Chapter 6 |Ancaman Aldrick|

32.9K 1.5K 72
                                    

Happy Reading~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading~


Joanna duduk dengan tenang dikursi sebelah Aldrick, gadis itu menatap kosong jalanan kota yang sedikit macet. Disebelahnya, Aldrick mengemudi dengan tenang. Keheningan menguasai suasana mobil, tak seorang pun mencoba untuk memulai pembicaraan guna memecah keheningan tersebut. Terlebih Joanna, karena bagi Joanna terlibat sebuah pembicaraan dengan Aldrick merupakan hal terakhir yang ingin ia lakukan dalam hidupnya.

Kejadian dua hari lalu dimana Aldrick mengambil hal yang paling berharga bagi Joanna, membuat gadis itu lelah akan hidupnya. Ia lelah menangis, ia lelah akan takdir.

Joanna marah, marah pada Aldrick, bahkan pada dirinya sendiri. Pikiran gadis itu seolah buntu, ia sama sekali tidak melihat barang secercah cahaya kecil untuk takdir gelapnya ini.


Manik hazel Joanna terus menatap keluar kaca, sempat terpukau melihat banyaknya gedung – gedung tinggi di sepanjang perjalanan, juga suasana lagit sore yang begitu indah dan memanjakan mata. Namun, detik kemudian rasa kagumnya itu seolah menguap entah kemana. Joanna benci kota, sangat membencinya.

Berada di tempat serba modern ini membuatnya berada dalam masalah rumit, yang entah Joanna sendiri tidak tahu apakah ia bisa keluar dari masalah ini atau tidak. Terlebih perbuatan Aldrick beberapa waktu lalu padanya, membuat Joanna justru semakin terjerumus memasuki masalah tersebut.

Bagi Joanna, kota modern seperti ini adalah sebuah penipuan. Kota memang tampak indah dengan segala fasilitas memadainya, lengkap dengan indah tatanannya yang sangat berkelas. Namun justru, hal itu seolah sengaja dibuat untuk menutupi hal kelam tentang makna dari kota itu sendiri.

Bagi Joanna, Aldrick merupakan salah satu contoh hal kelam yang coba kota sembunyikan, sebelumnya Joanna tak pernah melihat seseorang yang searogan dan sekejam Aldrick. Pria itu adalah yang pertama. Dan Joanna tidak yakin bahwa Aldrick adalah satu – satunya hal kelam yang kota indah ini miliki.

Joanna menyandarkan kepalanya pada sandaran, memperhatikan setetes dua tetes air hujan yang berjatuhan mengenai kaca mobil yang ia tumpangi. Tanpa diperintah otak Joanna kembali memutar kejadian paling buruk dihidupnya, terus berputar tanpa bisa Joanna kendalikan. Bibir ranum Joanna menerbitkan seutas senyum kecut, bahkan sekarang hujan pun menjadi salah satu dari barisan list yang paling dibencinya.

Joanna menghela nafas pelan, entah kemana Aldrick akan membawanya. Joanna tak ingin bertanya, dan berusaha untuk tidak peduli. Ia bukannya tidak sadar jika Aldrick beberapa kali menolehkan kepala ke arahnya, hanya saja Joanna berusaha tidak memperdulikan hal tersebut. Baginya semua yang Aldrick lakukan selalu membuatnya muak.

Tak lama, mobil hitam milik Aldrick berhenti di depan sebuah bangunan besar. Aldrick mematikan mesin mobilnya, lalu menoleh ke arah Joanna sebentar. Sedangkan Joanna masih terus menatap lurus ke depan, sama sekali tidak berniat menoleh ke arah Aldrick. Tak berselang lama, Aldrick keluar dari mobil, berjalan memutar kemudian membukakan Joanna pintu.

ALDRICK'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang