif agar fakhri tak memarkirkan motornya.
"Haha,iya gua mau kesana. Gua berenti biar lo turun dulu gua mau markirin motor" jawabnya dengan tawaan kecil.
Gak lucuya?yaiyalah. Orang lagi gak ngelawak:v. Kenapa auth gak ngelawak?ya karena auth bukan pelawak:v.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Sebuah Cinta
Roman d'amourAku menyukainya,tetapi ia hanya memberi harapan kepadaku dan tanpa aku tau,ia menjalin hubungan dengan wanita lain. Aku tak benci. Hanya saja,aku kecewa. Setelah kami lama berpisah,akhirnya kami dipertemukan kembali. Aku sudah tidak mengenal siapa d...