Problem

64 4 2
                                    

"Rii,Veve pindah ke New York ya?" tanya Rima kepada Fakhri disebuah pesan.

"Gktau,tapi aku gak liat dia disekolah akhir-akhir ini" jawab Fakhri.

"Ah Rii,tadi aku ketemu sama Veve di sekolahku di New York. Dia lagi sama mantanku,Mark" lanjut Rima.

"Sebentar" jawab Fakhri singkat.

Fakhri mencoba menelfon ke nomor Olif,tetapi percuma. Tak akan menyambung,karena Olif sudah membuang nomor Indonesianya dan mengganti dengan nomor Amerika.

"Aku telfon gak nyambung-nyambung" ucap Fakhri seketika kepada Rima.

"Ya masasih Rii,kamu gaktau kabar tentang pacar kamu sendiri,sebenernya pacaran atau nggak siiih" tanya Rima mulai tak beraturan.

"Gua memang lagi ada masalah sama dia,tapi ya aslinya pacaran" jawab Fakhri santai.

"Ya terus,dia gak ngasih tau kalo semisalkan dia mau ninggalin kamu"

"Ninggalin?" tanya Fakhri tak mengerti.

"Ninggalin gimana maksudnya?" tanya Fakhri lagi memang benar-benar tak mengerti.

"Yaiya,aku tadi liat dia kayak memang punya hubungan gitu sama si Mark,mantan aku" jawab Rima mengompor meledug.

"Gak mungkin dia kaya gitu"

"Tapi tadi aneh banget,dia bilang dia itu Olif bukan Veve,tapi sumpah sii asli mukanya mirip banget sama Veve" ucap Rima serius.

"Oh,berarti lo salah orang. Vevemah ada dirumahnya" jawab Fakhri meyakinkan Rima.

Rima memang tak tau bagaimana ceritanya,dan Fakhri juga belum cerita apapun tentang Olif/Veve kepada Rima.

"Oh,gitu. Tapi aslisih gua yakin itu Veve" jawab Rima lagi kepada Fakhri tanpa tanggapan apapun dari Fakhri.

"Tapi kalo bener gimana" batin Fakhri lalu ia bergegas pergi kerumah Olif.

"Rumah dijual" ucap Fakhri membaca palang yang berada dipintu rumah Olif.

"Fuck"

Fakhri akhirnya menelfon kenomor yang tertera di palang pintu rumah Olif,nomornya adalah nomor pamannya.

"Hallo" ucap pamannya.

"Maaf,apa anda menjual rumah?" tanya Fakhri dengan sopan.

"Oh,iya" jawab pamannya.

"Maaf om,ini dengan siapa ya?" tanya Fakhri berbasa-basi untuk mengetahubi keberadaan Olif.

"Saya saudara yang mempunyai rumah" jawab pamannya.

"Olif?"

"Ya"

"Ngomong-ngomong Olifnya pindah kemana om?" tanya Fakhri memulai pembicaraan inti.

"Tinggal dengan tantenya di New York"

"Oh,yasudah terimakasih om" jawab Fakhri bergegas menutup telepon.

"Shit,kirain mau beli rumah. Rupanya cuma nanyain Olif" ucap paman,dan jelas terdengar oleh Fakhri karena ia belum mematikan teleponnya.

Dengan tertawa kecil,akhirnya Fakhri mematikan teleponnya.

"Jadi bener ke New York" batin Fakhri seraya bergegas pulang.

"Ah iya lupa minta nomor teleponnya si Olif" ucap Fakhri seraya menyesal.

"Gua suruh Rima aja kaliya minta langsung ke Olif" batin Fakhri lagi seraya melanjutkan jalannya.

"Maa,aku tadi abis kerumah sii Olif,rumahnya dijual" ucap Fakhri disebuah pesan.

"Olif siapa?" tanya Rima bingung,karena Rima tak tau kalau Veve sudah berganti nama.

"Veve maksudnya"

"Nggak deh,sebenernya Olif itu siapa Veve itu siapa?soalnya pas di sekolah ya Rii,sii Veve juga bilang kalo dia bukan Veve,tapi Olif" balas Rima bingung.

"Panjang ceritanya Maa,intinya Veve sama Olif itu satu orang" jawab Fakhri akhirnya memberi tahu.

"Hah?gimanasih maksudnya" tanya Rima masih belum mengerti.

"Ya pokoknya sekarang kamu kalo ketemu Veve,panggilnya jangan Veve lagi,tapi Olif" balas Fakhri tanpa menjelaskan.

"Udah ganti nama ya"

"Iya,aku mau minta tolong"

"Apa?"

"Kalo ketemu Olif,mintain nomornya. Atau mintain alamatnya,dah gua mau tidur"

"Kadang aku kamu,kadang gua elu,gajelas. Untung gue sayang" ucap Rima ntah kepada siapa.

"Kok gue kayak bego banget ya cinta sama cowo yang kayaknyasih gak cinta sama gue" ucap Rima lagi.

"Tapi ya gue yakinsii kalo si Fakhri masih cinta sama gue,secarakan gue sekarang lebih cantik dibanding dulu,apalagi dibanding Veve,eehh Olif. Tapi yaa walaupun tetep aja sih kalo gue ini ya tetep aja cuma mantannya" sambung Rima lagi.

Yahh Rimanya jadi licik ya beb.

Tbc

+Vote+Vote


Takdir Sebuah CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang