Sekarang Valina sedang terbaring ditempat tidur kesayangannya. Langit,Anggara,Steffi dan Rio sedang menunggunya siuman. Sudah hampir dua jam mereka menatap Valina yang masih memejamkan matanya.
"Bang V bakal bangun kan?"
"Ya pastilah,dia cuma pingsan Stef".gerutu Rio.
"Gue takut bang,kalau V bakal-"
"Valina?". Suara Langit berhasil memotong ucapan Steffi. Langit yang senang kalau Valina siuman langusng menghampirinya.
"ALHAMDULILLAH YA ALLAH". teriak Steffi menghampiri Valina.
"Brisik tai". Bisik rio ke telinga steffi dan dibalas tatapan sinisnya steffi.
"Val,lo gapapa?". Tanya Langit.
Valina masih berusaha untuk duduk.
"Ngg,ga papa kok". Ucapnya memegang kepalanya yang masih terasa berat."Kamu sakit? Kenapa ga bilang aku?". Tanya Anggara.
"Engga kok,V juga gatau bang kenapa tiba tiba kepala V pusing". Jelasnya. Mereka semua diam.
"Aww". Ringis Valina lagi.
"Ehh gausah banyak gerak. Lo istirahat aja,kalau lo mau perlu apa apa bilang aja sama gue". -Langit.
"Ehh V gapapa kok kak. Santai aja".
"Lo minum obat dulu ya". Langit memberikan obat kepada Valina. Valina segera meminumnya dan kembali merebahkan tubunya di tempat tidur.
"Istirahat yang banyak. Gue selalu ada sama lo". Bisik Langit. Valina tersenyum dan mengangguk.
"Berasa dia yg abangnya" celoteh Anggara terkekeh.
"Bang cocwittnya". Bisik Steffi pada rio.
"Cembokur? Cott sama lo". Kemudian Rio balik badan. Tak lupa ia pamitan dengan Valina.
"Dek gue kebawah dulu oke,gewees". Ucap rio sedikit kencang.
"Aku juga mau turun,udah tau gini jangan males makan! Nurut kek kata abangnya". Gerutu Anggara yang melenggang pergi.
"Alay lo pake pingsan segala,kan gue panik. Untung lo kaga en tu the end". Sahut steffi cekikikan,kemudian menyusul Rio dan Anggara.
Langit masih duduk menatap Valina penuh ke khawatiran.
"Lo kenapa ga bilang kalau sakit?".
"V gatau kenapa bisa sakit. Tadi itu tiba tiba aja kak. Beneran".
Langit tersenyum.
"Yaudah,jangan banyak gerak. Istirahat""Kalau mau apa apa,panggil gue aja. Gue 24 jam on time kok"
"Jangan sakit sakit,cepat sembuh". Ucap Langit mengelus puncak kepala Valina lembut. Setelah itu,ia beranjak pergi.
Valina tidak tidur,ini masih pagi sekali untuk melanjutkan rasa ngantuk yang ada. Tak lama,Steffi masuk kekamar Valina membawa cemilan banyak sekali.
"Lah ngapa kaga dari tadi sih nongolnya?". Tanya Valina.
"Gue taruhan men ps sama bang Gara juga bang Rio,dan gue menang".
"Kak Langit?".
"Ada tuh dibawah,mo gue panggilin?". Tawar Steffi.
"Ehh ga usah,makasih"
"Eh btw,td sweet banget anjirr. Kk Langit cool nge gendong lo ala bridal style gitu. Ahhh indahnyaaa. Andai kak Genta langsung nembak gue. Atau ga gue pingsan gitu di depan kk Genta". Jiwa bucin mode on.
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit Sentanu [Completed]
Teen Fiction[PROSES REVISI] Setelah kejadian 2 tahun yang lalu. Langit mau tidak mau harus menerima kenyataan kalau ia benar-benar dilupakan oleh orang yang ia sayangi. Valina Faraninda. Kenyataan memang pahit. Namun, hanya satu yang Langit mau, Valina tetap da...