cerita 15 / double date ahh!

370 32 27
                                    

~

Pagi ini Valina sangat bersemangat untuk pergi kesekolah. Untuk bertemu Langit dan Coklat yang diberikan Langit,itulah alasannya.

Hari ini,Valina membawa 5 bungkus coklat ditasnya. Untuk cemilan saat diperlukannya. Itung itung irit ongkos jajan.

Setelah sarapan,Valina dan Anggara langsung pamit untuk berangkat sekolah. Disepanjang perjalanan,Valina hanya mengamati jalan raya yang padat.

Beberapa menit perjalanan,Valina sudah sampai disekolahnya. Tanpa basa basi,ia langsung pamit kepada Anggara.

Valina mulai melangkahkan kakinya kedalam sekolah. Senyumannya yang tulus sangat meracuni pandangan para lelaki kurang belaian di sekolahnya. Sorotan demi sorotan tertuju pada Valina.

"Pagi pak Najib". Sapanya pada satpam sekaligus penjaga sekolah tersebut.

"Pagi neng,ceria amat pagi ini neng". Jawabnya.

"Mau tau aja si bapak,hehe".

"Ih si eneng".

Valina hanya membalas dengan cengiran yang berhasil mengundang tawa mang Najib.

~

Valina sampai dikelas,dan langsung meletakkan tasnya diatas meja. Valina langsung berdiri didepan pintu dan celingukan mencari sosok Langit.

"Cari siapa sih?". Tanya Steffi yang kebetulan sudah sampai dikelas.

Valina tak menghiraukannya,ia terus mengedarkan pandangannya kesana kemari. Mencari Langit,untuk berterimakasih. Steffi mengikuti arah kepala Valina menoleh.

"Langit!!". Ucap Valina saat melihat motor Langit melewati gerbang sekolah. Wajahnya terlihat sumringah saat melihat Langit di ujung sana.

"Kenapa sihh?". Tanya Steffi heran.

"Lo gatau kan".

"Ya engga lah! Lo ga cerita ke gue". Ucap Steffi kesal. Ia mengerucutkan bibirnya dan mengundang tawa Valina.

Valina menarik tangan Steffi dan berbicara tepat di telinganya Steffi.

"Kemarin,kak Langit ngasih gue sekotak coklat batangan". Bisiknya pada Steffi.

"WUANJIR! Seriusann?? Udah kode kerassss acikidawww!!!". Ucapnya sangat semangatt sambil mengguncang tubuh Valina.

"Ihhh apaan sih". Valina mendorong tubuh Steffi agar berhenti mengguncangnya. Pipi Valina memerah.

"Cie salting,udah deh. Lo suka juga kan sama kak Langit? Lagian kan,gue ikhlas kok kalo yang satu itu buat lo. Soalnya gue suka yang item manis bukan yang putih kayak kak Langit". Sahutnya dengan santai.

"Yeeee!! Kalo yang ini gue ga ikhlas kalo lo ambil". Jawab Valina mencubit lengan Steffi.

"Nah kan,gue juga uda ngerestuin lo kok".

"Halah,bisa aja bucin gue". Valina dan Steffi tertawa cekikian didepan sana. Kemudian mereka kembali masuk kedalam kelas.

Baru saja duduk,Jia datang dan langsung mengajak mereka berdua untuk sarapan.

"Ayo dong,gue laper. Bunda gue lupa bikin sarapan". Rengek Jia kepada dua sahabatnya itu.

"Ih kutu kudanil. Magerr tauuuu". Sahut Steffi.

"Parah banget lo ihhhhh". Jia mengguncang tubuh Steffi.

"Haha,ayo gue temenin". Sahut Valina yang di sambut sorakan hore dari Jia.

"Ikut ga Steff?". Tanya Jia.

"Ikutlahh,ngapai juga gue disini sendiri?".

"Gini nih,ciri ciri cewe labil. Tadi bilangnya mager,sedetik kemudian mau ngikut". Ucap Jia meledek Steffi.

Langit Sentanu [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang