Part14

1.4K 52 2
                                    

"Gue putus sama Andre" What!?

"Hah?! Serius lo bil!!?" kanaya kaget mendengar kabar buruk itu.Pasalnya, mereka sudah menjalin hubungan sejak kelas sepuluh,setahun yang lalu.

"Jangan gini dong,tenang ya" Kanaya mengelus punggung sahabatnya.Punggung Sabil bergetar,ia menangis menumpahkan semua rasa kesalnya yang ia tahan sejak tadi.

"Gu- gue benci sama Andre nay,gue benci!!"

"Iya bil iya.Udah jangan nangis" Kanaya memeluk Sabil masih mencoba menenangkannya.

"Maafin gue ya nay.Selama ini gue selalu ga perduliin lo karna gue lebih sibuk sama Andre.Gue lebih milih jalan sama cowok brengsek kaya dia ketimbang ngabisin waktu sama lo.Maaf nay" Sabil menyesal atas apa yang telah ia lakukan terhadap kanaya selama ini.Bahkan ketika orang tua kanaya meninggal,sabil sama sekali tidak datang kerumah kanaya.

"Gapapa bil,gue ngerti ko" Kanaya ini terlalu naif!

"Gue beruntung punya temen kaya lo nay.Gue beruntung punya lo yang sabar ngadepin gue.Gue-" ucapan Sabil menggantung.

"Gue sayang lo nay" lanjutnya seraya mengeratkan pelukannya lalu semakin terisak.

"Gue juga sayang lo bil" kanaya bingung harus sedih atau gembira.Di satu sisi sahabatnya sedang patah hati dan disisi lain sahabatnya ini akan kembali menjadi miliknya,seutuhnya.

"Kalo boleh tau,kenapa bisa putus?" Sebenarnya kanaya tidak ingin menanyakannya,tapi ia penasaran.

"Gue liat Andre lagi berduaan sama Keira.Kaka kelas gajelas itu" Sabil menjelaskan seraya melepaskan pelukan kanaya.

"Dan lo tau? Gue ngeliat mereka di lorong sekolah yang arahnya ke taman belakang.Lo taukan kaya apa itu tempat,sepi nay.Hampir gapernah ada yang lewat selain lo" Kanaya tau,lorong sekolah menuju taman belakang.Ia sering melewatinya,disana sangat sepi.Apa yang dilakukan mereka ditempat seperti itu?.

"Yaudah yaudah.sekarang kan ada gue,lo gausah sedih lagi ocehh!!" Nada bicara kanaya sangat ceria.Kanaya mencoba menghibur sahabatnya,ia tidak tega melihat sabil seperti ini.

"FIGHTING!!" Teriak sabil bersemangat.

"Hah? Emang mau ngapain?" Tanya kanaya polos.

"Move on.Gue harus berjuaangg!!"

Kanaya tersenyum tipis melihatnya,sahabatnya begitu cepat ceria kembali.

***

"Yan,ntar malem malem minggu" entah apa maksud Rakan mengatakan itu.Mereka sedang berada di rumah Rayan yang sepi,hanya ada mereka dan bi Imah.

Diam,Rayan tidak mngelihkan pandangan dari ponselnya yang ia pegang dengan posisi miring.

"RAYAN!! NTAR MALEM MINGGUUU!!" Teriak Rakan kesal karna diabaikan oleh Rayan.

Defeat

Suara seorang perempuan yang berasal dari ponsel Rayan.

"Kalahkan gue!!" Rayan berdecak sebal,ia kalah main game karna Rakan.

"Aelah gitu doang aja" jeda.

"NTAR MALEM MINGGU ANJING!!" lagi lagi,Rakan terus mengatakan hal itu entah apa maksudnya.

"Ya trus kenapa bangsatt!!" Rayan balik membentak.Raka tidak bergeming,ia tidak merasa terganggu.

"Lo ga ngajak ibu negara jalan?" suara Rakan merendah.

"Emang apa hubungannya amalo?"

"Gimana kalo kita ajak ibu negara sama Sabil nginep?" Rakan memberi saran,sedikit tidak masuk akal sebenarnya.Bagaimana kalau terjadi sesuatu antara mereka nantinya?

"Gila kali" Raka tidak terima,ia tidak mau terabaikan lagi.

"Boleh jugaaaaa!!" Rayan heboh sendiri,tidak pernah terpikirkan olehnya  hal seperti itu.

"Apa apaaaan kagaaa kagaa!!" Raka makin gencar berteriak menolak saran Rakan tapi ia diabaikan.

"Disini nginep nya?" Rayan dan Rakan terus berbicara mengabaikan Raka yang teriak teriak tidak jelas.

"Iya.Udah gc bilang sama ayang lo" Rakan tidak sabar,ia ingin menghabiskan waktu dengan sabil walaupun tidak berdua.

"Alah bangsat lo pada" Raka pergi,ia marah.Entah kemana cowok itu pergi,yang pasti Rakan dan Rayan tau ia tidak benar benar marah.Raka hanya tidak ingin terabaikan.

***

"Yaampun kulkas kenapa bisa kosong melompong gini si?" Kanaya menggerutu tidak jelas ketika melihat kulkas nya yang bersih.

"Oma lupa mau beli makanan sayang" oma datang dari arah ruang tamu.

"Oh,yaudah biar kanaya yang belanja oma" sahut kanaya memberi saran.

"Emangnya gapapa?"

"Gapapa kok.Kanaya juga ada yang mau dibeli di supermarket,jadi sekalian."

"Yasudah kalau begitu" oma mengiyakan saran kanaya dan memberikan lima lembar uang kertas berwarna merah padanya.

Kanaya pergi ke supermarket jalan kaki,tidak terlalu jauh letak supermarket dari rumahnya.

Ketika sudah masuk ke dalam supermarket,kanaya mengernyitkan keningnya.Ada seorang perempuan disana,pandangannya hanya kedepan.Ia tampak meraba barang barang disana.Bagian peralatan dapur,banyak pisau di sana.Bagaimana jika mengenai tangannya atau terjatuh lalu menusuk kakinya??

Kanaya bergidik ngeri membayangkan hal buruk dipikirannya.Ia menghampiri perempuan itu,belum setengah jalan pisau yang terbuka jatuh.Kanaya berlari mencoba menolongnya,mendorongnya agar tidak mengenai perempuan itu.

"Aah!!" Kanaya meringis kesakitan.Sial! Kenapa malah dia yang tertusuk!?

"Ah? Siapa?" perempuan itu sepertinya tidak menyadari kehadiran kanaya.Pandangannya terus kedepan.Apa dia...buta?

Kanaya berjongkok mencoba melihat keadaan kakinya.Cukup dalam, untungnya tidak menancap.Tapi siapa yang membiarkan pisau itu  tetap terbuka!? Apa pegawai disini tidak memeriksanya! Sial!

"Aww!" Kanaya terus meringis kesakitan.Ia mencoba untuk berdiri,menghampiri perempuan tadi.

"Kamu ga papa?" Ayolah! Kenapa malah kanaya yang bertanya padanya!?

"Ga papa,kamu kenapa?" Sahutnya lembut tapi iris mata coklatnya menyiratkan rasa khawatir.

"Gapapa,kamu sendirian?"

"Ak-"

"Feeza!? Kamu,kaka cariin" seorang cowok datang menghampiri mereka,sepertinya kaka perempuan ini.

"Ah ka Rezka" perempuan itu bernapas lega setelah mendengar suaranya.Tunggu.Rezka?.Kanaya menoleh kebelakang penasaran dengan kakak perempuan ini.

"Rezka!?" Kanaya benar-benar kaget melihatnya ada disini.

"kamu gapapa Feeza?" Rezka bertanya pada perempuan itu lalu dibalas gelengan kepala.

"Lo? Lo ngapain disini?" Rezka bertanya pada kanaya,sedangkan yang ditanya masih kaget tak menyangka.Kenapa harus sekaget itu? Ini tempat umum,siapa saja bisa datang bukan?

"Kanaya" tegurnya lagi.

"ah iya?" Kanaya tersentak lalu menoleh tersadar dari lamunannya.

"Kaki lo kenapa?" tanya Rezka ketika melihat bercak darah di kaki kanaya.

"oh,barusan kena itu" sahut kanaya seraya menunjuk pisau yang masih berada dilantai.

"Ko?"

"Tadi gue liat dia kaya ngeraba barang-barang disini,pisonya kesenggol tangan dia terus jatoh hampir kena kakinya.Untung gue masih sempet ngedorong dia" sahut kanaya menjelaskan.

"Hah!? Seriously!?" Rezka kaget mendengar penjelasan kanaya.

***

Mine [SELESAI] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang