Kebanyakan,wanita marah dengan pasangannya karena kesalah fahaman. Dan semua pria harus tau,bahwa wanita memang diciptakan untuk selalu menang. Dan yakinlah,bahwa wanita akan mengalah juga kalau kamu mengaku salah.
"Aku marah kalo ada cewe yang deket sama kamu" jawab Olif.
"Temen aku banyak yang ceweloh" jawab Fakhri menatap Olif.
"Ya kalo deketnya ngelebihin aku,aku bakal marah" jawabnya lagi sedikit kesal dengan wajah yang di kerutkan.
"Bukan marah itumah,tapi jealous" jawab Fakhri meledek.
"Im jealous baby" jawab Olif kembali meledek Fakhri.
"Aku pernah punya adik kelas di SMP dan dia mirip banget sama kamu" ucap Fakhri tiba-tiba saat mereka asik makan.
"Ohya?" jawab Olif kaget.
"Iya,jujur deh. Aku kangen sama dia" jawab Fakhri mengosongkan pandangan.
"Temuinlah" jawab Olif menhentikan makannya.
"Boleh?" tanya Fakhri mengalihkan panangannya ke arak Olif.
"Terus kalo kamu udah ketemu mau ngapain?"
"Aku mau meluk" jawabnya seraya menahan tawa.
"Liatin aku aja kalo gitu biar kamu gak kangen dia lagi dan gak meluk dia,tohkan kata kamu dia mirip sama aku" jawab Olif sedikit kesal dan khawatir akan hatinya.
"Haha,kamu marah kalo aku meluk cewe?" tanya Fakhri masih dengan tawanya.
"Meluk dan dipeluk" jawab Olif seraya melanjutkan makannya.
"Meluk mamaku?"
"Beda lagi kalo itu"
"Gapapa?" tanya Fakhri dan Olif mengangguk. " kalo meluk mamamu?" tanya Fakhri dengan tawaan kecilnya. Olif tertawa.
"Kalo meluk mantan?" tanya Fakhri sedikit berbisika,lalu Olif melirik tajam kearah Fakhri.
"Meluk kamu?" tanya Fakhri lagi dengan senyum.
"Hihi" Olif hanya menjawab dengan tersenyum bahagia.
"Kamu juga mirip sama kakak kelasku waktu di SMP" ucap Olif kembali mengingat.
"Ikut-ikutan aja kamumah" jawab Fakhri lalu mereka tertawa. "Ohiya,hari minggu nanti ada karnaval sama pameran di lapangan" lanjut Fakhri ditengah tawa mereka.
"Pameran apa?di lapangan mana?" tanya Olif seraya melanjutkan makannya.
"Seni. Kamu suka senikan?
Terus acaranya dilapangan indah diluar kotasih tapikan belum terlalu jauh banget darisini" jawab Fakhri lalu ikut melanjutkan makannya."Oh,oke maudeh yang penting sama kamu" jawab Olif menatap Fakhri seraya tersenyum senang.
"Mesen tiketnya lewat online harus jadi,karena tiketnya mahal" ucap Fakhri dan hanya dilirik oleh Olif.
Akhirnya,hari minggupun datang.
Hari yang Olif nanti-nantikan karena ia sangat suka seni dan kebetulan ada karnval seni di lapangan indah. "Memang lumayan jauh,tapi tidak masalah. Yang penting aku dapet motivasi dari sepulang darisana" batin Olif saat sedang menunggu jemputan Fakhri."Sudah siap?" tanya Fakhri saat Olif sudah berada didalam mobil.
"Yaellah beb,berasa driver gini" ucap Fakhri ketika melihat Olif yang duduk dibelakang.
Olif hanya tertawa lalu pindah duduk kedepan tepat disamping Fakhri.
Setelah dua jam perjalanan,akhirnya mereka sampai. Olif senang melihat ada yang menari dipintu masuk untuk menyambut para pengunjung yang sudah mempunyai tiket.
"Welcome and enjoy" ucap seorang penari yang menyambut kedatangan Olif dan Fakhri seraya memberi dua buah gelang tanda bahwa mereka adalah pengunjung.
"Bukan acara umum ya ini?" tanya Olif setelah mereka sudah melewati pintu masuk.
"Bukan,makanya mahal" jawab Fakhri dengan tawaan kecil.
"Ketoilet dulu yuk" ajak Olif seraya menoleh kanan dan kiri untuk mencari toilet.
"Tunggu" lanjutnya setelah sampai ditoilet. Maksudnya,menyuruh Fakhri untuk menunggunya di depan toilet.
"Hai" sapa Rima yang baru keluar dari toilet.
Fakhri tak menyangka bahwa Rima juga datang ke karnaval. Dan ya,kelihatannya Fakhri juga senang bertemu Rima saat itu.
"Hm,hai. Maaf,siapa ya?" tanya Fakhri kepada Rima,
"Fakhri kan?" tanya Rima kembali seraya menunjuk Fakhri. "Aku Rima,hmm maaf setelah aku lulus SMP,aku lepas jilbab aku,soalnya aku pindah keluar negri dan pas aku lagi main kesini,kebetulan ada karnaval" lanjutnya.
"Ohh Rima,apa kabar?" tanya Fakhri seraya memeluk Rima dengan senyum bahagia karena bisa bertemu Rima lagi.
"Hmm baik" jawab Rima juga dengan senyumnya.
"Maaf ya lam--ma..." ucap Olif terputus saat melihat Fakhri dan Rima berpelukan berdua didepan pintu toilet.
"Eehh lif--" Sebelum Fakhri selesai berbicara,Olif lari dan pergi meninggalkan mereka.
NEXT
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Sebuah Cinta
RomantizmAku menyukainya,tetapi ia hanya memberi harapan kepadaku dan tanpa aku tau,ia menjalin hubungan dengan wanita lain. Aku tak benci. Hanya saja,aku kecewa. Setelah kami lama berpisah,akhirnya kami dipertemukan kembali. Aku sudah tidak mengenal siapa d...