Chapter 2 |Gagal|

37.4K 2K 96
                                    

Tolong tandai kalau ada typo, supaya bisa langsung aku perbaiki dinaskah aslinya.

Happy Reading~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading~

Sudah terhitung seminggu lamanya Joanna berada di rumah besar ini, dan dalam seminggu ia tidak pernah melihat pria arogan itu lagi semenjak kejadian dikamar waktu itu. Joanna sudah mencoba segala cara untuk kabur, namun tetap saja tidak berhasil. Semua sudut rumah terpasang CCTV. Dan ya, banyak sekali bodyguard yang menjaga rumah ini.

Pergerakan Joanna sangat terbatas, orang – orang yang berkeliaran dipenjuru rumah seolah tak memberinya kesempataan untuk melarikan diri. Terlalu banyak maid dan bodyguard. Kemungkinannya sangat kecil untuknya berhasil kabur dari tempat ini.

Namun, bukan Joanna namanya jika tidak bisa memikirkan rencana lainnya. Gadis itu tidak pernah hilang akal, walau biasanya seorang gadis desa selalu kental dengan kata 'polos', namun, hal itu tidak berlaku pada Joanna. Dia adalah tipe gadis yang cerdik, pekerjaan keras, dan selalu optimis. Hanya satu kelemahan gadis itu, ceroboh dan terkadang dia akan menjadi lola (loading lambat) pada waktu -waktu yang tidak tepat.

Tempo lalu Joanna banyak menangis dengan harapan agar pria tersebut luluh dan melepaskan dirinya. Namun, kenyataan yang Joanna dapat justru sangat pahit. Bukannya luluh, pria itu malah bersikap kasar dan semakin mengekangnya. Mengklaim dirinya seolah Joanna adalah sebuah barang. Terlebih pukulan yang Joanna dapatkan di tubuhnya sakit bukan main. Pria arogan itu sangat kasar dan tak pandang bulu. Joanna heran, mengapa nasibnya menjadi seperti ini. Kenapa dia harus disiksa dan dikurung oleh orang asing yang semena – mena.

Untuk rencananya kali ini, Joanna telah menyusunnya dengan sebaik mungkin, dan telah memikirkan kemungkinan – kemungkinan akan kesalahan yang bisa ia lakukan. Kali ini Joanna harus berhasil. Ya! Hari ini harus menjadi hari terakhirnya berada di rumah terkutuk ini. Joanna sudah tidak tahan. Dia ingin bebas.

Ide gilanya ini muncul kemarin malam, ketika Joanna sedang merenung sembari memperhatikan seisi kamar. Beruntung sekali netranya menangkap keberadaan alat aneh yang terpasang disudut kamar bagian atas. Terlihat seperti alat pendeteksi, hampir mirip dengan lampu ambulance, hanya saja lebih minimalis dan berwarna hitam dengan setitik cahaya merah yang berkedip. Ketika ia menanyakan alat itu kepada seorang maid, maid tersebut mengatakan,

“Ohh, itu adalah alat pendeteksi kebakaran, Nona. Alat itu berguna untuk memberi pemberitahuan ketika terjadinya kebakaran dirumah ini.”

“Bagaimana bunyinya?”

“Sangat bising, mirip dengan suara sirene pemadam kebakaran. Ya, kurang lebih seperti itu.”

Ah! Betapa polosnya maid itu.

Joanna menyalakan pematik yang berada di genggaman tangannya, lalu membakar baju yang dia ambil dari dalam lemari. Sangat disayangkan sebenarnya, mengingat baju yang tengah Ia bakar tersebut terlihat indah dan mewah. Harganya pasti mahal. Tapi mau bagaimana lagi, hidupnya lebih penting dari pada baju mewah ini. Baju yang ia terbakar mengeluarkan asap hitam, cukup banyak hingga mampu membuat Joanna terbatuk karena tak sengaja menghirupnya. Dan ya! Sesuai perkiraan, tak lama kemudian alat pendeteksi itu berbunyi sangat keras, persis seperti suara mobil pemadam kebakaran.

ALDRICK'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang