Chapter 29 |Setetes Kisah Kehidupan Aldrick|

12.5K 854 67
                                    

Happy Reading~

"Astaga, Nyonya. Bukankah saya sudah berpesan pada anda agar tidak berlama - lama di dalam sana? Tapi saya rasa Nyonya tidak mendengarkan hal itu. Apa yang saya sampaikan adalah demi kebaikan anda sendiri. Kita tidak pernah tau kapan Tuan bisa saja kembali." Helaan nafas terdengar. Hellen menempelkan es batu di kening Joanna guna meredakan memar disana.

Beberapa waktu yang lalu, Hellen dengan terpaksa masuk ke dalam ruangan rahasia itu untuk menyusul Joanna dan membawa wanita itu keluar dari sana, pasalnya istri Tuannya itu tidak keluar - keluar setelah hampir menghabiskan 2 jam berada di dalam sana. Hellen tentu cemas memikirkan jika Aldrick kembali ke mansion dengan Joanna yang masih sibuk berlalu lalang menggeledah ruangan tersebut.

Joanna menampilkan guratan penyesalan, ia meraih tangan Hellen. "Maafkan aku sudah membuatmu cemas ya, Hellen. Aku tidak bermaksud, hanya saja ruangan itu penuh dengan hal-hal yang justru semakin meningkatkan rasa penasaranku."

"Saya sangat mengerti dengan rasa penasaran anda, Nyonya. Tapi ini semua tentang keselamatan anda sendiri. Saya tidak bisa berlama - lama menahan para bodyguard itu, jika ada salah satu dari mereka mengetahui Nyonya masuk ke ruangan itu, maka hal tersebut akan menjadi masalah besar untuk anda." Hellen menyuarakan kecemasannya.

Joanna mengangguk pelan, ia jelas mengerti apa yang Hellen maksud. Para bodyguard di sini sangatlah patuh dan setia pada Aldrick. Dan karena kesetiaan itu, Joanna yang berstatus sebagai Nyonya Lington, tidak memiliki kuasa apapun untuk memerintah mereka, terlebih tentang hal-hal yang berkaitan dengan penghianatan terhadap Aldrick.

"Maafkan aku ya, Hellen?"

"Saya tidak marah pada anda, saya hanya cemas. Jadi Nyonya tidak perlu meminta maaf." Jawab Hellen pelan.

Joanna mengukir senyum tipis menatap wajah hangat Hellen yang dihiasi garis-garis halus. Dalam mansion ini, Joanna hanya memiliki Hellen sebagai orang yang berpihak padanya. Untuk itulah, keberadaan Hellen sangat berarti baginya. Sosok Hellen yang hangat membuat Joanna seolah merasakan figur seorang ibu, Hellen sangat perhatian kepadanya.

Seolah menyadari sesuatu, Joanna terlihat merogoh sesuatu dari balik saku bajunya. Iya mengeluarkan sebuah foto yang sempat dicurinya, foto pernikahan Aldrick dengan seorang wanita cantik. Dengan berbinar, Joanna memperlihatkan foto tersebut kepada Hellen dan membuat wanita paruh baya tersebut tampak terkejut.

"Terlalu beresiko mencuri foto ini dari sana, Nyonya. Kenapa anda bertindak gegabah?"

Joanna meringis pelan, menyadari perbuatan beresikonya. "Ruangan itu menyimpan banyak hal yang membuatku penasaran, tapi wanita dalam foto ini adalah pemicu terbesar dari rasa penasaranku. Aku merasa perlu tahu tentang wanita ini. Sejauh ini, kesimpulanku adalah, wanita ini istri pertama Tuan Aldrick. Apakah aku benar?"

Hellen menatap wajah serius Joanna sejenak, kemudian meraih dengan pelan foto yang Joanna sodorkan kepadanya. Garis wajah wanita paruh baya tersebut kian menghangat, seolah potongan-potongan memori menyenangkan terputar dalam ingatannya.

Joanna memperhatikan Hellen yang masih terdiam. "Kau bisa memberitahuku mengenai siapa wanita ini, bukan? Kumohon Hellen, aku benar-benar ingin mengetahuinya. Aku sama sekali tidak mengetahui apapun tentang Tuan Aldrick selain sifatnya yang seperti iblis itu, sedangkan dia mengetahui seluruh kisah hidupku. Aku merasa itu tidak adil, Hellen. Kumohon, tolong beritahu aku."

Hellen tersenyum kecil menatap Joanna. "Saya akan memberitahu anda apa yang saya tahu Nyonya. Tanyakan, dan saya akan menjawab sesuai apa yang saya ingat."

Joanna menegapkan posisinya, memandang Hellen dengan sangat serius. "Siapa nama wanita ini? Dan seberapa penting wanita ini bagi Tuan Aldrick? Saya ingin tahu semua mengenai kisah Tuan Aldrick dimasa lalu, tolong ceritakan semua yang kau tahu Hellen."

ALDRICK'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang