cerita 31 / harus sehat

228 19 2
                                    

Hari itu. Langit dan Gaga mendapat waktu mereka sendiri. Sudah entah berapa pukulan yang di terima Gaga, namun ia tetap saja melawan dan terus membuat Langit tersulut emosi. Entah juga, emosi Langit yang tidak memiliki batas. Sehingga sampai kapanpun, ia mampu menghajar Gaga.

Gaga terpental kebelakang. Tubuhnya terhuyung tidak berdaya. Walaupun tubuhnya sudah berkata untuk.berhenti, tapi hati Gaga yang sudah tertutupi dendam pada Langit menolak untuk berhenti.

Mereka mengambil jarak masing-masing untuk mengambil nafas.

"Kenapa sekarang lo peduli sama Valina?!". Lagi-lagi kalimat itu yang di ucapkan Gaga. Entah berapa puluh kali ia melontarkan kalimat yang selalu saja membuat Langit menggertakkan giginya.

"Dulu gue coba terima saat gue tau kalo Valina sayang ke lo. Gue biarin dia peduli ke lo supaya Valina bahagia. " Gaga mencoba untuk berdiri.

"Gue lakuin apapun itu, yang penting Valina bahagia. Termasuk menutup paksa rasa sayang gue ke Valina yg sayangnya buat lo!.. tapi apa? Lo sama sekali ga ngebales sayang Valina, lo ga sayang sama Valina!!!".

"Gue coba buat sabar. Tapi, ternyata lo memperlakukan Valina ga baik. Lo kasar ke dia, sering bentak dia kalo lo cape, sering bohong ke Valina, sering ga nepatin janji. Lo selalu sibuk sama dunia lo sendiri, sama geng motor lo, sama mabuk-mabukan. Dan Valina selalu cerita ke gue dan Anggara."

Gaga tersenyum, "gue gatau lagi harus gimana saat Valina nangis. Maunya gue, setiap Valina nangis, lo harus menderita. Tapi gue sadar kalo itu hanya keegoisan gue"

"Tiap Valina nangis, gue coba mastiin Valina kalo lo cuma lagi banyak masalah, dan syukurlah Valina selalu percaya tiap gue jelasin ke dia.".

"G–"

"Iya". Langit menyela omongan Gaga.

"Semua yang lo katakan bener". Ucap Langit. Lagi.

"Gue gak pernah nganggap Valina ada. Lo bener kalo gue sibuk sama dunia gue. Lo bener soal gue yang selalu kasar ke Valina".

"Tapi lo salah kalo lo bilang gue ga suka Valina. Sejak gue kenal Anggara. Sebelum kita kenal. Jauh sebelum lo gabung, gue udah jatuh cinta sama Valina."

"Gue ngelakuin itu semua, biar Valina benci ke gue. Karena gue takut, gue bakal bikin Valina sakit kedepannya dengan gue yang berandalan kaya gitu. Gue gamau Valina punya pacar yang sama sekali gak layak kayak gue"

"Gue pengecut!".
Gaga menelan salivanya susah saat mendengar penjelasan dari Langit.

"Tapi gue sadar. Sayangnya Valina lebih besar dari rasa ketakutan gue. Jadi gue yakin, kalo Valina bakal nerima gue apa adanya. Malam itu, waktu kita pergi ke puncak. Gue mau nyatain perasaan gue ke Valina". Langit menarik nafas menyesal.

"Tapi gue malah ngacaukan semuanya".

"Lo tau ?". Tanya Langit pada Gaga.

Sebelum di jawab oleh Gaga, Langit kembali meneruskan kalimatnya. Langit tersenyum miring.

"Gue udah dikutuk semesta untuk dilupain sama orang yang gue sayang". Langit menatap Gaga.

"Jadi untuk lo!–". Langit menggantungkan kalimatnya. Ia berjalan menuju Gaga dengan perlahan.

"GAUSAH SOK PALING MENDERITA DI BUMI INI, ANJING!". Langit menambah kecepatan berjalannya hingga ia setengah berlari. Dan terus menambah kecepatannya sampai ia berhasil menerkam leher Gaga dengan tatapan membunuhnya.

Tubuh Gaga terangkat. Ia hampir saja kehilangan nyawanya jika saja Anggara tidak menendang tubuh Langit. Ya, Anggara harus menendang Langit agar ia melepaskan cengkramannya pada leher Gaga. Jangan tanya kalau Anggara hanya sekedar menyuruh Langit untuk berhenti melakukannya, tentu saja 100000% Langit akan menolaknya. Jadi, Anggara mau tidak mau harus menendang sekuat mungkin.

Langit Sentanu [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang