Untung lah hujan sedikit reda,hanya menyisaka gerimis yang rapat rapat di atas sana.
Langit dan Valina berjalan menuju uks melewati koridor kelas. Sesekali Valina menggosok telapak tangannya yang pucat. Mereka pastinya menjadi pusat perhatian. Dengan Baju yang basah kuyub,rambut acak acakan dan gandengan tangan?. Sebenernya,hanya langit yang memegang tangan Valina,ia menariknya agar Valina mengikuti langkahnya dengan benar.
Mereka berhenti,ternyata telah sampai di depan pintu uks. Valina baru tersadar,buat apa mereka kesini?. Valina tidak terluka,ia hanya kedinginan. Langit juga tidak terluka bukan?.
Langit membuka pintu uks dan langsung nyelonong masuk. Tampaknya ruangan ini sudah tidak asing baginya. Ia langsung menuju lemari dipojokan sana dan.. whatt??. Disana terdapat beberapa hoodie. Warna navy,hijau tosca,abu abu,dan hitam. Lemari yang seharusnya untuk tempat obat kini beralih fungsi menjadi lemari baju?.
"Ini bener uks kan? Tapi kok??". Bantin Valina heran.
Langit tak perduli dengan Valina,ia terus mencari hoodie yang ia mau, sesekali ia cocokkan dengan tubuh Valina. Sepertinya hoodie itu untuk Valina kenakan.
"Nih,ganti baju sana". Ucapnya dan langsung menyodorkan hoodie berwarna hijau tosca kearah Valina.
Valina mengangguk dan meraihnya.
"Makasih kak"
Valina merasakan kalau baju seragamnya sudah lumayan kering,jadi ia hanya mengganti hoodienya yang basah saja. Sedangkan Langit, ia masih sibuk mencari hoodie lain untuk ia kenakan.
"Kak". Panggilnya saat selesai mengganti hoodienya yang basah.
Langit menoleh dan speechles tertegun melihat pesona yang dimiliki Valina.
"Cantik". Bantin Langit, ia tersenyum lebar pada Valina.
"Iya Val?". Jawabnya.
"Kenapa di uks banyak hoodie?". Tanya Valina yang masih tetap heran.
"Haha..,gini gini". Jawabnya tertunda,karena Langit masih memakai hoodienya. Warna navy yang gelap sangat cocok dikulitnya yang putih itu.
"Lemari dirumah gue ga muat Val,jadi gue bawa kemari deh". Jawabnya santai.
"Hah?". Gumam Valina semakin heran.
"Iya bener". Ucapnya singkat.
Langit berjalan keluar pintu,melihat keadaan luar dan kembali masuk mengambil tasnya.
"Udah ayo,lo harus pulang". Ucapnya.
"V ga..".
HATCHIMM
"V Gapapa kak".
"Gapapa dari mana?, Lo pucat gitu. Masih gapapa lo bilang?". Ujarnya.
"Iya V ben..".
HATCHIMM
Lagi-lagi,belum sempat Valina habis berbicara hidungnya selalu saja berkontraksi. Ia sudah tidak bisa menahan flu yang datang dengan tiba tiba ini.
"Huftt dasar cewe,bilangnya aja gapapa. Padahal kenapa kenapa". Gumam Langit.
Langit berjalan keluar. Menyandangkan tasnya disatu bahu saja.
"Ayo". Ucapnya singkat.
Valina mengikutinya,ia sudah tidak bisa menahan ajakan dari Langit lagi. Ia langsung mengikuti langkah kaki Langit dari belakang.
Valina sesekali menggosok hidungnya yang gatal itu. Menarik napas,dan menggosokkan telapak tangannya yang masih pucat. Untungnya hoodie Langit sedikit membantu,sehingga ia tidak terlalu kedinginan. Ya walaupun bajunya masih lembab.
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit Sentanu [Completed]
Teen Fiction[PROSES REVISI] Setelah kejadian 2 tahun yang lalu. Langit mau tidak mau harus menerima kenyataan kalau ia benar-benar dilupakan oleh orang yang ia sayangi. Valina Faraninda. Kenyataan memang pahit. Namun, hanya satu yang Langit mau, Valina tetap da...