cerita 22 / ketemu Gaga

270 21 10
                                    

Happy reading😘.....





~
Motor Langit melaju santai. Mereka. menikmati perjalanan indah ini. Valina menikmati perjalanannya.

"Pegangan,ntar lo jatoh". Kata Langit sambil menarik tangan Valina agar memeluk erat tubuhnya. Valina hanya melotot kaget. Jantungnya berdegub cepat. Ia sedikit menjauhkan tubuhnya agar Langit tak bisa mendengar deguban jantung Valina.

"VAAAALLIIINAAAAA". Teriak Langit dengan riang. Untung keadaan jalanan sedang sunyi karena mereka telah memasuki perkomplekan rumah Valina.

"Heh!!!". Valina mencubit pinggang Langit karena kaget.

"Aww,sakit tau". Keluh Langit.

"Supaya apa teriak teriak coba?". Tanya Valina kesal.

"Supaya semua orang tau kalo Valina itu-". Langit sengaja menggantungkan omongannya.

"Hmm?". Valina menunggu jawaban dari langit.

"Valina itu-"

"Apa?". Tanya Valina lagi. Langit masih diam.

"Valina itu Pacar gue".

Wushhh valina salting.

"Val bangun,udah sampe". Panggil Langit mengusap kepala Valina lembut. Ia menoleh kebelakang tersenyum. Valina tertidur sepanjang perjalanan tadi,ia tidur dengan dagu yang berada dibahu Langit. Intinyaaaaaaa. Tadi Valina cuma mimpi.

"Valina?". Panggil Langit lagi. Tapi tidak ada respon dari Valina.

Anggara keluar dari rumah karena melihat motor Langit disana.

"Ngapaa adek gue?". Tanya Anggara heran.

"Cape mungkin karena manjat tembok sekolah". Jawab Langit asal.

"Dihh,emang dia bisa? Naik tangga yang mudah gitu aja banyak magernya". Sahut Anggara.

Langit hanya tertawa geli.

"Lo berantakan banget dah,kalah taruhan ye?". Ucap Anggara meledek.

"Ya gak lah,gue abis main tonjok tonjokan sama anak org dan gue menang". Bela Langit.

"Halahh". Jawab Anggara. Mereka tertawa lepas saat itu.

"Makasih udah bikin dia seneng ya el. Walaupun setelah gue sihh". Ucap Anggara. Namun ia masih meninggikan derajatnya yang juga membuat Valina senang.

"Bukannya lo sering berantem sama dia?". Ledek Langit.

"Ya tapi kan gue pernah bikin dia hepii yegak? Dan dia jumpa lo makin hepi keknya. Bakalan kalah saing ahh". Keluh Anggara dengan suara melemah.

"Halah gausah ngedrama. Pegangin Valina bentar,gue mau bawa dia ke kamar". Sahut Langit yang sudah memarkirkan motornya.

"Heh!! Emang gue izinin?". Pekik Anggara.

"Emang lo ga ngizinin nih?". Tanya Langit.

"Ya ngizinin dong,V mah banyak makan. Berat dia". Ucapnya tak berdosa. Langit geleng kepala melihat sikap Anggara.

Anggara membantu Langit untuk menahan tubuh Valina agar tak terjatuh saat ia memarkirkan motornya. Setelah itu,Langit turun dan langsung membopong tubuh mungil Valina. Ala bridal style gituu. Langit sempat menatap wajah Valina dalam diam. Ia tersenyum lebar lalu mulai berjalan.

"Enteng begini dibilang berat. Abang macam apa ihh". Gumamnya pelan,namun Anggara masih bisa mendengarnya.

"Gue dengerr taii". Gerutu Anggara kesal.

Langit Sentanu [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang