cerita 36 / please comeback

241 20 10
                                    

Valina sudah boleh pulang, ini sudah seminggu semenjak kepulangan dirinya dari rumah sakit. Dua hari sebelumnya Zizi juga sudah di perbolehkan pulang, Langit senang karena Zizi sudah sembuh dan lepas dari koma.

Saat itu Langit tidak ikut kerumah sakit untuk membantu kepulangan Valina. Ia memilih diam dirumah, menatap kalung dan gelang berinisial 'V' yang tergantung di dinding kamarnya. Bukan mengelakkan, hanya saja ia belum siap untuk bertemu dengan Valina. Ia takut merusak ingatan Valina.

Ponsel Langit berbunyi. Ia meliriknya, ternyata itu dari Genta sahabatnya.

Langit mengangkatnya dengan tangan kiri, karena tangan kanannya di perban setelah bertengkar dengan Gaga.

"Hal–"

"Lo kemana aja sambel ijo!" Genta sudah naik darah di awal pembicaraan.

"Haha.., ada urusan" jawabnya.

"Sekolah bolos mulu, handphone lo juga sering mati, sama sekali gada di tempat tongkrongan, kemana sih lo? Ditelan bumi?" Genta terus saja menyerocos.

"Ini soal Valina"

Terdengar di sebrang sana Genta menghela nafas, "pantesan lo kaya gini. Valina ya?, Gimana dia?"

"Baik-baik aja"

"Bagus deh, yaudah, besok gue kerumah lo, mau liat Zizi"

"Oke, silahkan"

"Jangan sering ngilang!, Gue kaya mayat hidup di sekolah.!" Ucapnya sebelum menutup telfonnya. Langit sedikit terkekeh, karena masalah ini ia sampai melupakan sahabatnya. Memang, Genta tidak mengetahui cerita tentang Langit dan Valina, karena Langit juga tidak bercerita sampai jauh pada Genta.

--

Gadis itu duduk di sofa dengan buku diary ditangannya. Dari pagi hingga larut malam ia terus membaca buku diary itu. Valina merasa ada beberapa bagian yang tidak ia ingat. Salah satunya laki-laki yang bernama Langit dan paling banyak ia tulis di buku itu.

Valina menutup bukunya, ia berjalan kearah Anggara yang sedang membuat roti isi di dapur.

"Bang, anterin ke rumah pohon" pinta Valina.

"Rumah pohon?" Tanya Anggara yang tangannya masih sibuk mengoles selai coklat di roti.

"Iya, di buku ini bilang kalo V sering kesana" Valina mengangkat bukunya.

Anggara menoleh, lalu tersenyum, "oh kalo itu, bukan gue yang nganter lo, tapi Langit" ucapnya.

"Langit?" Ulangnya, Anggara mengangguk. "Karena lo kesana selalu sama dia". Jelas Anggara.

"Kalo gitu antarkan V ke Langit" pintanya.

"Siap tuan putri!" Anggara menjilat coklat yang berserakan di tangannya, lalu ia membawa roti isi itu dimulutnya sebelum tangannya mengambil kunci mobil.

--

"Bang!, Ada tamu tuh" teriak Zizi tepat di depan pintu kamar Langit.

"Siapa?" Tanya Langit sambil berjalan kearah Zizi.

"Kak Valina" sahutnya.

Langit Sentanu [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang