"Olif" jerit Fakhri memanggil Olif yang terus berlari menuju pintu keluar.
Akhirnya Olif menghentikan larinya.
"Ekspetasi aku,aku bakal seneng-seneng disini,tapi ternyata cuma ekspetasi aku doang" ucap Olif lalu pergi menuju pintu keluar yang sudah berada dihadapannya."Olif dia itu" jawab Fakhri berusaha menjelaskan.
"Aku gak mau tau dia siapa,yang intinya kamu pelukan tadi sama dia" jawabnya menjerit lalu menghentikan taxi yang kebetulan lewat didepannya.
"Olif mau kemana" jerit Fakhri berlari menuju Olif.
"Aku bakal ganti uang kamu yang udah kepake untuk beliin aku ticket kesini" jerit Olif lalu masuk kedalam taxi dan pergi meninggalkan Fakhri.
"Olif,dia Rima mantanku waktu SMP dulu. Aku cuma kebetulan ketemu sama dia" ucap Fakhri disebuah pesan karena beberapakali menelfon Olif tetapi tak di angkat.
"Rima?" tanya Olif pada dirinya sendiri. "Tapi setau aku Rima itu alimkan,tapi kok yang tadi?" lanjutnya lagi.
"Olif aku minta maaf" lanjut Fakhri lagi mengirim pesan.
Drett... Getar handphone Olif.
"Hallo om" ucap Olif disebuah telfon.
"Olif dimana?cepat pulang" jawab Omnya Olif seraya mematikan telfonnya.
"Bendera kuning" tanya Olif pada dirinya sendiri saat ia sampai dirumah.
"Assalamualaikum" ucap Olif dengan tergesah lalu masuk kedalam rumah.
"Om" jerit Olif yang melihat omnya berada didepan jenazah yang sudah terbujur kaku.
"Om siapa yang meninggal?" tanya Olif dengan tangisnya.
"Mamamu sudah di fonis dokter tapi dia malah diem aja gak rutin berobat,sampai komplikasinya sekarang sudah parah. Om langsung terbang kesini setelah ditelfon dokter tadi pagi" jawab omnya Olif.
"Hallo" ucap Olif lirih.
"Olif maafin aku" jawab Fakhri.
"Fakhri mamaku meninggal,kamu kesini ya,nanti aku kirim alamat rumahku lewat pesan" ucapnya lalu mematikan telfonnya dan mengirim alamat rumahnya ke Fakhri.
"Veve" ucap Fakhri setelah sampai dirumah Olif.
Fakhri teringat karena waktu dulu memang sering kerumah Veve.
Jenazah ibunda Olif dikuburkan setelah Fakhri sampai di tempat kediaman.
"Om,sekarang aku cuma tinggal sama adek. Aku gak yakin om bisa hidup cuma berdua gini" ucap Olif ditengah perjalanan pulang.
"Nanti malam kita bicarakan ya" jawab omnya.
Setelah malam hari,semua keluarga yang datang berkumpul di ruang tamu rumah Olif untuk membicarakan semuanya.
"Adikmu akan di bawa tante ke New York. Kalo kamu,milih antara mau ikut om atau tante?" tanya omnya Olif.
Omnya Olif itu tinggal di London,dan tantenya Olif,itu tinggal di New York.
"Sekolahku gimana?" tanya Olif ntah kepada siapa.
"Pindah sekolah,atau kamu mau selesain dulu sampai lulus,lalu kuliah disana" jawab omnya.
"Rumahnya gimana?" tanya Olif lagi dengan posisi menunduk,masih dengan sedihnya.
Om dan tantenya terdiam.
"Rumahnya kita jual,atau kita sewakan. Lihat keadaannya gimana nanti,baru kita ambil keputusan akan di gimanain" jawab tantenya setelah terdiam.
"Aku tinggal disini dulu sampe lulus gapapakan?" tanya Olif kepada tantenya.
"Tinggal sendiri gapapa?" jawab tantenya kembali bertanya.
"Gapapa tante,tapi aku bingung bakal ikut siapa,tante atau om" jawab Olif lalu kembali menunduk.
"Ikut tante dulu,kalo betah ya kamu tinggal sama tante. Kalo nggak,kamu bisa ikut om,kalo betah sama om kamu ikut sama om" jawab omnya.
"Kalo betah dengan dua-duanya,jawabannya berarti ada di kamu,mau dengan siapa" saut tantenya.
"Bahasanya?" tanya Olif.
"Selama masih di Indonesia ya kamu private Bahasa biar bisa" jawab tantenya.
Seminggu kemudian,om dan tantenya kembali kerumah masing-masing. Adiknya Olif ikut dengan tantenya. Dan sekarang ia sendiri dirumah itu. Ia juga harus private agar bisa berbahasa disana.
+Voment
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Sebuah Cinta
RomanceAku menyukainya,tetapi ia hanya memberi harapan kepadaku dan tanpa aku tau,ia menjalin hubungan dengan wanita lain. Aku tak benci. Hanya saja,aku kecewa. Setelah kami lama berpisah,akhirnya kami dipertemukan kembali. Aku sudah tidak mengenal siapa d...