Part30

1.3K 46 0
                                        

"Cantik engga,seksi juga engga.Kenapa selera Rezka rendahan gini sih?!" Feeza menggerutu sedari tadi,menatap Kanaya muak.

Kanaya masih pingsan,tangan dan kakinya diikat begitu kencang,mulutnya juga disumpal kain.Ia berada dipojok ruangan yang kotor dan usang ini,lantainya dingin.Kanaya terbangun,perlahan membuka matanya dan merasakan udara dingin yang menusuk kulitnya,hari sudah malam sekarang.

Frisca yang menyadarinya lantas menarik kain yang menyumpal mulut Kanaya kasar.Membuat cewek itu meringis,Kanaya terbatuk,ruangannya berdebu.

"Lepasin saya" ujar Kanaya lemah,kondisinya memburuk sekarang.

"Enak banget lo guguk! Gue cape cape bawa lo kesini masa mau gue lepasin gitu aja!" ujar Frisca membuat authornya terkekeh,apaansih gini aja ketawa,receh banget emang:')

"Guguk matalo picek!" Sarkas Kanaya membuat Frisca kaget,bahkan ia sendiri terkejut karena masih bisa berteriak seperti ini.

"Berani banget ya lo! Tunggu timing yang pas baru gue lakuin sesuatu ke lo" ucapnya membuat Kanaya terdiam,mau ngapain Kanaya emangnya?

"Terserah deh,kalopun gue mati nantinya juga gabakal ada masalah" sahut Kanaya membuat Frisca mengerutkan keningnya lalu cewek itu terkekeh,belom di apa apain udah pasrah aja.

"Hai" sapa seseorang yang baru saja menghampiri mereka,laki laki.

"Rian!?" Kanaya terkejut,demi doi author yang gapeka peka,kenapa harus dia lagi sih?!

"Maaf karena udah bikin Dian mati,maaf udah nyulik kamu waktu itu....dan hari ini" ujarnya membuat Kanaya membuang muka,muak melihatnya.

"Jangan sombong" Rian menarik dagu cewek itu agar mau menatapnya "Kamu bakal sama aku mulai hari ini...dan selamanya" lanjutnya membuat Kanaya terkekeh,selamanya pala lo kotak!

"Dian udah meninggal karena kamu,aku udah menderita juga gara gara kamu.Apa belum cukup?" Ujar Kanaya yang mulai menangis,hatinya sakit ketika mengingat Dian,pacar pertamanya yang meninggal karena ulah Rian.

"Belum,sampe kamu jadi milik aku,aku belum puass"sahutnya lalu tertawa jahat.

Kanaya hanya bisa pasrah sekarang,tubuhnya makin lemas saja.

"Satu satunya cara biar kamu jadi milik aku adalah...." Rian memberi jeda,membuat Kanaya merinding Karena tatapannya yang terkesan mengancam "Bikin kamu udah gak virgin lagi" lanjutnya lalu tersenyum manis pada cewek yang duduk di lantai pojok ruangan ini.

Rian menangkup wajah kanaya dengan kedua tangannya,lalu menarik perlahan agar bibir mereka bertemu.Rian mencium Kanaya dengan rakus,menikmati kesempatan yang tidak pernah terjadi sebelumnya.Sedangkan Kanaya mencoba melawan dan ia gagal,Rian melepaskan ciumannya lalu membiarkan Kanaya mengambil napas,ia terengah karenanya.

"Jangan disini" ujar Frisca yang menyaksikannya sedari tadi,lalu keluar ruangan dan meninggalkan mereka berdua.

"Ini bakalan jadi malam yang panjang buat kita" ujar Rian lalu kembali mencium Kanaya rakus,ia juga mulai meraba bagian tubuh Kanaya dengan lancangnya.

Kanaya sulit bernapas,ia kesakitan.Tangan dan kakinya yang terikat sakit,karena ia terus memberontak berusaha melepaskannya.Tapi,mungkin jika ia tidak terikat pun ia tidak bisa melawan Rian karena kondisinya.

Rian menggendong Kanaya,membawanya keluar dari ruangan kotor itu menuju mobilnya,Rian membawanya entah kemana menggunakan mobil.

"Rian,tolong jangan lakuin apapun sama aku" mohon Kanaya yang sudah menangis sesegukan sejak berada diruangan tadi.

"Jangan nangis sayang,aku gak akan bikin kamu kesakitan.Tapi kalo kamu ngelawan,aku gak bisa jamin itu" ujarnya lalu tersenyum manis pada Kanaya dan kembali fokus pada jalanan.

Mine [SELESAI] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang