cerita 16 / Jalan dengan Langit

336 30 19
                                    

*haaaiii🤗... Sesuai janji aku kemarin,jebol 10 komentar bakalan update lagii!!... Yeyyy. Kasih suara dan jangan lupa komen yaa. Kalo ga komen author doain uang jajan kalian dikurangi wkwk.

Happy reading.....

~

Bel pulang sekolah berbunyi. Sorakan dan teriakan pun bergema di segala penjuru kelas.

Valina sudah menjelaskan kepada Steffi dan Jia bahwa ia ingin menemui Langit untuk berterimakasih.

"Ck. Mana sih kak Langit?". Steffi berdecak kesal.

"Udah laperr nihh". Rengek Jia.

"Sabar dong,gue juga gatau kak Langit kemana,biasanya juga lewat depan kelas kita". Jelas Valina.

"Gue balik duluan deh V,gapapa kan?". Tawar Jia.

"Gapapa kok Ji. Lo juga kalau mau balik,duluan aja Steff". Tawarnya pada Steffi.

"Huhh. Yaudah deh,ke Glass book storenya kapan kapan aja". Sambungnya. Mereka bertiga memang ingin ke toko buku cantik itu setelah berjumpa dengan Langit. Tapi apa daya,realita tak sesuai ekspetasi.

"Gue balik duluan gapapa kan?". Ucap Steffi dan dibalas anggukan kepala Valina.

Stelah kepergian dua sahabatnya itu,Valina duduk di bangku yang diambil Jia dari dalam kelas tadi. Ia menelusuri sekitarnya untuk mencari Langit. Tetapi hasilnya nihil. Langit sama sekali tidak menunjukkan dirinya.

Valina berdecak kesal,ada sisi khawatir juga didalam dirinya. Biasanya Langit selalu lewat didepan kelasnya saat pulang maupun pada saat jam pelajaran dimulai. Walau toilet pria sama sekali tidak melewati kelas Valina,Langit pasti mengabsen pada Valina dengan lewat di depan kelasnya dan disambut teriakan alay cewe cewe lain.

Valina melirik jam tangannya.

"Bang Gara udah jemput kayaknya". Gumamnya.

Valina beranjak untuk pergi. Ia berjalan merunduk sambil menendang batu batu kecil didepannya. Sudah menjadi kebiasaan Valina kalau sedang kesal. Menendang batu yang tak bersalah.

Setelah sampai didepan gerbang,Ia mengangkat wajahnya saat mendengar suara mobil yang berjalan pergi meninggalkan halaman sekolah. Valina mengernyitkan dahinya heran,tampak mobil Anggara pergi meninggalkan Valina begitu saja tanpa tau apa sebabnya. Tapi disamping sana,ada sosok Langit yang sedang melambaikan tangannya pada mobil Anggra sambil tersenyum lebar. Ada hubungan apa Langit dengan Anggara?. Apa gay?. AHH GAK MUNGKIN!!.*author lebay,maap. Oke lanjut.

Sontak Valina kaget melihat mobil abangnya pergi,ia berlari sekencang mungkin dan berteriak. Namun percuma,mobil Anggara sudah melesat cepat.

Langit sepertinya menyadari kalau yang berteriak tadi adalah Valina. Ia membalikkan badannya,lalu tersenyum.

"Barusan abang ipar gue suruh balik duluan".

"HAHH???!!". Sahut Valina kaget sambil mencoba menstabilkan napasnya yang masih terengah engah.

"A-ab-bang i-iip-p-par?". Tanyanya menunjuk kearah mobil Anggara yang sudah pergi dengan kata yang terpotong potong.

Langit tersenyum geli melihat raut wajah Valina yang kaku seribu bahasa. Semburat merah jambu telah mewarnai pipinya. Langit berjalan mendekat kearah Valina,jantungnya berdebar saat jaraknya dengan Valina semakin dekat. Deru napasnya tak terkendali. "Muka lo pas lagi kikuk imut juga ya",batin Langit yang masih berjalan dan menatap Valina yang berdiri kaku.

Sekarang,jarak Langit dan Valina hanya satu langkah. Langit masih menatap gadis didepannya lekat,tingginya sedadanya jadi ia sedikit merunduk. Senyum geli Langit kembali keluar. Ia menjulurkan tangannya ke kepala Valina dan mengacak rambut Valina lembut.

Langit Sentanu [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang