Bella

77 7 1
                                    

*bruk...

"Aww" keluh Olif yang terjatuh tepat didepan Bella.

"Lemah amat sih lo!" bentak Bella tanpa membantu Olif untuk bangkit dari jatuhnya.

Olif hanya terdiam tanpa membalas dan menjawab Bella. Ia lalu bangkit dan berdiri tepat didepan Bella.

"Gua kasih tau ya. Lo gausah lagi deketin fakhri. Fakhri itu pacar gue" ucapnya setelah melihat Olif bangkit. "Sampe gua liat lo deketin dia?abis lo sama gue tau gak!" ancamnya.

"Fakhri?" batinnya.
Olif hanya terdiam,dan memandang Bella pergi menjauh dan meninggalkannya.

"Gak perlu takut,toh sama-sama makan nasi" batinnya.

Olif memikirkan apa yang Bella katakan kepadanya. Dan akhirnya ia memutuskan untuk benar-benar tidak mendekati Fakhri untuk akhir-akhir ini.

"Cupu..." panggil seorang pria dari sampingku.

Olif mengalihkan pandangannya ke arah suara yang memanggilnya. Ia mengira itu adalah Bella,sebab Bella yang hanya memanggil ia dengan sebutan itu.

"Haii..." sapa Fakhri setelah Olif melihatnya berada tepat disampingnya.

Olif tak menjawab sapaan Fakhri,Ia hanya melanjutkan jalannya. Seraya mempercepat laju jalannya untuk menjauhi Fakhri.

"Eehh,kenapa jidat lo kok memar?" tanya fakhri.

Lagi lagi Olif tak menjawab Fakhri,ia hanya ingin menjauh dari Fakhri.

"Eehh,woyyy?" jerit Fakhri yang melihat Olif menjauhinya.

Sesampainya Olif dikelasnya,ia merasakan sakit dikepalanya. Saat terjatuh tadi,tak sengaja kepalanya terbentur. Tidak kuat,hanya saja penyakit Olif memang tak bisa menerima kekarasan dibagian kepalanya.

Dengan menahan rasa sakitnya,Olif berusaha untuk tetap belajar seperti tak apa-apa dan terlihat normal seperti biasanya.

"Kuatt...Kuatt..." ucapnya.

Tak terasa,akhirnya bel pulangpun berbunyi. "Aku hanya harus mempercepat jalanku,jangan sampai bertemu Bella, ataupun Fakhri"

"Lif..." sapa Fakhri yang melihat Olif berjalan di trotoar.

Olif menengok kearah mobil yang tepat berada disampingnya.

"Mau hujan,ayo naek" jerit fakhri dari dalam mobil.

"Olif"

"Gak perlu. Rumah gua deket sini. Makasih" jawabnya seraya melanjutkan jalannya.

*Brussss... Akhirnya hujanpun turun dengan sangat deras dan tak memberi peringatan dengan sebuah rintikan terlebih dahulu.

"Ayo" jerit Fakhri lagi-lagi mengajak Olif naik kedalam mobilnya.

Tanpa fikir panjang,akhirnya Olif naik kedalam mobil. Dan tanpa ia sadari,Bella mengintainya dari sebuah mobilnya yang berada rada jauh dibelakangnya.

"Kenapa sih lo?" tanya fakhri setelah mobilnya mulai berjalan.

"Kenapa apanya?"

"Lo kaya ngejauh gitu dari gua yakan?"

"Memang kita jauhkan?gak deket?" jawabnya.

"Eh iyadeng,kitakan tipe hubungan yang jauh dinyata dekat dihati"

"Hm"

"Eh didoa deng yah?" sambungnya tanpa gubrisan dari Olif.

Fakhri melajukan mobilnya dengan sangan lambat,dan itu membuat Olif merasa tak nyaman.

"Berasa naek becak yaa hehe" sindirnya.

"Kenapa?" tanya Fakhri merasa tak tau apa-apa.

"Siput amatsi bawa mobilnya"

"Hehe,gak peka amatsih. Biar bisa lama-lama loh,gak bolehya?yaudadeh" jawabnya seraya memepercepat laju mobilnya.

Dipertengahan jalan,mereka berhenti ntah mengapa.

"Kenapa?" tanya Olif.

"Polisi" jawabnya.

"Mana?gak adako" tanya Olif melihat kanan dan kiri.

"Ada" jawabnya.

"Gak ada"

"Itu dibawah,lagi tidur. Gak sopan,kita tunggu dia bangun,baru kita jalan lagi" jawabnya seraya meraba handphonenya yang berada di saku celananya.

"Gak usah belajar jadi anak bodoh deh"

"Hehe" tawanya seraya melanjutkan jalan.

"Laper gak?" tanya Fakhri ditengah keheningan.

"Lu buka tuh ya kaca mobil nah kenyang dah lu makan angin" jawabnya kesal.

"Masuk angin nanti" jawabnya.

"Suruh keluar. Janga dibiarin masuk"

"Haha,kalo gua sakit gimana?" tanyanya.

"Alhamdulillah" jawabnya dengan nada berbisik seraya mengalihkan pandangan.

"Apa?" tanyanya yang tak mndengar jelas jawaban Olif.

"Diem ya,lo nyetir yang bener jangan buat gua terluka. Sampe lecet dikit awas aja lo"

"Siap tuan ratu"

Tak ada pembicaraan dan pembahasan apapun diperjalanan mereka.

"Turunin gua dipertigaan depan" Olif memecahkan keheningan mereka.

"Siap tuan ratu" jawabnya.

"Gak mau makan dulu?apa jalan-jalan dulu?" lanjutnya.

"Bacod deh lo"

"Hehe,hati-hati ya. Kalo ada orang jahat panggil aja nama gua tiga kali" Fakhri menghentikan laju mobilnya dan membiarkan Olif turun dan pergi.

Olif berjalan di trotoar pertigaan arah menuju kerumahnya.Tanpa Olif sadari,Bella sedari tadi membuntuti mereka sampai Olif turun dari mobil Fakhri.

Saat Olif ingin menyebrang jalan untuk menuju gang rumahnya.

*brukk...
Bella mempercepat laju mobilnya dan menabrak Olif dari belakangnya.

"Aww..." keluh Olif yang tersungkur ditengah jalan raya dengan darah dikepala dan bagian tubuh lainnya.

"Kan gue udah bilang,jangan deketin fakhri masih aja deketin. Taukan akibatnya" ucapnya didalam mobilnya seraya mempercepat laju mobilnya dan pergi meninggalkan Olif.



Jangan sampai wanita terlihat murah demi seorang pria!

Takdir Sebuah CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang