cerita 17 / Rumah pohon

330 36 18
                                    

--Jangan lupa votment nya yaaaa--

Jangan baca aja,tapi kasi suara sama komen juga laaa....

Happy reading😘.

















Mereka sekarang sudah duduk di bangku taman. Sambil nunggu sore ceritanya. Mereka sepakat buat jalan ke taman bentar. Banyak anak anak yang bermain riang disana.

"Liat". Langit nunjuk kearah orang yang duduk di ujung bangku taman disana. Valina menoleh.

"Dia senyum ke anak itu tuh. Tulus banget yaa". Ucapnya sambil tersenyum riang. Bukannya melihat kearah yang ditunjuk Langit,Valina malah menatap Langit dalam diam. Lebih tepatnya,dalam lamunannya.

"Tanpa lihat ke yang kakak tunjuk pun gue juga udah tau. Definisi senyum tulus tuh yang kayak gini". Batin Valina melihat Langit tersenyum lebar.

Langit yang sadar kalau Valina memperhatikannya tersenyum lebar.

"Jangan liatin gue dong! Gangerti jantung udah kejer kejeran sama ginjal apa?". Batin Langit.

Langit mengetuk jidat Valina lembut.

"Heeehh!". Ucapnya dan berhasil membuat Valina tersadar dari lamunannya.

"Mampus ketauan". Batin Valina.

"Serius banget ngeliatin guenya". Ledeknya. Taulah yaa Valina kalo kek gini pasti pipi Valina merah. Parahhh.

"Ngg,nggak kokk". Dusta Valina.

"Gue cakep kan yaa?".

"Ihh enggak". Dusta Valina (2).

"Gateng kali?". Rayu Langit. Lagi.

"Engga juga". Dusta Valina (3).

"Terus apaan dong? Gue juga bingung buat ngungkapin pesona gue ini?". Rengek Langit.

Valina mengernyitkan dahinya heran. Ditatapnya Langit dalam dalam.
"Buset? Sejak kapan kak Langit se lebay dan se pede ini?". Oceh Valina dalam hati.

"Aduhhh!! Jangan pasang muka heran gitu dong!! Gemess guenya!!". Gumam Langit.

"BWAHAHA". Tawa Langit meledak saat melihat ekspresi Valina yang sangat menggemaskan. Menurutnya.

"Apa sih??". Tanya Valina yang sudah kalah malu karena ketahuan menatap Langit untuk yang kedua kalinya.

"Gausah ngehindar lagi. Udah ketauan sama gue". Katanya sambil mengacak rambut Valina.

"Kak Langittt!!!!!". Pekik Valina. Ia mengerucutkan bibirnya karena akibat Langit rambutnya jadi berantakan.

"Udah deh gausah ngembek". Katanya sambil tertawa kecil.

"Bikin makin sayang jadinya". Sambung Langit dalam hati.

Gimana Valina mau perpanjang ngambeknya kalau ketawa Langit aja aduhai?.

"Es krim". Ucap Valina tiba tiba.

"Apa?". Tanya Langit masih heran.

"Iya es krim. Yang kakak bilang tadi. V tagih sekarang". Ucapnya sambil membalikkan badannya membelakangi Langit.

"Kan udah dibilang juga! Jangan ngambek. Kamu gemesinn". Batin Langit.

Langit tertawa kecil melihat Valina yang masih tertanam jiwa jiwa childish nya.

"Yaudah tunggu". Langit langsung berjalan meninggalkan Valina. Ternyata tempatnya gajauh jauh kali dari taman itu. Di tempuh pake kaki pun bisa. Disana ada sebuah kedai eskrim kecil yang disenangi anak anak. Oh mungkin karena banyak anak anak kali ya? Makanya dia buka kedai disitu.

Langit Sentanu [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang