Kanaya berjalan menuju taman belakang sekolah tempat favorit nya,ia hanya sendiri.Sabil tidak menemaninya,ia pergi ke kantin bersama temannya yang lain.
Hening,satu kata yang menggambarkan koridor ini.Kanaya sudah biasa melewatinya,ia juga pernah menerima perlakuan tidak mengenakan dari kaka kelasnya ditempat ini -Keira.
Cewek dengan wajah pucat itu berjalan dengan santai,tangan kanannya menggenggam novel tebal yang entah apa judulnya.Sampai di taman,kanaya duduk dikursi yang ada disana,mulai membaca novelnya sesekali tersenyum.
"Lo Kanaya kan?" tanya seseorang dengan nada bicara yang menyebalkan.Kanaya menoleh,menemukan kakak kelasnya yang sepertinya membencinya.Kali ini bukan Keira,tapi Ayana.
"Iya" sahut Kanaya berdiri menghampirinya.
"Sok kecakepan banget ya lo? Pacaran sama Rayan kapten tim basket sekolah,terus deket sama Rezka bad boy SMA Gemilang,udah gitu Angga yang punya jabatan ketua OSIS mau lo embat juga?" ujar Sesil yang berada disamping Ayana,menatap Kanaya jiji.
"M-maksudnya?" Kanaya bingung,mau mereka apa sebenarnya?
"Udah deh lo gak usah sok lugu! Dasar murahan!!" Bentak Lani mendorong bahu kanaya keras sampai cewek itu terjengkang.Kondisi fisik Kanaya belum terlalu pulih,wajar saja jika cewek itu tidak bisa menahan tubuhnya.
Kanaya meringis kesakitan,kepalanya pusing.Cewek itu memegang kepalanya dan berusaha bangkit,mengambil novelnya yang juga ikut terjatuh bersamanya.
"Alay banget deh! Gitu doang aja jatoh!" ucap Sesil lalu ketiganya tertawa senang.
"Eh apaan nih!?" Ayana merebut novel dari tangan Kanaya,lalu membukanya dan merusaknya.
"Jadul banget sih,hari gini masih baca novel! Anak jaman sekarang tu ke mall,hangout bukan jadi kutu buku kaya lo!!" Ayana merobek robek novel Kanaya seraya tertawa senang,ia jahat.
"kak,jangan kak." Kanaya berusaha meraih novelnya,itu adalah novel pemberian mendiang ibunya.Kanaya menyayangi novel itu.
"Diem deh lo!" Sesil mendorong Kanaya menjauhi Ayana,mereka begitu senang membuat Kanaya menderita.
"Mau kalian apasih sebenernya!?" Kanaya muak,ia tidak tahan melihat kelakuan mereka.Ayana dan kedua temannya menghentikan aktifitas mereka,menatap tajam Kanaya karena berani membentak mereka.
Ayana mendekati Kanaya,menjambak rambut cewek itu keras membuatnya meringis kesakitan.Kanaya hanya bisa memegangi kepalanya yang semakin sakit saja.
"Gue mau lo jauhin Angga!" ujar Ayana penuh penekanan "Gue itu pacarnya,jangan coba coba buat deketin dia lagi,paham?" Ayana menambah tarikan di rambut Kanaya,cewek itu sudah pasrah,ia tidak bisa berbuat apa apa sekarang.
Ayana melepaskan cengkramannya dari rambut Kanaya kasar,lalu jatuh terduduk dan mulai menangis.Tidak masalah jika ia diperlakukan seperti tadi,tapi novel peninggalan ibunya kenapa harus dirusak juga?
Kanaya memunguti lembaran lembaran novelnya yang berserakan,cewek itu berusaha berhenti menangis tapi tidak bisa.
***
"Kanaya mana?" Rakan bertanya pada Sabil,mereka sedang makan dikantin dengan Rayan dan juga Raka.
"Dia tadi pamit ke taman belakang"sahut Sabil dengan mulut yang masih mengunyah.
"Yan,lo jadian sama Mika?" Sabil bertanya,sebenarnya bukan urusannya juga tapi ia merasa harus tahu.
"Engga" sahut Rayan cuek,semenjak ia jauh dari Kanaya sifatnya yang dulu kembali lagi.Tidak lagi hangat,menatap semua orang dingin termasuk kedua sahabatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine [SELESAI] ✔
Teen FictionPART MASIH LENGKAP. Kelas sudah sepi sekarang,karna bel pulang telah bunyi lima menit yang lalu.Hanya tinggal Kanaya dan Rayan yang ada di kelas,karna sabil pergi lebih dulu bersama pacarnya itu. Rayan membalikkan badannya,sekarang Rayan dan Kanaya...