Angga dan Rayan sedang berada di sebuah tempat yang sepi sekarang,Rayan memberikan tatapan permusuhan pada Angga sedangkan cowok itu sebaliknya.Angga menatap Rayan dengan wajah datarnya,ia mengajak cowok itu untuk bertemu hanya berdua karena ingin memberitahu sesuatu.
"Mau ngasih tau apa? Cepet,Gue sibuk" ucap Rayan ketus membuat Angga membuka mulutnya,ia ragu tapi ia percaya,hanya Rayan yang bisa menjaga adiknya.
"Gue abangnya Kanaya" ujar cowok itu membuat Rayan menoleh cepat padanya lalu terbahak "Kalo lo gak percaya,lo bisa tanya sama Oma Kanaya" lanjut nya,membuat tawa Rayan terhenti dan menatapnya serius.
"Gue serius,Kanaya itu adik gue.Dan lo tau?" Angga memberi jeda "Kanaya sakit" lanjutnya,tatapannya berubah sendu.
"Sakit?" Rayan membeo,sebenarnya ia memang sudah curiga karena belakangan ini Kanaya mudah mimisan.
"Leukimia" ujar Angga,bola mata Rayan membesar.Bohong kan? Pasti becanda,Kanaya pasti sehat sehat aja.
"Ngaco lo!" sahut Rayan terkekeh,tidak percaya dengan ucapan cowok didepannya.
Angga memberikan secarik kertas yang bertuliskan nama sebuah rumah sakit,Rayan berhenti terkekeh lalu menerimanya.Membukanya perlahan dan berharap semuanya tidak benar,semua yang dikatakan Angga salah.
Rayan membacanya dengan seksama,lalu sejurus kemudian matanya berkaca kaca.Ia tidak percaya Kanaya akan mengalami ini,ia di diagnosa menderita leukimia.
"Sejak kapan?" Rayan bertanya tanpa mengalihkan pandangannya dari kertas itu.
"Sekitar dua bulan" sahut Angga yang juga masih terpukul mengetahui hal ini.
Dua bulan? Ia dan Kanaya baru putus sebulan yang lalu,itu berarti Kanaya sakit ketika mereka masih bersama,kenapa Rayan tidak menyadarinya?
"Gue minta tolong sama lo buat jagain Kanaya,karena gue gak mungkin selalu ada disamping dia" jeda "Gue percaya sama lo" ujarnya membuat Rayan tersenyum kecil padanya,cowok itu meninju bahu Angga pelan.
"Gue pasti jagain ade lo" sahutnya menepuk nepuk bahu cowok itu lalu pergi meninggalkannya.
***
"Kenapa kamu minta putus sama Rayan?" Angga bertanya pada adiknya yang terkulai lemas di ranjang.
"Hah?" Kanaya bingung dibuatnya,kenapa dia tiba tiba bertanya tentang ini?
"Emmm ituu-" Kanaya bingung harus jawab apa.
"Jujur aja" Angga mengelus surai kanaya lembut.
"Aku kan cewek penyakitan ka,Rayan bisa dapet yang lebih baik dari aku." ujar Kanaya membuat cowok didepannya menatapnya dengan perasaan sedih.
"Kamu kenapa ngomong gitu si?" Angga mendekatkan wajah mereka "Kamu bahkan yang paling sempurna sayang" lanjutnya lalu mengecup kening kanaya penuh sayang.
"Aku mungkin gak akan bisa nemenin Rayan terus kak,aku bakal pergi lebih cepet dari kalian" ujar Kanaya,cairan bening itu mengalir dari matanya.Dan Kalimatnya barusan membuat hati Angga mencelos seketika,ia sangat sedih,belum lama mereka dipertemukan tapi sudah seperti ini keadaanya.
"Jangan ngomong gitu dong" Angga menghapus air mata adiknya,mengecup keningnya berkali kali,perasaan takut ini selalu menghantuinya.Takut akan kehilangan adiknya yang berharga.
Dan Kanaya tidak sadar,sedari tadi ada orang lain yang mengamati mereka dari pintu,pintu kamarnya memang tidak di tutup.
"Aku pasti jagain kamu nay,kamu harus sembuh" ujarnya penuh semangat.
***
Keesokan harinya Kanaya berangkat sekolah seperti biasa,bersama Angga kakaknya.Satu sekolah menatap mereka tidak suka,menganggap Kanaya murahan,genit,centil dan sejenisnya.Kanaya memang sering terlihat bersama Angga,kadang juga Rezka yang hanya sekedar menanyakan keadaan adiknya.
![](https://img.wattpad.com/cover/174659717-288-k229066.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine [SELESAI] ✔
Teen FictionPART MASIH LENGKAP. Kelas sudah sepi sekarang,karna bel pulang telah bunyi lima menit yang lalu.Hanya tinggal Kanaya dan Rayan yang ada di kelas,karna sabil pergi lebih dulu bersama pacarnya itu. Rayan membalikkan badannya,sekarang Rayan dan Kanaya...