Part18

1.2K 45 0
                                        

Pukul 6:30.

"Bi Ida,tolong jagain Feeza ya" Ucap Kanaya disela sela makannya.Kanaya,Rayan dan Feeza tengah sarapan sekarang.

"Asyiiiip boskuuu!" sahut Bi Ida antusias seraya mengangkat tangannya layaknya sedang hormat didepan bendera.Kanaya dan Rayan terkekeh melihat kelakuan bi Ida yang super gaul ini.

"Aaaaaa,aammmmm" bi Ida sedang sibuk menyuapi Feeza sarapannya.Ia memperlakukan Feeza layaknya anak kecil.

"Bi,kita berangkat ya" Rayan mengambil tasnya di atas sofa lalu menyalami bi Ida,diikuti oleh kanaya.

"Titidije ya neng,tong" Sahut bi Ida,entah apa maksudnya.

"Hah?" kanaya terperangah,benar benar takjub dengan ucapan bi Ida barusan.

"Hati hati dijalan maksudnya" bi ida terkekeh pelan diikutin oleh Rayan yang ngakak tak karuan,sedangkan Feeza hanya diam.

"Yaudah ayo,gausah terpesona gitu sama bi Ida" Rayan merangkul kanaya lalu membawanya keluar dari rumah.

"Pelan pelan ya" pinta kanaya -menaiki motor Rayan hati hati.

"Iya sayang" Rayan menyalakan mesin motornya lalu membelah jalanan ibu kota yang tampak ramai pagi ini.

"Pegangan yang kenceng" Rayan berujar di tengah ramainya jalanan,tentu saja suaranya tidak terlalu terdengar.

"HAH?"sahut kanaya dengar suara tinggi,ia kurang mendengarnya barusan.

"pegangan yang kenceng eee busehhh!!" Rayan juga mengeraskan suaranya,hanya saja tidak sekeras kanaya tadi.

"APAAAA!!" yaampun demi Tuhan,jalanan benar benar bising pagi ini.

Kuatkan hambamu ini ya Allah.

"PEGANGAN YANG KENCENG!!!" lagi,Rayan berteriak dan kali ini benar benar sekuat tenaga.

"Bacot! Udah tau lagi macet gini malah teriak teriak! Bikin tambah berisik aja lo!!" pengendara lain perotes,benar benar hari yang menyebalkan.

"Makanya kamu jangan teriak teriak" bisik Kanaya di telinga Rayan yang tidak tertutup helm,mereka memang tidak menggunakannya.

Lo nya budek sayang,astaghfirullah.

***

"Maafin aku ya" ujar Rayan meminta maaf,mereka berdua sedang ditengah lapangan sekarang -dihukum karena telat.

"Bukan salah kamu kok,salah pemerintah yang bangun jalanan nya kekecilan" sahutnya santai.

"Kamu tu ya,bisa aja" Rayan terkekeh mendengar jawaban polos kanaya.

"Kamu cepet gabung sama mereka ketengah lapangan!" suara menggelegar pak Didi terdengar,membuat Rayan dan kanaya menoleh.

Sibrengsek itu telat juga.

"Kamu" ucap Rayan membuat kanaya menoleh "Gausah anggep dia ada disini" lanjutnya serius.Kanaya mengangguk saja diperintahkan seperti itu,melihat wajah Rayan yang tiba tiba tidak bersahabat membuatnya takut.

Tak lama kemudian Rezka datang menghampiri mereka,lalu ikut memberikan hormat kepada bendera didepan.Rezka berdiri disamping Kanaya,tapi tiba tiba Rayan menukar posisinya dengan Kanaya,Rayan berada ditengah.

"Jangan cari gara gara" Rayan memperingatkan,ia tahu benar sifat Rezka,ada kesempatan sedikit saja,ia pasti sudah mencari masalah dengannya.

Rezka tidak merespon,ia tetap berada diposisinya tanpa menoleh sedikitpun.

Tumben.

"Aku pusing" Kanya memegangi kepalanya,mataharinya benar benar menyengat.

"Ke UKS ayo" ajak Rayan,lalu menyeret kanaya tanpa mendengarkan jawabanya.

Mine [SELESAI] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang