"Jadi... sudah berapa lama Cassandra disini?" Pertanyaan Suri membuat Sero mengalihkan tatapannya dari sosok wanita yang tertidur di atas ranjang itu. Ada gurat kesedihan yang terlihat jelas di mata pria itu. Hal yang entah mengapa mengganggu hatinya. Suri bisa melihat disana lah ada lautan cinta yang sangat tulus untuk wanta yang sedang tertidur pulas didepannya.
"Kurang lebih satu tahun." Dengan lembut Sero mengelus wajah wanitanya. Ada perasaan yang datang tiba – tiba menghentakkan hatinya.
Dia tahu jika perasaan ini tidak sepantasnya dimiliki olehnya. Siapa dirinya yang bisa menyaingi wanita pilihan Sero? Bukan dia yang membuat Sero selalu memberikan bunga - bunga indah itu. Bukan dirinya yang saat ini merasakan lembut dan tulusnya perasaan Sero. Bukan dirinya yang tertidur di kasur itu dan digenggang tangannya oleh Sero saat ini. Benci. Dia membenci dirinya yang menginginkan posisi wanita itu saat ini.
Suri mengalihkan tatapannya untuk menghalau rasa benci dan iri yang saat ini menguak. "Ini bukan penyakit Suri. Dia seperti ini karena ulahku." Balas Sero akan pertanyaan peralihan yang diberikan Suri membuat pandangannya kini mengarah penuh pria itu. "Maksudmu?"
Sero melangkah ke arah sofa yang diduduki Suri. Dia mengambil tempat disebelah Suri. "Seharusnya aku yang berada di kasur itu. Bukan dirinya."
"Kenapa harus kamu Sero?" Tanya Suri lagi. Sero mendesah. Jika mengingat kembali reka adegan mengapa wanita yang di cintainya itu bisa berada di posisi saat ini membuat Sero kembali mengingat perilaku brengseknya terhadap Cassandra. "Suri. Aku bukan pria baik. Aku pria jahat yang sudah membuat wanita yang aku cintai celaka." Suara Sero terdengar serak ketika mengucapkan itu. "Sero. Ada apa sebenarnya?" Tanya Suri lagi. Kini dia memaksa Sero untuk mengalihkan tatapan nya untuk menghadap dirinya. "Jelaskan padaku Sero!." Paksanya lagi kala Sero masih menutup mulutnya.
"Waktu itu kami bertengkar. Sangat hebat. Dan ketika aku kehilangan fokus ku. Mobil yang ku kendarai hilang kendali. Seharusnya aku yang tertimpa truk itu. Tapi, Sandra membalikkan stir mobil nya dan membuat dirinya yang terluka." Terdengar isakan kecil dari Sero. Pria itu menahan kesedihannya selama ini. Suri menepuk - nepuk punggung Sero. Hingga tiba - tiba saja Sero menariknya kedalam pelukan pria itu. "Bisakan aku seperti ini sebentar saja Suri? Aku butuh pegangan."
Tanpa menjawab Suri kembali menepuk punggung itu dengan pelan. Di dalam hatinya, Suri sangat merasa bersalah dengan Sandra akan situasi yang dihadapinya dengan kekasih wanita itu. Disaat Sandra koma. Suri duduk di dalam kamarnya sambil memeluk kekasihnya. 'Maafkan aku, Sandra. Aku hanya ingin menenangkannya.' Batin Suri. Hingga Suri terkejut akan aksi tiba – tiba Sero yang saat ini sedang menatap wajahnya sangat dalam.
Keduanya saling mentap tanpa ada salah satu yang mau membuang pandangan. Didalam hati Suri, ini salah. Keadaan ini salah. Dia tidak boleh menatap pria yang sudah memiliki wanita yang dicintainya. Terlebih wanita itu sedang koma. Tapi, hati Suri seolah mengatakan hal lain. Hingga kini wajah dirinya dan Sero hanya berjarak beberapa senti. Suri menarik nafasnya pelan dan entah gerakan reflek dia menutup matanya. Membuat kesempatan Sero mendekat. Hingga benda kenyal yang membawa aura dingin kini menyentuh bibirnya dengan sangat lembut. Hawa dingin dari ruangan ber AC itu kini terasa panas akan aksi keduanya. Hanya beberapa menit Suri menikmati hal indah itu untuk pertama kalinya. Hingga dia tersadar jika aksi nya salah.
Suri langsung melepas ciuman lembut Sero dan berdiri dari duduknya. Aku harus pergi,batinya. Tanpa pamit Suri meninggalkan Sero yang terdiam akan kejadian yang baru saja dilakukannya. Sero mengacak rambutnya dengan kasar. "Gila! Gila!. Apa yang sudah kulakukan!." Dia memaki dirinya. Bagaimana dia bisa menikmati ciuman Suri di saat wanita yang dicintainya masih koma karena ulahnya.
🍂🍂🍂
KAMU SEDANG MEMBACA
HIM (Amethyst Florist Series 1) (COMPLETE)
RomanceA SERIES OF 'AMETHYST FLORIST'. 1st sequel 'HIM' 2nd sequel 'CONSEQUENCES' 3rd sequel 'CONQUERED' Do not copy my works. If you find any similarities in names, places, or situations. It is just inadvertence. Source cover: Pinterest