cerita 9 / akhirnya di cap normal

394 27 2
                                    

Valina merebahkan tubuhnya di sofa. Ia merasa sangat malas sore itu.

Anggara masih diluar mengangkut semua belanjaan yang mereka beli tadi.

"Bantu kek,apa kek. Gakasian kamu sama aku?". Pekiknya saat kesusahan membawa beberapa kantung plastik di tangannya.

"Maaf bang,V cape". Ucapnya enteng.

"Dih? Enak banget kamu. Hoodienya buat aku titik!".

"Yah jangan dong,ntar abang bintilan loh udah ngasih diambil lagi".

"Biarin dari pada kamu kurapan pake hoodie yang aku sendiri ga ikhlas?".

"Ihh curang doanya jelek".

"Emang abang ga ikhlas ni?".

"Kalo kamu ga bantuin,aku ga ikhlas".

"Dasar human suka ngancem".

"Makanya bantuin nihh".

"Huftt,iyaaa iyaa". Valina berdengus kesal.

Dan Anggara? Ia tersenyum menang pastinya.

Valina berjalan kearah Anggara dan mengambil beberapa kantung plastik yang berisi belanjaan sayur dan buah (tadi mama nitip). Valina menyusunnya di kulkas dan kembali terbaring malas di sofa.

"Kenapa sih? Udah juga aku turutin kamu mau ke Glass cafe". Ucap Anggaara yang ikut merebahkan dirinya disofa.

"Kurang?"

"Tadi ada Langit. Terus Valina mau senyumin eh jangankan bales senyum ngeliat aja engga.". Jawab Valina tanpa menghiraukan pertanyaan Anggara tadi.

"WHAHAHAH". Tawa Anggara sontak membuat Valina kaget dan menatapnya sinis.

"V please deh gausa gila. Aku tau kamu ga pernah suka orang atau ga normal tapi..."

"IH V NORMAL TAU!!". Balasnya teriak.

"Langit itu nama orang! Kakak kelas V, dan dia Ganteng!".

Anggara terdiam berusaha mencerna apa yang Valina katakan. Anggara tersenyum tipis,Sepertinya ia sudah mulai paham kalau adiknya mulai merasakan dag dig dug yang waw sekali. Terbesit rasa senang pada Anggara

"Yang mana sih orangnya?".

"Yang kemarin jumpa di toko buku. Yang abang bilang kenal itu loh".

"Emmmm". Anggara melihat keatas (sedang berfikir) ia mengulang seluruh kejadian.

"Ohh itu! Kalo gasalah namanya El bukan Langit". Ucap Anggara saat mengingat semuanya.

"El? Tapi di nick namenya Langit". Ucap Valina heran.

"Hmm entahlah bukan urusan aku juga kan?". Anggara menjawab enteng.

"Mau El ataupun Langit atau apalah kalo orangnya ganteng kayak gitu siapa yang gak melelehh!!!!!". Ucap Valina yang sangat excited dengan aura yang menggebu gebu.

"Hah? Ganteng?. Gamungkin,nih yaa dimana mana pesona aku yang paling waw di semesta ini". Sahut Anggara sambil merentangkan tangannya seolah memang dia lah yang paling tampan.

"Terus nama aku tuh keren 'ANGGARA',yang mendukung kegantengan aku". Sambungnya lagi dengan embel embel ganteng yang masih lekat.

"Kalo lah nama dia bukan Langit,dia tetap kece ga? Engga kan?". Tanya Anggara pada Valina.

"Iya juga". Jawabnya pelan.

"WHAHAHA". Tiba tiba tawa Valina meledak entah gara gara apa. Atau jangan jangan Valina membayangkan jika nama Langit sebenarnya bukan Langit?. Ah entahlah.

"Bener kamu bang,dia kece karena namanya juga sih,karena kan asing gimana gitu". Jawabnya mantab.

"Tapi Valina kesel tadi. Yakali senyum Valina gadibales bahkan ngeliat aja pun engga". Tiba tiba kejadian tadi singgah di fikiran Valina dan membuat bibirnya manyun kedepan.

"Alhamdulillah. Syukur deh kalau kamu normal". Gumam Anggara tanpa menghiraukan ocehan Valina.

Valina baru tersadar kalau ia baru saja cerita tentang orang yang membuatnya salting ke abang yang super duper ngeselin disemesta ini. Valina terlihat panik disana, yang akhirnya mengundang tawa ledekan milik Anggara.

"Ihhh resee!! Rese! Rese!!". Pekiknya sambil memukul Anggara dengan bantal sofa.

"Ampunn sayang ampunn". Ucap Anggara masih dengan tawanya.

Ternyata suara kegaduhan mereka membuat mama terbangun dari tidurnya.

"Ya ampun,mama pikir ada demo dirumah eh ternyata ada perang dunia". Ucapnya dengan raut wajah yang sangat bisa ditebak baru bangun tidur.

"Hehe maaf ma,kita bising". Ucap mereka bersamaan.

"Ada apa sihh kok jadi gaduh?".

"Valina suka ke cowo ma". Ucap Anggara dengan suara bisik bisik ke Asry.

"ALHAMDULILLAH, anak mama normal". Ledeknya pada Valina sambil memeluk dan mencium Valina.

Valina hanya pasrah dengan apa yang terjadi. Keluarga Valina memang seperti ini,selalu di isi dengan tawa,candaan dan ledekan receh dari masing masing anggota keluarga. Tapi,hal inilah yang membuat Valina sangat menyayangi keluarganya.

"Siapa orangnya Ra?". Ra= Gara (panggilan Anggara dirumah).

"Sebaya Gara ma, Langit namanya. Kata V sih ganteng,tapi masih gantengan Gara lagi tentunya". Jawabnya tanpa beban.

"Oh ya? Langit? Wahh keren banget yaa". Ucap Asry tersenyum pada Valina dan dibalas senyuman juga oleh Valina.

"V mengagumi ma,ga lebih".

"Lebih juga gapapa sayang". Ucap Asry mengedipkan matanya satu pertanda meledek Valina.

"Uuu adik aku bisa suka cowo ternyata". Anggara mencubit pipi Valina gemas dan langsung berlari menjauh agar tidak di balas adiknya.

"Ngeselin kamu". Pekik Valina ketus.

"Wleee".

Langit Sentanu [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang