Langit sampai di taman kota lebih awal dari Anggara. Ia sedang duduk di atas motor yang dibawanya. Dengan perasaan campur aduk, sesekali Langit mengumpat untuk meluapkannya.
"Sia!". Lirihnya pelan saat ia teringat kejadian yang membuat Valina seperti sekarang ini.
Flash Back On.
Hari ini, adalah hari pertama liburan kenaikan kelas. Mereka yang akan menaiki kelas 3 Smp sudah memiliki rencana kemana akan berlibur. Langit, Valina, Anggara, Rio, dan Gaga, sudah sepakat, Vila di puncak menjadi tujuan utama mereka.
Valina membawa barang bawaannya dengan susah payah. "WOI GAGA!! TOLONGIN DONG!". Teriaknya pada Gaga yang sedang menyetel lagu di dalam mobil.
Gaga menoleh. "HAHA IYA V, BENTAR!". Teriaknya cukup keras karena lagu yang di putarnya juga kencang. Gaga menghampiri Valina.
"Langit sama anak Sl mana V?". Tanya Gaga saat mengambil beberapa tas dari tangan Valina.
"Katanya udah di jalan, cuma gue gatau Langit di jalan mana". Jawab Valina.
"Lah ni bocah, kayak gak tau Langit aja. Dia bilang ke lo, lagi di jalan. Bisa jadi jalan menuju kamar mandi". Kekeh Gaga. Valina tergelak. Ia memukul pundak Gaga karena terbawa suasana. Membuat Gaga meringis sakit.
"Ehh sorry". Ucapnya dengan sisa tawanya. Gaga mengangguk kemudian pergi membawa tas pakaian Valina.
"V, ini jaket lo!". Teriak Anggara.
"Bawain dong". Ucapnya dengan nada memelas.
"Idih, ogah!". Tolak Anggara mentah-mentah.
"Ih, lo kan abang gue!". Sergah Valina cepat.
"Dih, kita beda lima menit doang". Timpal Anggara.
"Ya tapi lo yang ngehirup udara duluan. Berarti lo abang gue". Ucap Valina tak mau kalah.
Anggara menghembuskan nafasnya kasar. Memang, kembarannya yang satu ini sangat-sangat tidak mau mengalah. Finalnya, Anggara mengalah dan membawa jaket milik Valina.
Suara motor yang khas kini memasuki pekarangan rumah Valina. Siapa lagi kalau bukan milik Langit.
"Nah ini dia orangnya". Sapa Gaga.
"Kirain lo masih otw kamar mandi". Kekeh Gaga lagi. Langit meliriknya sinis. Membuat Gaga bungkam.
"Berisik". Ucap Langit datar.
"Yee dasar upil buaya!". Umpatnya dan pergi.
Bersamaan dengan kepergian Gaga, Anggara menghampiri Langit.
"Lo ga minum kan?". Tanyanya mencium bau badan Langit.
Langit berdecak, "Ga". Ucapnya singkat.
"Bagus deh, gue belum siap end soalnya, BWAHAHA". Anggara terkekeh sendiri, sedangkan Langit memperhatikan Valina dari atas motornya.
"Valina ikut?". Tanya Langit tiba-tiba. Anggara terdiam, lalu ikut menoleh kearah Valina.
"Iya, katanya dia uda sembuh flu. Makanya ikutan. Padahal itu ingus masih keluar masuk, dih jijay gue". Oceh Anggara.
"Lo kembarannya, ga jauh beda sama sifat lo". Timpal Langit. Anggara menjitak kepala Langit.
"Anjir". Umpat Langit.
"Heyyyy Elllllllllllll!!". Valina datang secara tiba-tiba, merentangkan tangannya lebar-lebar seolah ingin memberi pelukan hangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit Sentanu [Completed]
Teen Fiction[PROSES REVISI] Setelah kejadian 2 tahun yang lalu. Langit mau tidak mau harus menerima kenyataan kalau ia benar-benar dilupakan oleh orang yang ia sayangi. Valina Faraninda. Kenyataan memang pahit. Namun, hanya satu yang Langit mau, Valina tetap da...