Chapter 27 |Si Wanita Pengganggu|

15.6K 962 192
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Happy Reading~

Setelah ajang tanya jawab yang dilangsungkan kemarin malam, pagi ini semua berita disaluran televisi, koran, maupun online news berbasis internasional menampilkan hal yang sama. Yaitu berita tentang pernikahan Aldrick dengan Joanna. Bahkan ada artikel yang khusus membahas Joanna Oswald, seorang wanita yang digadang-gadang adalah istri dari pria Lington itu, satu-satunya wanita yang di akui oleh Aldrick.

Joanna memijat pelipisnya ketika melihat wajahnya dan Aldrick terpampang sangat jelas dan besar di halaman utama dari koran harian yang baru saja diserahkan oleh salah seorang maid. Ia mendesah pasrah, sekarang namanya bahkan sudah dikenal oleh khalayak ramai berkat apa yang sudah dilakukan Aldrick semalam. Karena acara semalam, hari ini para pembuat berita seolah berlomba-lomba memberikan headline paling menarik mengenai kabar pernikahan dirinya dan Aldrick, Joanna yakin para wartawan yang diundang oleh Aldrick pasti bergadang semalaman untuk menyuguhkan berita yang Joanna rasa lebih menghebohkan dari comebacknya salah satu bintang papan atas baru-baru ini.

Joanna kembali berpikir, sebesar itukah pengaruh dari Aldrick? Setiap pergerakannya seolah-olah terus mengundang mata publik untuk memperhatikannya.

Joanna kembali menghela nafas, netranya kini terfokus ke arah benda persegi panjang yang menampilkan klip dari acara semalam. Pandangannya datar, menatap benda pipih itu tanpa ekspresi.

Itu semua jelas adalah rangkaian kebohongan. Apa yang Joanna katakan sangat bertolak belakang dengan kehidupan nyatanya. Dia tidak bahagia disini, tidak ada cinta dan kasih sayang. Tidak ada perlakuan menyenangkan dari Aldrick, kehidupan nyata yang ia jalani semenjak menginjakkan kaki di mansion Aldrick tak pernah lepas dari kekangan dan siksaan, kehidupan ini lebih mirip burung dalam sangkar jika dibandingkan dengan kehidupan keluarga yang bahagia.

Joanna meraba dahinya yang terluka, begitu juga dengan pipinya yang masih terlihat berwarna keunguan. Kemudian wanita itu kembali memfokuskan pandangannya kearah dirinya yang tampak menjawab pertanyaan dalam siaran TV itu. Dirinya yang berada disana sangat berbeda dengan dia yang saat ini. Tak ada luka didahi, tak ada bekas lebam di pipi. Semuanya tertutup rapi dengan polesan make up yang berhasil menipu banyak mata. Tak ada Joanna yang tersiksa disana, yang ada hanyalah Joanna yang selalu menanggapi pertanyaan dengan seulas senyuman dan sikap tenang, seolah mengatakan pada dunia bahwa hidupnya bersama Aldrick adalah sebuah hadiah dari Tuhan.

"Mari Nyonya, semua sudah siap. Tuan juga sudah menunggu anda di mobil." Salah seorang maid memberitahu.

Joanna menoleh, kemudian tersenyum kecil menyiratkan terimakasih. Wanita itu pun berdiri dari duduknya, memberikan koran yang sedari tadi ada digenggamannya kepada maid tersebut, sejenak ia menatap layar televisi yang masih menampilkan klip dirinya dan Aldrick, pandangan tanpa emosinya itu tertahan disana beberapa saat, sebelum akhirnya tarikan nafas ia ambil dan mengayunkan langkahnya menuju tempat dimana Aldrick tengah menunggunya.

ALDRICK'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang