cerita 2 / ganteng banget!

791 63 9
                                    

Setelah selesai makan siang, sesuai janji Anggara, ia membawa Valina ke toko buku yang persis berada di ujung gang. Tempat itu benar-benaar berada diujung gang yang sunyi, tenang, dan jauh dari keramaian. 

Sesuai dengan namanya,  'Glass Book Store'. Hampir separuh dari bagian toko buku ini adalah kaca. Yang dapat memanjakan pengunjungnya dengan pemandangan pepohonan diluar yang tertanam rapih. Sirkulasi udara di dalam toko buku ini juga cukup bagus.

"Wow", gumam Valina memanglingkan wajahnya kesetiap sudut toko, matanya berbinar. 

Valina memang maniak dengan novel, dan buku cerita dan yang lain. Tapi tidak membuat Valina menjadi nerd, wajar saja dirinya menunjukkan reaksi yang berlebihan saat ini.

"Suka?", tanya Anggara yang masih menatap Valina 

"Banget bang!", jawab Valina yang masih mengedarkan pandangannya kesetiap sudut toko buku ini.

"Cantik, klasik, simple", batin Valina.

"WWAAHHH!!". tiba-tiba Valina berteriak sekencang mungkin.

Mulut Valina langsung dibekam oleh Anggara karena menghasilkan suara yang lumayan membuat orang didalam toko buku melihat kearahnya.

"V ganapas bang!!". Valina melepaskan tangan Anggara dari mulutnya.

"Abisnya kamu tiba tiba jerit,ya aku panik".

"Namanya aku jatuh cinta sama toko buku ini". Jawab Valina cengar cengir.

"Ya ga segitunya v!!"

"Iyaiya maaf".

Valina dan Anggara berjalan menyusuri lorong demi lorong yang ada di toko itu.

"Ketemu!". Sorak Valina

"Ketemu? Yaudah bayar sana".

Anggara masih melihat kearah rak rak buku tersebut lalu kembali menoleh kearah Valina yang masih berdiri menatapnya.

"Loh,kok masih disin?". Tanya Anggara heran.

"Valina lupa bawa uang bang,kan td abang bilang abang yg traktir hehe". Rayu Valina.

"Tuhann tolong Anggara". Gumam Anggara sambil menggaruk tengkuk kepalanya yang tidak gatal.

"Best brother ever part 2 nih"

"Brisik".

Anggara langsung memberi sejumlah uang kepada Valina agar ia tidak mengeluarkan kata kata manis yang ia rangkai untuk merayunya.

Dengan sigap Valina meraih uang itu dan menuju kasir.

"Mbak aku ambil ini ya,nih uangnya". Kata Valina sambil memberikan uangnya.

Kringg

Suara lonceng pintu yang berdenting memang sengaja dibuat untuk menandakan ada orang yang datang.

Valina menatap kearah pintu masuk yang persis ada di sebelah meja kasir.

Deg!.

Valina seketika terpaku dan matanya terus mengikuti kearah orang yang baru saja masuk itu.

Sosok yang berhasil membuat Valina terdiam itu memasuki lorong dimana Valina mencari bukunya tadi.

Ganteng,manis,putih,tinggi.

"Mbak??"

"Eeh iya mbak". Lamunan Valina buyar seketika.

"Makasih ya mbak".

Valina mengedarkan pandangannya untuk mencari sang abang.

"Itu dia". Batinnya saat melihat Anggara.

Valina langsung berjalan menyusul Anggara yang masih melihat kearah rak rak buku.

"Bang". Panggilnya.

"Udah?". Tanya Anggara yang masih melihat kearah rak rak buku.

"Ud-da". Sontak Valina terkejut saat mengetahui bahwa pria itu berada persis disebelah abangnya.

Valina langsung menarik tangan Anggara dan bergegas meninggalkan tempat tersebut.

"Kenapasihh?". Tanya Anggara heran.

"Cowo tadi"

"Ha?"

"GANTENG BANGETTTT!!!!". Valina berteriak girang.

Anggara kembali panik dan langsung mendorong Valina masuk ke mobil.

"Andai dia satu sekolah sama v bang"

"Kalo gasalah dia itu ketua osis Sma Jaya1"

"Hah? Sma Jaya1?"

"Iya Sma yang bakal kamu masuki"

"Naksir ya?". Ledek Anggara pada adiknya.

"Ih apaan sih". Pipi Valina berubah merah jambu sehingga membuat Anggara tertawa geli.

Mood Valina langsung naik saat mendengar bahwa ternyata mereka satu sekolah.

"Kok kamu bisa tau dia?". Tanya Valina saat mobil mereka sudah jalan meninggalkan toko buku cantik itu.

"Aku duluan lahir dan aku duluan sekolah,abang sama dia tuh sama sama kelas XII. Sekolahnya aja yang beda. Kemarin waktu ada pensi dia dateng bareng temenya". Jelas Anggara panjang lebar.

Valina hanya ber oh pertanda sudah mengerti.

"Kamu naksir?". Ledeknya pada Valina.

"Tapi mana mungkin kamu naksir kedia,kamu aja ga normal". Sambungnya lagi yang berhasil mendaratkan pukulan telak di lengannya.

"Awww! Sakitt V". Ringis Anggara sakit.

Valina memajukan bibirnya pertanda kesal pada abangnya.

"Oh iya,tau nama dia ga bang?". Valina kembali bertanya.

"Lupa hehe". Anggara hanya senyum tak berdosa dan membuat sang adik memajukan bibirnya lebih panjang lagi.

Mobil mereka sudah memasuki halaman rumah,dan Valina turun dengan perasaan masih penasaran siapa cowo tadi.

Langit Sentanu [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang