Part19

1K 45 0
                                    

"Lo gak nganter emak gue pulang dulu?" Rakan bertanya,mereka sedang berada diparkiran sekolah.

"Kasian kalo Kanaya lo tinggal sendirian yan" Raka ikut bicara ketika adiknya tidak mendapat respon apapun.

"Udah,ayo cabut" hanya itu yang di ucapkan Rayan,lalu ketiganya pergi meninggalkan sekolah.

"Lo sebenernya kenapasi?" Raka bertanya,mereka sudah berada dirumah Rayan sekarang.Rayan tengah memandangi televisi yang menyala padahal tidak menonton nya,Raka sedang bermain game moba di ponselnya dan Rakan sedang asik mengajak bicara boneka Tayonya.

"Ngomong kalo ada masalah" Ujar Rakan tanpa menoleh -sibuk membelai tayo kesayangannya.

"Gue mergok kanaya pelukan sama Rezka" ujar Rayan seketika membuat Raka dan Rakan berlari lalu duduk disampingnya.

"Lo salah liat pasti,kanaya ga mungkin kaya gitu,lo salah paham kali." Raka menyangkal perkataan Rayan,ia yakin kanaya perempuan baik,jadi tidak mungkin melakukannya.

"Galucu becanda lo tauga" ucap Rakan lalu melempar boneka tayonya ke wajah Rayan.

"Gue serius" sahut Rayan lalu pergi menuju kamarnya,meninggalkan si kembar dengan kebingungan mereka.

***

"Feeza!!" Rezka berlari menghampiri Feeza yang tengah duduk di ruang tamu rumah kanaya,ia begitu bahagia.

"Kamu kenapa pergi ga bilang bilang sama kakak?.Kakak khawatir kamu kenapa napa" Rezka memeluk Feeza erat,mengecup puncak adiknya berkali kali.Cukup lama ia memeluk adiknya tapi tak kunjung mendapat balasan.

"kamu marah sama kakak?" Rezka melepaskan pelukannya,menangkup wajah kecil Feeza dengan kedua tangan besarnya.

"Kanaya,aku mau kekamar" ucap Feeza pada Kanaya yang memperhatikan mereka dari jauh.

"Iya,ayo" Kanaya menghampirinya lalu menuntun Feeza kekamar.

Tak lama Kanaya kembali,melihat Rezka dengan mata sendu membuatnya iba.

"Feeza mungkin butuh waktu buat sendiri" Ujar Kanaya yang disambut anggukan Rezka.

"Bi Ida tolong buatin minum ya" Pinta kanaya sopan pada bi ida.

"Sip neng!!" sahut bi Ida lalu pergi ke dapur.

"Duduk dulu" ucap kanaya pada Rezka,lalu mereka duduk berhadapan,hanya dibatasi meja yang berukuran sedang didepan mereka.

"Gue malu sama lo,gue benci sama diri gue sendiri,gua gagal jagain Feeza,gue gagal jadi kakak yang baik" Rezka terus menyalahkan dirinya sendiri,ia mulai menangis lagi,menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya -berusaha untuk tidak menangis namun gagal.

"Jangan salahin diri sendiri,setiap orang juga pasti bikin salah,gaada yang sempurna" Sahut Kanaya mencoba menenangkan Rezka.

"Tapi gue udah bener beber gagal jadi kakak yang baik buat Feeza" ucapnya lagi masih menyalahkan dirinya sendiri.

"Kalo lo bener bener ngerasa bersalah,bisa berhenti ngelakuin perlakuan gapantes lo itu?" ucap Kanaya membuat Rezka memandangnya "Sex bebas? Lo kira itu hal yang keren? Lo kira itu sesuatu yang bagus buat lo?" lanjutnya bertanya.

"Maaf,gue bener bener malu sama lo" sahut Rezka meminta maaf,entah untuk apa.

"Jawab"ujar kanaya.

"Gue tau itu ga bagus buat gue,gue tau itu sama sekali ga baik" sahut Rezka.

"Berenti lakuin itu mulai hari ini" Ucap Kanaya serius.

"Kalo lo masih ngelakuin itu,gue gaakan izinin Feeza buat ketemu sama lo" lanjutnya penuh ancaman.

Mine [SELESAI] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang