"Turun mana?" tanya Fakhri ditengah perjalanan menghantarkan Olif pulang kerumah.
"Biasalah,pertigaan aja" jawabnya.
"Sampe rumah aja"
"Pertigaan"
"Rumah aja"
"Iya nanti kita buat rumah bareng yaa,sekarang anterin sampe pertigaan aja dulu" jawab Olif dengan nada yang lembut.
"Ha ha ha... Siap tuan ratuku" jawabnya lalu menghentikan Olif dipertigaan.
"Ngapain ikutan turun?" tanya Bella yang melihat Fakhri juga turun dari mobilnya.
"Mau nyari pahala" jawabnya seraya mendekati Olif yang ingin menyebrang.
"Maksudnya?" tanya Olif bingung.
"Nolong orangkan dapet pahala" jawabnya seraya menoleh kanan dan kiri untuk memastikan jalan bahwa sudah aman untuk menyebrang atau belum. "Dah yuk" ajak Fakhri seraya memegang tangan Olif.
"Eh..eh.." Olif kaget dan cepat-cepat melepaskan genggaman tangannya lalu berlari untuk menyebrang dan meninggalkan Fakhri. "Makasih" jawabnya setelah sampai disebrang jalan.
"Besok pagi gua jemput disini" teriak Fakhri dari sebrang jalan.
"Iya" teriak Olif dengan mudahnya menerima ajakan Fakhri. Seraya melambaikan tangan ke arah Fakhri seolah mengucapkan "selamat jalan dan sampai jumpa"
"Selamat pagi tuan ratuku" sapa Fakhri yang baru saja sampai dipertigaan untuk menjemput Olif. Didapati,Olif seperti sudah menunggu lama dengan raut wajah seperti kesal melihat Fakhri.
"Berasa lagi nunggu jemputan mama yang lagi tidur" ceplos Olif mengode kesal.
"Haha,tunggu jemputan gua aja makanya kalo mama lagi tidur" Jawab Fakhri seraya menjalankan motornya. "Gak sopan ganggu orang tua lagi tidur" lanjutnya.
"Make motor?kemana mobilnya?" tanya Olif merubah topik pembicaraan.
"Sengaja. Biar sehat" jawab Fakhri.
"Olahraga dong kalo mau sehat"
"Matahari pagikan buat sehat. Tapi hayuk sih kalo mau olahraga"
"Kok hayuk?"
"Biar sehat bareng-bareng. Kalo bisasih ajak Olif"
"Gak ah"
"Loh kenapa?"
"Males"
"Siapa yang ngajak kamu?kan aku ngajak Olif" jawabnya seperti menahan metawa. Ntah kenapa Fakhri menjadi berbicara menggunakan kata aku kamu.
"Olifkan namaku" jawabnya ikutan berbicara aku kamu.
"Tapi aku ngajaknya Olif. Bukan kamu"
"Olifnya gakmau"
"Mau,bilang gitu calonnya yang ngajak" jawabnya seperti percaya diri bahwa Olif akan mau "masa gakmau di ajak calon" lanjutnya.
"Iya,gak mau katanya" jawab Olif seolah Fakhri bukan sedang mengobrol dengannya.
"Ya udahdeh gak jadi," jawab Fakhri seperti merasa kecewa. "Kalo kamu yang aku ajak mau gak?" tanyanya lagi yang ini benar-benar untuk diri Olif yang sedang bersama Fakhri.
"Gak mau juga"
"Kenapa?"
"Aku gak mau sama kamu. Tapi maunya sama..." ia terhenti karena memang tak tau nama Fakhri "namamu siapa?" tanya Olif sedikit menjerit.
"Udah berapa kali bilang,namaku Wayang. Panggil aja yang" jawab Fakhri lalu ia tertawa.
"Serius" kesal Olif.
"Haha,kita udah kenal berapa lama baru nanyain nama" Fakhri tertawa.
"Kasih tau aja susah banget" Dumel Olif.
"Fakhri tuan ratuku. Namaku Fakhri" jawab Fakhri dengan manisnya.
"Fakhri?" Oif kaget dan mengulang nama Fakhri untuk memastikan.
"Iyaaa,bagus ya. Sebagus orangnya" jawab Fakhri dengan tawa.
"Beneran Fakhri ya namanya" ucap Olif sedikit berbisik.
"Kenapa?" tanya Fakhri yang tak mendengar jelas apa yang Olif bicarakan.
"Mirip..." jawab Olif tersenyum.
"Mirip apa?" tanya Fakhri memotong pembicaraan Olif.
"Ng-nggak"
"Tadi belom selesain ngomongnya. Maunya sama siapa kalo bukan sama aku?" tanya Fakhri untuk membahas hal yang mereka bahas sebelumnya.
"Aku gak mau sama kamu,tapi... Aku maunya sama Fakhri" jawabnya berbisik tepat ditelinga Fakhri.
"Pak! Namanya Fakhri ya?nih ada yang mau kebapak" teriak Fakhri kepada tukang sapu jalan dari motornya.
"Ehh... Aku salah ngomong. Aku maunya ke kamu bukan ke Fakhri"
"He he he"
"Pulang bareng lagi ya?jalan-jalan dulu"
"Gak ah. Capek"
"Aku ngajak Olif bukan kamu"
"Ehh.. Teh?namanya Olif?nih ada yang ngajak jalan" jerit Olif kepada siswi satu sekolahnya yang kebetulan lewat didepan mereka.
"Ha ha ha" tawa fakhri yang melihat reaksi siswi yang sepertinya merasa tidak suka dijadikan bahan bercanda mereka. "Gak mau katanya" lanjut fakhri dengan sisa ketawanya.
"Mau,cuma malu" jawab Olif.
"Jujur aja kalo kamu yang mau" jawabnya merasa percaya diri. "Yasudah jalan sama kamu aja" lanjutnya.
"Gak mau kata aku" jawab Olif seperti menghindar dari Fakhri.
"Pasti mau" jawab Fakhri seraya berjalan menuju kelas bersama Olif.
"Nggak"
"Jawab mau atau kiss?"
"Kiss"
"Kiss depan guru?"
"Heh" jawabnya kaget seraya menahan tawa.
"Jadi mau atau kiss?" tanya Fakhri menghentikan jalannya dan menatap Olif seraya menunggu jawaban.
"Mau ajadeh"
"Hehe,tuhkan pasti mau"
"Aku mau kamu" jawabnya sedikit berbisik lalu lari pergi meninggalkan Fakhri menuju kelas.
Tertawalah selagi mampu.
Tertawalah selagi bisa.
Diamlah jika tak lucu,kalau kamu ketawa?nanti dikira kamu itu orang gila:).
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Sebuah Cinta
RomanceAku menyukainya,tetapi ia hanya memberi harapan kepadaku dan tanpa aku tau,ia menjalin hubungan dengan wanita lain. Aku tak benci. Hanya saja,aku kecewa. Setelah kami lama berpisah,akhirnya kami dipertemukan kembali. Aku sudah tidak mengenal siapa d...