Part21

1.2K 50 0
                                    

"Aku kira kau mengenalku.
Aku kira kau mempercayaiku.
Aku kira kita sudah melangkah jauh.
Tapi ternyata aku salah,hanya aku yang mengenalmu,hanya aku yang percaya padamu dan hanya aku yang melangkah sedangkan kau tetap ditempatmu."
-Kanaya Afinda-

***

Sudah seminggu berlalu sejak kejadian itu,Rayan dan Kanaya tetap tidak membaik.Selama seminggu Kanaya diantar jemput oleh Angga,Kanaya mangut saja ketika Angga meminta izin untuk mengantar jemput nya.Lagi pula,Rayan sudah tidak memperdulikannya.

Selama disekolah pun Kanaya selalu bersama Sabil,ia tidak mengizinkan sahabatnya menemui pacarnya yang kurang ajar itu.Sesekali Rezka mengahmpiri mereka untuk menyapa dan menanyakan kabar adiknya pada Kanaya.


Kanaya merasa kesepian,dia rindu omanya yang selalu disampingnya ketika ia terpuruk.Oma belum pulang juga sampai sekarang,Kanaya benar benar kesepian.

"Kanaya" Feeza mengetuk ngetuk pintu kamarnya,membuat kanaya yang sedang membaca novel menunda aktifitasnya.

"kenapa Feeza?" Kanaya mengajak nya masuk lalu duduk di bibir kasur.

"Kata bi Ida,kamu lagi sedih ya?Ada masalah?" Feeza bertanya dengan raut wajah khawatir,ia sudah cukup terbiasa dirumah Kanaya.Hingga bisa menghampiri Kanaya ke kamarnya sendiri,tidak perlu bantuan bi Ida lagi.

"Sedikit" sahutnya menyembunyikan rasa sedih dihatinya.Ia tidak mau ada orang yang mengkhawatirkannya.Feeza memeluknya tiba tiba,hingga kanaya kaget dibuatnya.

"Kamu pasti kesepian ya? Aku tau rasanya,disaat ada masalah dan gak ada yang nemenin kamu,aku tau." Feeza berbisik lembut ditelinga Kanaya,membuat Kanaya menangis menahan isakannya lalu balas memeluk Feeza.

"Kamu jangan nangis,ada aku disini buat temenin kamu" Feeza melepas pelukannya.

"Aku bersyukur,Tuhan gak biarin aku liat dunia ini,Tuhan gak mau aku sakit dan kecewa karna liat dunia yang kejam ini,aku bersyukur Kanaya." lanjutnya seraya tersenyum sendu.

Kanaya kembali memeluknya,ia merasa menjadi manusia paling tidak bersyukur.Feeza memiliki masalah yang lebih berat darinya,tapi ia tetap tersenyum melewati semuanya.Sedangkan Kanaya hanya meratapi kesedihannya,membiarkan kesedihan menguasai dirinya.

"Kanaya,kamu kalo di ketawain malu gak?" Feeza bertanya,sedikit aneh kedengarannya,tapi kanaya tetap menjawabnya.

"Malu banget" sahutnya singkat.

"Nah,kalo misalnya kita punya masalah kita ketawain aja masalahnya,biar dia malu terus pergi ninggalin kita" Ucapnya sambil terkekeh pelan "Sebesar apapun masalah kamu,kamu harus tetep senyum kanaya" lanjutnya.

Kanaya hanya tersenyum mendengarnya,tidak menyangka Feeza akan membuatnya merasa lebih tenang.

***

"Jadi,lo putus sama kanaya?" Raka bertanya pada Rayan.

"Engga" jawabnya singkat,masih memperhatikan televisi yang menyala padahal tidak benar benar menonton nya.

"Udahlah baikan aja,kalo lo kaya gini terus sama aja ngasih Angga kesempatan buat ngambil Kanaya dari lo" Rakan menasehati seraya membelai lembut boneka tayo kesayangannya.

"Hmm" Rayan hanya bergumam sebagai balasan.

Raka dan Rakan geleng geleng,tidak mengerti dengan kelakuan sahabatnya satu ini.Ia seolah tidak perduli padahal hati kecilnya benci melihat Kanaya setiap hari bersama Angga.

Mine [SELESAI] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang