🍂SEMBILAN(i2)🍂

1.3K 279 4
                                    


Disana, hanya Suri yang bisa melihat bagaimana gambaran sepasang suami istri yang begitu bahagia dengan anak laki – laki mereka dan satu anak perempuan yang sangat cantik. Tapi kemudian, bayangan itu menjelaskan bagaimana sang anak perempuan yang diasingkan. Seolah – olah menghancurkan gambaran bahagia itu.

Kata 'keluarga' dan 'kasih sayang' adalah hal – hal yang memicu psikis seorang Suri. Mungkin bagi sebagian orang hal itu terdengar sepele. Tapi, tidak dengannya. Menjadi bagian yang tidak diinginkan dalam suatu hubungan adalah sebuah bom bunuh diri untuknya. Melihat bagaimana gambaran yang dibuat isi kepalanya kini makin membuat sesuatu menghentak dengan sangat keras ke dalam dadanya. Sakit.

Suri melihat dimana sosok anak perempuan itu kini tertinggal di belakang seorang diri. Sepasang suami istri dan anak laki – laki yang berada di genggaman tangan mereka menjauh perlahan dari hadapan. Tatapan wajah ketidak sukaan yang terlihat dari ketiga sosok didepannya makin membuat hentakan itu kian keras. ini sakit. tolong aku.

Sendiri. Itulah yang Suri rasakan saat ini. Tertinggal tanpa ada rasa belas kasih yang terlihat dari ketiga sosok itu yang sekarang sudah mulai menghilang dari pandangannya. Kenapa? Kenapa mereka tidak mengajaknya? Apa yang salah? Kenapa hanya dirinya yang di tinggal? Derai air yang sejak tari turun kini makin lama makin deras. Kumohon jangan tinggalkan aku. Aku takut. hiks... hiks... aku ingin ikut.

🍂🍂🍂

"Suri! Suri! Bangunlah!." Ada sahutan di ujung mimpinya. Dia tidak tahu siapa yang memanggilnya. Suara itu terus terngiang di sana. Seolah – olah menarik dirinya untuk mengikuti kemana suara itu pergi. "Suri! Bangunlah! Aku mohon!"

Dengan pasti Suri melangkah kearah dimana suara itu berasal. Sampai dia bertemu dengan cahaya yang terang.

Ah! Lampu ini. dan bau ethanol yang kental. Aku masih dirumah sakit rupaya. Ketika matanya mengerjap sedikit demi sedikit. Dia mulai bisa melihat keadaan disekitarnya. Ada Alice dan Jessica yang sudah berdiri dengan wajah tangisnya. Suri terdiam. Dia bingung bagaimana bisa ada Alice dan Jessica. Sedangkan dia tadi hanya berdua dengan. Oh! Dokter Alex? Suri menatap pria itu. Wajah pria itu terlihat pias dan datar.

Apa yang terjadi sebenarnya? Kenapa mereka menatapku seperti itu?

Suri mengelap wajahnya. Hingga dia merasa ada sisa air matanya yang masih tertinggal di wajahnya. "Aku menangis?." Tanyanya pada dirinya sendiri. Melihat Suri yang masih bingung dengan keadaan saat ini. Alice mengambil tindakan untuk mendekat kearah sahabatnya itu. Dia menarik Suri kedalam pelukannya. "Aku disini. Aku disini." Ucapnya sambil menepuk – nepuk pundak Suri pelan.

"Al?"

Alice menggeleng. "Biarkan dulu seperti ini Suri. Aku hanya ingin memelukmu saja." Ucapnya. Suri melihat kearah dokter Alex yang masih menatapnya dalam diam. Sedangkan Jessica, dia sudah berhenti dari tangisnya. Wanita tua itu mencoba sebisa mungkin menahan sisa isak tangisnya. Dia tidak boleh lemah didepan Suri.

"Jess?." Jessica melangkah mendekati Suri yang memanggilnya. Dia memegang tangan Suri yang dingin dan menggenggamnya dengan erat. "Aku tidak apa – apa. Tangan mu sangat dingin Suri." Ucap Jessica.

"Kalian aneh. Apa kalian menyembunyikan sesuatu?." Tanya Suri lagi.

Alice menggeleng. "Tidak ada. Tadi, sewaktu kamu tidur. Aku kembali dari kantin setelah melihat roti croissant dan ice americano kesukaanmu. Jadi, aku meminta dokter Alex untuk menemanimu disini. Hanya karena aku merindukan mu." Jelas Alice.

"..."

Suri melihat dokter Alex yang masih tetap diam tanpa mengatakan apapun. Tanpa mau memperdulikan dokter itu. Suri mengambil tangan Alice untuk di genggamnya. "Aku disni." Ucap Suri mengikuti kata – kata Alice.

"Aku tahu." Balasnya.

🍂🍂🍂

HIM (Amethyst Florist Series 1) (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang